Archive for the ‘black note series’ Category

BLACK NOTE INTERLUDE

Posted: January 12, 2011 in black note series

APA ITU INTERLUDE:

Blacknote interlude adalah ‘jalan samping’ dari Blacknote regular. Bedanya adalah , dalam interlude , cerita akan lebih difokuskan pada latar belakang di balik kejadian pada cerita regular termasuk asal usul Blacknote dan siapa itu Joker. Sengaja dipisah , agar tidak terkesan ngelantur dan dipanjang panjang seperti kisah sinetron. Smentara cerita regular , lebih berfokus pada penggunaan Blacknote dan korbannya.. Interlude adalah penggabungan antara cerita Mantrakala dan Seratjiwa , yang tadinya dibuat terpisah . tujuannya agar lebih efisien. So , guys and gals , I hope you enjoy the story.

*******************************

ALAS SLURUP – KEDIRI , PERTENGAHAN ABAD 13

Pagi hari di Alas Slurup, begitu hijau begitu tenang. Bagaikan sebuah pagelaran alam, gemirisik daun dan gesekan ranting menjadi gamelannya , burung burung yang berkicau dan berlompatan diantara pucuk pepohonan menjadi sindennya dan binatang –binatang lain yang sesekali terlihat berlarian diantara rimbunnya pepohonan menjadi penari latar yang memeriahkan suasana. Selalu begitu setiap pagi, selalu begitu setiap hari. Tapi tidak untuk pagi ini. Kedamaian Alas Slurup terusik oleh sesuatu yang melesat cepat , menabrak apa saja yang menghalanginya. Semak –semak tersibak , ranting-ranting patah , pohon pohon berukuran kecil roboh , batu –tanah –kerikil , berhamburan kesana kemari. Burung-burung buyar berterbangan dengan panic , begitupun dengan binatang lain yang berhamburan ketakutan. Laju ‘benda’ itupun akhirnya terhenti setelah menabrak sebuah pohon besar. Daun-daun pohon itu berguguran , terdengar suara gemeretak batang yang retak , dan ‘benda’ itu terhempas ke tanah dengan keras. Itu tubuh seorang lelaki, pendekar dengan darah dan luka menghiasi sekujur tubuhnya.ia masih hidup , namun terluka parah.

“hmmm..ternyata hanya sampai disitu saja kehebatan pendekar Naga Langit yang terkenal itu….”

Seorang lelaki lain muncul. Gagah namun berwajah licik dan penuh muslihat. Ia sepertinya sama sekali tidak terluka. Sang Pendekar yang terluka dengan susah payah berusaha untuk berdiri. Setelah beberapa kali terjatuh lagi dan muntah darah, ia akhirnya bisa berdiri, namun piJakannya goyah, tubuhnya sempoyongan. Darah di mulutnya ia seka dengan punggung tangan, satu tangannya memegang dadanya yang terasa sakit. Dengan nafas yang terengah-engah dan sorot mata yang tak mau mengakui kekalahan, ia berkata dengan marah ,

“ k-kau…cu-curang…Ken Arok…uhuk..uhuk…!!!!” , kalimatnya diakhiri dengan muntahan darah segar dari mulutnya.

Lelaki terluka itu adalah Jaka Nagaprana yang dikenal dengan julukan pendekar Naga Langit. Musuhnya adalah Ken Arok, penjahat paling terkenal dan Ditakuti di wilayah kerajaan Kediri, terutama kadipaten Tumapel.

“jangan merajuk seperti bocah manja seperti itu . ini bukan latihan atau pertandingan kerajaan , dalam pertarungan sesungguhnya, apapun boleh dilakukan untuk menang….” ujar Ken Arok sedikit meremehkan.

“CiHH…!!!” Jaka meludahkan darahnya sambil menatap jijik pada Ken Arok , “ pee-perbuatanmu…sungguh …ti-tidak..ksatria….”

“hahaha…..!!! buat apa menjadi ksatria, kalau akhirnya harus mati…..!!!!”

Jaka hendak bicara lagi, namun urung saat dari kejauhan suara langkah berat yang datang mendekat. Semak dan dedaunan terdengar tersibak kasar seperti dilewati oleh badak atau babi hutan berukuran besar. Yang muncul ternyata adalah Kebo Ijo, sahabat Ken Arok yang berbadan besar, berwajah bodoh, namun tangguh dalam pertarungan. Di pundaknya ia menggendong seorang perempuan berparas menawan, berkulit halus langsat. Perempuan itu memakai kemben yang mempertegas keindahan lekuk tubuhnya terutama tonjolan dadanya. Kain yang menutup kakinya tersingkap, mempertontonkan paha yang mulus menggiurkan. Perempuan itu tidak sadarkan diri. Nafas Jaka mendengus bagai banteng marah ,

“Kinasih….” , ia menatap Ken Arok dengan tatapan penuh amarah , “ lepaskan..d-dia Ken Arok….atau…” Jaka mengatur nafas sejenak , “ atau kau ak-kan merasakan akibatnya….!!!”

Kebo Ijo membaringkan Kinasih dengan perlahan di tempat yang terlalu kotor beralaskan semak dan daun kering.

“memangnya kau bisa apa..??? ejek Ken Arok seraya mendekati Kinasih , “ayo , engkau mau apa…???”

Emosi Jaka terbakar hebat. Kinasih adalah calon istrinya yang akan dinikahinya pada musim panen mendatang, dan ia tak mau penjahat seperti Ken Arok merusak impiannya. Maka tanpa mempedulikan lukanya , ia melompat menyerang. Tapi sayangnya, tenaganya  sudah habis. Lukanya terlalu parah bahkan untuk bergerak sekalipun. Jaka tersungkur jatuh tanpa sempat menyentuh atau disentuh oleh Ken Arok. Ia pun hanya bisa memukul tanah dengan kesal karena tak mampu menolong calon istrinya. Seandainya saja tadi Ken Arok mau bertarung secara jujur, mungkin situasinya akan berbeda. Kebo Ijo mendekati Jaka, tanpa bicara dengan senyum culas ia menduduki punggung Jaka menyamping.

“heeggh…!!” Jaka semakin sulit mengatur nafas , karena tertekan oleh bobot tubuh Kebo Ijo. Tak cukup sampai disitu, Kebo Ijo menjambak rambut Jaka, menahan kepalanya sehingga tak bisa berpaling, memaksanya menyaksikan apa yang akan dilakukan Ken Arok pada Kinasih.

“kuakui kau memang pandai memilih calon istri, Naga Langit….” Ken Arok lebih suka memanggil Jaka dengan Naga Langit, “ Kinasih-mu ini benar benar cantik…” Ken Arok mengelus wajah Kinasih,

“kulitnya mulus…..”

Elusan Ken Arok turun ke leher dan dada,

“tubuh yang indah…..”

Kemben Kinasih Ditarik turun, membebaskan sepasang buah dada yang ranum. Ken Arok meremas dan memainkan putingnya.

“ooohh….”Kinasih merintih pelan, secara naluriah, tubuhnya menggeliat meski dirinya belum sadarkan diri.

Jaka hanya bisa menatap geram, tak berdaya dan putus asa melihat kekasihnya dilecehkan seperti itu. Hendak berpaling ia tak bisa karena Kebo Ijo menahan kepalanya.

Ken Arok sangat menikmati semua ini. Ia menikmati lembutnya dan empuknya payudara Kinasih. Ia juga menikmati tatapan tak berdaya dari Jaka nagaprana. Satu hal yang disukai oleh Ken Arok adalah memperkosa perempuan di depan orang yang dikasihinya. Istri di depan suaminya, anak di depan orangtuanya. Kenikmatannya terasa lebih berlipat ganda. Ken Arok melanjutkan melepas seluruh penutup tubuh Kinasih hingga telanjang bulat. Sebuah ketelanjangan yang sempurna. Tubuh Kinasih polos, mulus tanpa cela. Dengan tak sabar, Ken Arok kemudian melepas pakaiannya sendiri. Kejantannya menegang bagai bumbung bambu.Begitupun Kebo Ijo, kejantannya sekarang berdenyut tak sabar menunggu giliran. Sejenak Ken Arok menoleh pada Jaka, mengejeknya dengan sebuh senyuman, tanpa berkata apa apa. Darah Jaka mendidih dibuatnya, hatinya berontak, amarahnya sudah sulit untuk dilukiskan lagi. Sayang , fisiknya sudah tak berdaya. Jangankan untuk menyerang, bergerakpun ia sudah tak sanggup meski tanpa Kebo Ijo diatasnya. Ken Arok menotok beberapa bagian tubuh Kinasih, gadis itupun tersadar dengan cepat, nafasnya tersentak seperti baru keluar dari dalam air, matanya membuka lebar. Butuh beberapa saat sebelum Kinasih menyadari apa yang sedang terjadi. Ia pun menjengit ngeri mendapati tubuhnya tak tertutup sehelai benangpun, apalagi saat melihat seorang pria berwajah kasar berdiri di hadapannya, sama telanjang dan seperti siap untuk melahapnya. Hati Kinasih semakin hancur saat menoleh ke arah kanan menyaksikan kekasihnya, satu satunya harapan pertolongan justru sama sekali terlihat tak berdaya. Kinasih mencoba berteriak, namun ia tak bisa membuka mulut dan hanya mampu mengeluarkan suara teredam , ‘nnggmmmmm…..!!! ngnggggmmmmm……!!!!!!”

Totokan Ken Arok  tak sekedar menyadarkan Kinasih dari pingsannya, tapi juga membuat perempuan itu tak mampu menggerakan tubuh, bahkan membuka mulut sekalipun. Satu satunya anggota tubuh yang bisa bergerak hanyalah kepala.

“nnggmmmm…!!!!ngggmmm….!!!!….mmmmm….!!!” Kinasih berteriak panik, wajahnya pucat pasi saat bibir Ken Arok menyentuh payudaranya, menghisap sekuat ia bisa, sementara satu lainnya diremas kuat.

Kinasih menangis, air mata deras mengalir membasahi wajahnya, ingin rasanya ia berteriak sekeras ia bisa, namun apa daya, hanya suara tertahan yang bisa ia keluarkan. Bergantian kiri dan kanan, Ken Arok semakin rakus melahap payudara Kinasih. Bibirnya liar berputar di puting Kinasih. Kinasih makin keras mengerang, meski teredam suaranya mampu membuat Ken Arok makin bergairah. Apalagi dengan wajah dan rambut Kinasih yang kian basah oleh air mata, sungguh menggugah selera. Bibir Ken Arok tak hanya beraksi di seputar buah dada saja, tapi juga menjelajah ke sluruh bagian tubuh Kinasih, sementara payudara sang gadis tak lepas ia genggam. Ken Arok menicumi leher dan perut Kinasih dengan sangat bernafsu. Sadar tak mampu berbuat apa apa , Kinasih hanya menangis pasrah , membiarkan tubuhnya yang suci dikotori tangan sang durjana. Sesaat ia kembali menoleh pada Jaka, ada sorot mata berharap yang tersisa disana meski tipis, berharap tiba tiba kekasihnya bangkit dan menolongnya. Entah disadari oleh Kinasih atau tidak, tatapan matanya malah membuat Jaka semakin hancur lebur. Jangankan menolong kekasihnya, menolong dirinya sendiri saja ia tak sanggup. Racun yang menjalari tubuh Jaka telah menghambatnya mengatur kembali tenaga dalamnya. Setiap kali ia mencoba, darah segar mengalir dari telinga dan mulutnya. Jaka dan Kinasih hanya bisa saling berpandangan miris dan prihatin. Puas dengan hidangan pembuka, Ken Arok bersiap menikmati hidangan utama. Kaki Kinasih dibuka lebar dan Ken Arok mengarahkan kejantanannya diantara keduanya.

“ngmmm..!!!! mmm…..!!!mmmmm….!!!!”

Kinasih terbelalak ngeri, ia menjerit histeris. Sikap pasrahnya tak serta merta membuatnya siap kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini. Ken Arok mengangkat pinggul Kinasih ke arahnya, kemudian melesakkan kemaluannya yang sudah mengeras ke lubang senggama gadis itu. Paha Kinasih dielusnya lembut, kejantannnya semakin dalam berusaha menembus pertahanan Kinasih.

Kemaluan Kinasih yang masih sempit agak sedikit merepotkan Ken Arok. Kinasih pun meringis kesakitan saat kejantanan Ken Arok semakin memaksa masuk , seolah melakukan perlawanan dinding kemaluan Kinasih menjepit , seolah menahan batang itu masuk semakin dalam. Dan satu dorongan yang kuat, maka hilanglah sudah kesucian sang dara.

“hnggmmmm…..” Kinasih merintih teredam. Air mata semakin membanjiri wajah cantiknya.

Ken Arok sejenak membiarkan batangnya terbenam di kemaluan Kinasih menikmati kehangatan dan jepitan khas dari seorang perawan. Beberapa saat kemudian, ia mulai menggerakkan pantatnya dari perlahan dan semakin cepat. Kinasih menggigit bibir merasakan kemaluannya yang perih. Genjotan Ken Arok semakin cepat, tubuh gadis itu terguncang guncang maju mundur. Payudaranya yang ikut bergoyang seiring gerakan tubuh membuat Ken Arok tak tahan untuk tak menjamahnya lagi. Bagai bayi Ken Arok menciumi dan menjilati payudara Kinasih dengan penuh nafsu, puting sang gadis ia kulum dengan nikmatnya. Merasa sudah menguasai sepenuhnya Kinasih, Ken Arok membuka semua totokan di tubuh gadis itu, lalu menggenjotnya makin keras.

“aaaahhhhhlkkk……!!!!!” jeritan Kinasih akhirnya lepas juga.

Kakinya mengejang dan menyentak, tangannya keras menggenggam rerumputan di dekatnya hingga terserabut dari akarnya. Tubuhnya telah basah oleh keringat. Ken Arok mengangkat kedua kaki Kinasih dan ia sampir di bahunya, sehingga ia lebih leluasa melesakkan kejantannnya semakin dalam. Gerakannya kini menjadi lebih liar, kasar dan tak teratur.

“aaahkkk…!!!! Aaahhhh…!!!! Aaaaww…….!!!!!” Kinasih menjerit kesakitan karena permainan kasar Ken Arok. Kepalanya bergoyang ke kanan dan kiri sambil menggigit bibir, matanya yang basah terpejam kuat. Penderitaan yang dirasakan gadis itu , luar biasa tak tertahankan. Kinasih menyeringai menahan sakit saat penis kejantanan Ken Arok merobek robek kemaluannya sekaligus juga harga dirinya. Dan seakan ini menambah suasana semakin ‘menyakitkan’ , baik bagi Kinasih maupun Jaka Nagaprana, payudara sang dara diremas dengan sangat kuat

“aaahhh..amppuunn….!!!! sakiiit…..ampuuunnnn…ampuuunnn….!!!!” Kinasih memelas menyayat hati.

Dan akhirnya Ken Arok melenguh keras , “uuughhh….!!!!!”

Bagai bendungan yang bobol, sensasi kenikmatan menjalar cepat ke seluruh tubuh Ken Arok, air maninya tersembur deras di rahim Kinasih. Gadis itu hanya menutup wajah dan menangis sekerasnya diiringi derai tawa Ken Arok dan Kebo Ijo. Jaka Nagaprana bahkan tak bisa menahan air matanya untuk tak keluar. Hancur sudah semua mimpi indah yang direncanakannya. Ken Arok selesai. Kini giliran Kebo Ijo, dan itu adalah penderitaan berlipat bagi Kinasih. Tak hanya berbobot tubuh berat sehingga Kinasih sulit bernafas, permainannya juga lebih kasar daripada Ken Arok. Tak hanya ‘main depan’, Kebo Ijo juga senang ‘main belakang’. Tenaga Kebo Ijo seolah tak ada habisnya, menyodok Kinasih dari depan, lalu membalikkan tubuh gadis itu dan menyodoknya dari belakang, membaliknya lagi, dan kembali menyodok dari depan, terus begitu untuk beberapa kali. Dan setiap kali Kinasih menjerit dan memohon ampun, makin semakin kasar pula permainan Kebo Ijo. Tak heran jika Kebo Ijo menghabiskan waktu lebih lama dari Ken Arok, saat memperkosa Kinasih. Ketika akhirnya selesai, kondisi Kinasih sudah sangat memperihatinkan dan mengenaskan. Rambut berantakan, wajah kuyu yg basah oleh keringat dan air mata, mata sembab, nafasnyapun tersengal sengal. Beberapa bagian tubuhnya memar saking kerasnya permainan Kebo Ijo, darah kepewanannya mengering menodai kemulusan pahanya.

“aku ucapan selamat atas pernikahan kalian kelak , dan semoga menjadi suami istri yang berbahagia….hahahaha…” ejek Ken Arok

Ia dan Kebo Ijo lalu melesat pergi meninggalkan Jaka dan Kinasih begitu saja di tengah hutan. Sepeninggal Ken Arok, tangis Kinasih kembali meledak. Ia menelungkup di tanah, menyembunyikan wajah di balik lengan.

“kk-ki-Kinasih….” Jaka bersusah payah merangkak mendekati kekasihnya. Namun Jaka terkejut saat ia hendak menyentuhnya, Kinasih dengan keras menepis tangannya.

“jangan sentuh…!!! Jangan mendekat….!!!!” Kinasih dengan cepat bangkit, beringsut menjauh dan duduk meringkuk, bersilang tangan merapatkan kedua kakinya menempel dada.

“Kinasih…????” Jaka tak menyangka kekasihnya akan bereaksi seperti itu. Ia mencoba lagi untuk mendekat.

“tidak…!!! Pergi…!!!! Pergi…!!!! Jangan mendekat….!!!!” Kinasih melempari tubuh Jaka dengan apa saja yg bisa diraihnya, ranting pohon, kerikil ataupun tanah.

Hati Jaka semakin terpuruk, ia pun terdiam, berlutut di tanah dengan pandangan memelas pada Kinasih. Entah apa yang membuat Kinasih bersikap seperti itu, apakah karena merasa diri sudah tidak suci lagi atau merasa marah karena sang kekasih tak mampu menolongnya. Atau mungkin keduanya. Jaka memandang miris saat Kinasih semakin bertingkah seperti orang yang terganggu jiwanya. Kinasih menangis-menutup wajah, menangis – mengacak acak rambut, menangis – melempari Jaka yg sebenarnya sudah tidak lagi berusaha untuk mendekat.

“oh , Kinasih…..maafkan aku…..” gumam Jaka Nagaprana sedih.

Tangisan Kinasih mendadak berhenti. Matanya memandang tajam ke satu arah, pada satu benda yang tergeletak tak jauh darinya. Ia pun dengan tertatih tatih, tanpa menutup tubuhnya , mendekati benda itu dan memungutnya. Keris Jaka Nagaprana yang terjatuh. Keris itu diangkat dan dipandanginya dengan nanar. Jaka terhenyak, dari gelagatnya ia bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh Kinasih.

“tidak..Kinasih…jangan….!!!! jangan lak-uhuk-uhuk…..lakukan itu Kinasih….!!!”

Kinasih menoleh , menatap sendu pada Jaka.

“jangan lakukan itu Kinasih…uhuk-uhuk…..jangan…!!! lepaskan keris itu….!!!” Jaka mengerahkan segenap tenaga yang tersisa untuk berdiri. Tapi ia kalah cepat, Kinasih sudah lebih dulu menghujamkan keris ke perutnya sendiri.

“tidaakk…!!!! Kinasih….!!!!”

Kinasih roboh ke tanah bersimbah darah. Jaka menghambur secepat ia bisa dan merangkul tubuh kekasihnya yang sedang meregang nyawa. Keris yang menancap di perut Kinasih dicabut Jaka, lukanya ia tutup dengan tangan seolah itu bisa menahan derasnya darah yang mengalir. Kinasih tewas dalam pelukan Jaka. Jaka Nagaprana menangis memeluk tubuh kekasihnya. Rasa bersalah bercampur dendam bergejolak hebat di dadanya. Ia bersumpah akan membalaskan dendam ini pada Ken Arok, sampai kapanpun, sampai dimanapun, apapun yang terjadi.

“Ken Arok….!!! Tunggu pembalasanku….!!!”

****NAGA_LANGIT PRODUCTION****

Doni  membelokkan mobil BMW-nya memasuki halaman hotel trigana sambil bersiul nada ‘good fellow’ , meniru tokoh zartan di film GI JOE. Duduk di sebelahnya adalah presenter cantik Franda yang terlihat resah memandang ke luar. Di kursi belakang, Rizuki, magician berwajah manis, memasang wajah kesal sambil memain mainkan kartu dengan satu tangan. Kekesalan itu ia lampiaskan dengan membanting pintu saat turun dari mobil.

“ingat ya…!!! Kita punya perjanjian…!!!” katanya ketus.

“relax baby….i’m the man with honour….hehehe…” jawab Doni santai.

Rizuki melengos sinis lalu mengikuti Doni memasuki lobby hotel tanpa berkata apa apa lagi. Begitu pula dengan Franda yang bahkan sejak berangkat tadi tak bersuara sepatah katapun. Tak jauh dari mobil Doni, terparkir sebuah mobil terrano hitam , yang diam diam memperhatikan semua adegan tadi. Orang orang di mobil itu memang sengaja menunggu Doni di sana. Di belakang kemudi adalah Murtado, seorang penggemar berat Rhoma Irama. Hampir segala gaya dan penampilan sang raja dangdut itu ia tiru. Mulai dari gaya rambut, jambang, bahkan bulu dada. Entah Murtado menyadari atau tidak, semua itu justru malah membuat wajahnya yang pas-pasan menjadi semakin berantakan. Penampilan Murtado sangat berbanding terbalik dengan gadis cantik di sampingnya. Bukan lagi seperti beauty and the beast, tapi lebih mirip angel and demon ( atau anjing dan pemiliknya..??) Dia adalah Dita, teman kuliah Doni, dan juga salah satu korban Blacknote. Doni mempunyai dendam pada Dita karena selain tak bisa menaklukkan gadis itu (dan menodai reputasinya sebagai seorang playboy), Dita juga pernah mempermalukan Doni di muka umum saat ia menghardik Doni yang terus mengejarnya saat berada di perpustakaan kampus. Menggunakan Blacknote, Doni mengacaukan pesta pernikahan Dita. Belakangan Dita mengetahui hal tersebut dan untuk itulah ia berada disini sekarang. Kini giliran dia membalas Doni yang telah merusak hari bahagianya. Di dalam tasnya yang tersimpan di sela kursi, Dita membawa sepucuk pistol yang akan digunakan untuk membunuh Doni.

“dik Dita…apa dik Dita sudah mantap akan melakukan semua ini…???” Tanya Murtado dengan gaya bicara yang ( konyolnya) meniru suara berat Rhoma Irama. Bahasanya yang sok baku terdengar menyebalkan.

Dita tak menjawab, tak menoleh, tak beraksi apa apa. Wajahnya lurus dan kaku, pandangan ke arah lobby hotel dengan tatapan dingin dan kosong.

“maksud abang….bagaimana bila saja abang yang akan bersedia melakukan semua itu….” tata bahasa yang kacau dari Murtado , “karena apapun yang sedianya telah dilakukan daripada lelaki itu – pada dik Dita , adalah sungguh ter-la-lu……”

Dita tetap tak bereaksi. Yang beraksi justru Joker yang berada di kursi belakang. Bibirnya bergerak mencibir, lalu bergumam pelan..” dasar dangdut kapiran….”. Joker –yang masih berpenampilan ala pesulap 80-an- membuka topinya mengeluarkan sebutir apel dari dalamnya . apel itu ia lempar-lempar di satu tangan sambil menatap sebal pada Murtado yang semaking gencar mencoba menarik simpati –atau merayu- Dita. Joker tersenyum sinis. Ia hafal betul apa yang ada di pikiran Rhoma Irama palsu ini. Sudah sejak tadi ia perhatikan, Murtado selalu mencuri pandang pada dada Dita yang menonjol menggoda dari balik blousenya.

“huuuaaaaaahhhemmm………” Murtado pura pura menguap.

Tangan kirinya merentang di sandaran kursi Dita. Perlahan tangannya merayap turun menyentuh pundak Dita, dan diam disana menunggu respon. Dita tak merespon apa apa, ia masih menatap dingin ke arah lobby hotel. Tangan Murtado bergerak menyusuri bahu Dita menuju tengkuk, lalu mengelus-elusnya dengan lembut. Ia bersiul pendek mengagumi kehalusan kulit Dita. Elusan di tengkuk berlanjut menuju leher, tak berlama lama di sana tangan Murtado dengan sangat perlahan dan hati hati merayap turun menuju dada Dita. Bulatan sebelah kiri ia pijat perlahan, lalu sesaat berhenti menunggu reaksi. Satu satunya reaksi yang terjadi pada Dita hanyalah perubahan tarikan nafas yang semakin dalam, ekspresinya masih sama seperti sebelumnya. Murtado menjadi semakin berani, ia mendekatkan wajahnya menciumi – menjilati wajah dan bibir Dita dengan nafas memburu. Tangan kiri merangkul leher, tangan kanan meremas buah dada gadis itu.

Air mata tipis mengalir dari sudut mata Dita, saat satu persatu kancing bluosenya dilepas Murtado, tapi anehnya tak ada usaha perlawanan apapun darinya, tidak ada sekedar penolakan apalagi kesan ia menikmati semua itu. Meski begitu, dengan tetap dingin, Dita membiarkan Murtado leluasa menggerayanginya. Murtado melihat lelehan air mata di pipi Dita dan ia pun semakin terangsang, bahkan one way or another sikap dingin Dita membuatnya juga terangsang. Air mata Dita Ia jilati nikmat, bersamaan dengan tangannya menelusup masuk ke balik bra Dita, memainkan putingnya. Nafas Dita agak tersentak saat putingnya dipilin agak kuat, tapi tak ada upaya penolakan yang kentara. Joker menatap adegan panas di depannya dengan jenuh. Apel di tangannya ia gigit tanpa selera. Meski tak terkejut, ia tetap tak habis pikir, sempat sempatnya dalam situasi seperti ini Murtado curi curi kesempatan. Mentang mentang kaca mobil ini gelap dan spot parkirnya tidak tersorot lampu. Tapi di sisi lain, ia tak mau ambil pusing selama rencananya tetap berjalan lancar. Sambil menggigit lagi apelnya, Joker menoleh ke kanan, menatap mobil Honda CRV yang berjarak tiga mobil dari tempatnya. Dan ia tersenyum licik. Dalam hati Joker memuji dirinya sendiri, mengagumi kelicikannya mengatur semua skenario ini. Doni tak tahu jika  Dita-Murtado sedang menunggunya. Dita –Murtado tidak tahu jika ada seseorang di mobil CRV sedang menunggunya. Dan seseorang di CRV itu tidak tahu jika ia sedang masuk jebakan Joker. Joker adalah sosok misterius yang telah hidup ratusan tahun mengikuti keberadaan Blacknote. Dan setelah melewati berbagai jaman dan menunggu ratusan tahun, Joker yakin sekarang saatnyalah rencananya akan berhasil. Di jaman inilah tujuannya akan tercapai. Hal ini juga tak lepas dari kemunculannya kembali Mantrakala, pusaka pasangan Blacknote yang sempat hilang berabad-abad. Blacknote dan Mantrakala dibuat pada pertengahan abad 13 dengan tujuan untuk memperlancar jalan sejarah mewujudkan ramalan Jayabaya yang menyatakan jika kelak nusantara akan menjadi pusat dunia.

Pada awal pembuatannya, Blacknote mempunyai nama Seratjiwa. Nama tersebut kemudian berubah mengikuti jaman keberadaannya, begitupun dengan bentuk fisiknya yang secara ghaib juga berubah sesuai jaman. Sedangkan Mantrakala, hilang pada sebuah insiden berdarah. Itu sebabnya, nama maupun fisiknya tak berubah hingga sekarang. Saat ini Blacknote berada di tangan Doni dan Mantrakala berada di tangan Datuk Banteng. Tapi semua itu akan segera berubah. Dan orang yang berada di mobil CRV itu yang menjadi awalnya. Tak seorangpun dari semua yang terlibat dalam masalah ini, tahu atau menyadari jika sedang masuk ke dalam permainan Joker. Pada saatnya nanti, Joker akan ‘mempertemukan’ kembali Seratjiwa dengan Mantrakala. Dan itu akan menjadi puncak keberhasilan rencananya. Joker membandingkan pertemuan ini bagaikan St.Michael saat berhadapan dengan Lucifer yang menyebabkan kehancuran dunia. Metafora yang berlebihan sebenarnya, namun memang akan terjadi kekacauan luar biasa jika rencana Joker terwujud. Dan ia sudah tak sabar menantikan saat itu tiba. Di kursi depan, Murtado masih asyik menggerayangi Dita. Kancing blouse Dita terbuka seluruhnya, bra-nya sudah dilonggarkan, cup-nya disingkap ke atas. Murtado begitu asyik menyusu pada Dita, bergantian kiri dan kanan dengan sangat bernafsu. Dita masih juga membiarkannya, tak ada penolakan ataupun penerimaan, air mata mengalir makin deras di pipinya. Air mata itu bukan untuk Murtado. Dita menangis karena pikirannnya sedang melayang kembali pada momen momen kehancuran hidupnya. Pesta pernikahan yang awalnya berjalan sempurna dan meriah. Dita dengan bangga dan berbunga, menggandeng tangan suaminya menuju pelaminan. Saat itu ia merasa menjadi wanita paling beruntung sedunia karena mendapatkan suami yang tampan, kaya raya, baik hati dan tentu saja sangat sayang padanya. Tapi kemudian petaka itu muncul. Di tengah tengah acara resepsi, birahi Dita mendadak meninggi tak terkendali. Ia berusaha keras mengabaikan dan menekan rasa itu, namun semakin keras ia berusaha, semakin kuat pula birahi itu menerornya. Puncaknya saat ia mencium salah satu tamu pria dengan sangat bernafsu, pria yang sebenarnya tak terlalu dikenalnya. Suasana berubah canggung. Dita pun berlari keluar tanpa tujuan pasti, yang kemudian membawanya ke basement parkir. Tak mau ditemukan oleh keluarganya yang mencari, Dita lalu bersembunyi di sebuah mobil box. Di sanalah ia kehilangan kesuciannya. Dita ingin sekali menganggap kejadian di mobil itu sebagai pemerkosaan. Namun sejauh yang diingatnya, orang orang di mobil itu tak memaksanya, justru sebaliknya ia sendirilah yang sengaja menggoda mereka menyerahkan tubuh dengan sukarela untuk dinikmati mereka. Memang kemudian ia akhirnya tersadar, tapi semuanya sudah terlambat. Ia sudah kadung berada dalam cengkraman orang orang di mobil box tersebut. Kesuciannya hilang, hidupnya hancur dan masa depannya berantakan.

Ia kemudian dibawa ke tempat mereka , dimana sudah ada beberapa pria kasar lain disana. Dita tak ingat pasti berapa jumlah mereka, yang jelas kemudian ia digilir oleh mereka semalam suntuk nyaris tanpa jeda. Mereka seakan tak peduli jika Dita merasa tubuhnya telah luluh lantak, vaginanya terasa perih karena bergantian dimasuki penis berbagai ukuran. Ditambah lagi pantatnya yang perih karena beberapa diantara mereka menusukkan penisnya ke sana. Momen yang paling menyakitkan adalah saat vagina dan pantatnya diterobos bersamaan. Dita ingat, ia menangis meraung raung, menjerit sekerasnya di antara jepitan tubuh dua pria yang berkeringat. Malam yang seharusnya menjadi malam indah bulan madu telah berubah dengan kejam menjadi malam neraka baginya. Setelah puas menikmati tubuh Dita, mereka membuang tubuhnya di sebuah perkebunan teh. Tubuh Dita ditemukan oleh para pemetik, dilaporkan ke polisi untuk kemudian dibawa pulang. Dita tak pernah menceritakan apa yang telah terjadi padanya. Semenjak pulang ia hanya berdiam diri dan melamun tanpa mau bicara sepatah katapun. Meski terus didesak keluarga maupun polisi, ia tetap diam seribu bahasa, padahal visum dokter telah mengatakan tentang kekerasan seksual yang telah dialami Dita. Hanya melamun dan menangis, akhirnya Dita diputuskan mengalami gangguan kejiwaan dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Pernikahannya dibatalkan. Saat di rumah sakit jiwa itulah, seseorang mengunjunginya dan memberitahu soal Blacknote. Orang itu pula yang kemudian membantu Dita kabur dari rumah sakit sekaligus menyediakan pistol untuk membunuh Doni. Dita memejamkan mata dan menghembuskan nafas panjang, menutup semua flashback tadi. Saat membuka mata kembali, dengan cepat ia mendorong Murtado yang masih asyik menyusu agar menjauh. Murtado dengan wajah nanggung bercampur culun melongo heran saat Dita merapikan kembali blousenya. Tapi kemudian ia melihat juga, Doni sudah keluar dari dalam hotel.

“ah…kenapa cepat sekali….sungguh ter-la-lu…..”

Setelah pakaiannya rapi, Dita menyambar tasnya lalu bergegas menghampiri Doni. Murtado segera menyalakan mesin mobil bersiap untuk pergi dari sana. Joker sudah menghilang dari dalam mobil. Dengan tegang, Murtado menyaksikan Dita menodongkan pistolnya ke arah Doni, menembak tiga kali lalu menembak kepalanya sendiri. Sesaat setelah Dita roboh, Murtado segera menjalankan mobil meninggalkan hotel. Saat melirik kaca spion, ia terkejut karena ada orang yang menghampiri mayat Doni dan mengambil sesuatu dari balik jaket Doni. Meski begitu Murtado terus melaju. Instruksi dari boss-nya ; apapun yang terjadi nanti, segera tinggalkan hotel. Sepanjang perjalanan di kepala Murtado penuh dengan pertanyaan, siapa orang itu, apa yang diambilnya, dan bagaimana reaksi boss-nya jika ia melaporkan ini.

****NAGA_LANGIT PRODUCTION****

Bagai seorang sutradara yang memperhatikan para artisnya bermain , Joker mengamati semua drama yang terjadi dari bawah sebuah pohon besar. Sejauh ini semua berjalan sesuai skenario. Doni mati, Dita mati, dan Blacknote telah berpindah tangan. Sesaat setelah Dita roboh, orang di CRV segera turun dan mengambil Blacknote dari saku jaket Doni. Tadinya ia akan kembali ke mobilnya dengan segera pergi dari sana, tetapi orang orang berkerumun lebih cepat dari perkiraan. Dia pun memutuskan untuk diam diam bergabung saja dengan kerumunan, berpura pura tidak tahu apa apa. Joker yang awalnya hendak menemui langsung orang itu pun akhirnya urung. Ia pun memutuskan untuk menunggu saja di mobil CRV orang itu. Tapi mendadak Joker tertegun di tempatnya, ada keanehan yang sedang terjadi di sekitarnya. Diawali dengan angin yang bertiup lebih kencang dari sebelumnya. Ini bukan angin biasa. Dengan kewaspadaan tinggi, Joker menoleh ke sekeliling berusaha mencari penyebabnya. Tak ada yang ditemukan. Kejutan kedua terjadi di langit, guntur menggelegar sangat keras, awan awan kemudian bergerak cepat seperti opening sebuh film documenter, berkumpul di satu titik, tidak menggumpal tetapi membentuk vortex, sebuah lorong kabut berhiaskan lompatan-lompatan petir. Ini sudah di luar skenario. Tak hanya awan , lingkungan di sekitar Joker pun mendadak bergerak lebih cepat , dan semakin cepat di setiap detiknya. Orang-orang berjalan cepat , mobil polisi berjalan cepat , ambulance berjalan cepat ,semua seperti adegan film yang di fastforward. Suara suara mereka pun berubah menjadi tak jelas ,menjadi dengung dan gemuruh yang membuat kepala Joker pening. Anehnya , kejadian itu hanya dialami oleh Joker saja. Bagi orang orang lain di tempat itu , semua berjalan normal seperti biasa.

“aarrrgghh….!!!!” Joker jatuh bersujud ke tanah sambil menutup telinganya yang sakit mendengar dengung di sekitarnya.

Lingkungan sekitarnya terus bergerak semakin cepat sehingga hanya terlihat sebagai kelebatan tak jelas. Topi tinggi Joker terjatuh dan menguap menjadi asap saat menyentuh tanah bagai jatuh ke dalam larutan asam.

Di antara rasa sakitnya , Joker berusaha berpikir, mencari tahu apa yang salah dengan rencananya, apa yang telah luput dari perhitungannya, apa yang sebenarnya terjadi. Dan ia pun terkesiap, saat menyadari ada satu poin penting yang telah ia lupakan. Dan itu sudah terlambat.

“sial….!!!seharusnya tak begini ceritanya…..!!!!” teriak Joker sambil menengadah ke langit ,”aarrghhh….!!!! “ sakit di kepalanya membuat Joker kembali bersimpuh ke tanah

Suara bising di sekitarnya semakin membuatnya tersiksa. Joker memejamkan matanya kuat kuat. Sesaat kemudian lingkungan di sekitarnya berubah menjadi kilatan cahaya yang menyilaukan seolah ada yang menyalakan lampu blitz tepat di depan hidungnya. Dan tiba tiba…ZAAAAPP!!! Hening. Sunyi senyap. Seperti ada yang menekan tombol mute di remote TV. Tak ada suara, tak ada gerakan, tak ada angin, bahkan Joker merasakan tak ada pijakan, ia seakan sedang mengambang di ruang hampa udara. Joker tak membuka mata atau mencoba berdiri, nalurinya mengatakan jika situasinya belum aman untuk itu. Lalu perlahan suasananya berubah. Joker merasakan kehangatan yang akrab menerpa tubuhnya, hangat seperti sinar matahari pagi. Angin yang bertiup terasa sejuk bersahabat. Suara yang terdengar kini terasa damai dan tidak menusuk telinga. Dengan hati-hati Joker membuka mata, lalu berdiri dengan kebingungan luar biasa menggelayutinya. Ia tak lagi berada di hotel trigana. Sekarang ia berada di tengah hutan belantara yang sepertinya tak asing. Dan yang paling mengejutkan, penampilannya juga berubah. Sama halnya seperti Blacknote , Joker mempunyai nama dan penampilan yang berbeda , disesuaikan  dengan jaman keberadaannya. Joker menatap penampilannya yang seperti seorang pendekar. Joker masih sangat ingat , di jaman apa ia berpenampilan seperti ini. Dan di jaman ini namanya bukanlah Joker.

“Naga Langit…..!!!!” seseroang berteriak dari belakang.

Joker menoleh. Wajahnya langsung berubah angker, tangannya terkepal, tubuhnya tergetar oleh amarah. Dendam yang sempat terkubur berabad-abad kini meledak bagai gunung merapi.

“Ken Arok….”gumam Joker emosi.

Dan di dekat kaki Ken Arok, Kinasih tergeletak tak sadarkan diri. Ia masih hidup.

****NAGA_LANGIT PRODUCTION****

Setiap kali Murtado memasuki ruang kerja boss-nya, tidak bisa tidak, perhatiannya selalu tertuju pada sebuah lukisan besar di salah satu dinding. Lukisan itu menggambarkan sosok Nyi Roro Kidul, tapi bukan seperti lukisan yang banyak beredar di masyarakat, bahkan lukisan ini pun tak akan ditemukan di Samudra Beach Hotel, tempat yang konon menjadi tetirah Nyi Roro Kidul. Lukisan itu berbentuk persegi panjang, menggambarkan laut selatan yang terbelah dua dengan ombak yang tinggi seperti tsunami dan Nyi Roro Kidul sedang berjalan di tengahnya lengkap dengan pakaian khasnya. Di tepian pantai, sekelompok orang bersimpuh sambil mengatupkan tangan, memujanya sang penguasa pantai selatan dengan takzim. Entah siapa pelukisnya, tak ada keterangan apapun di sana seperti umumnya lukisan.Yang pasti lukisan ini luar biasa indah, terasa hidup dan sangat bernuansa mistis. Entah karena memang seperti itu atau karena kepiawaian sang pelukis memainkan warna sehingga terkesan hidup.

“ehemm…!!!”suara dehem boss-nya yang sudah memasuki ruangan mengagetkan Murtado. Ia pun bergegas mendekat dan mencium tangan sang boss

“selamat malam , datuk…”  nada bicaranya biasa saja, tidak sok dangdut seperti tadi. Hanya di depan boss-nya , Murtado bicara normal. boss-nya adalah Datuk Banteng.

“duduk…!!!”

“iya datuk….”

Datuk Banteng duduk berhadapan , terpisahkan oleh sebuah meja kerja.

“jadi , tugas sudah dilaksanakan..???”

“sudah datuk , semua berjalan lancer. Doni mati , dan dik Dita..eh-anu , maksudnya Dita juga mati…” secara singkat Murtado melaporkan kronologis kejadian di hotel trigana tadi. Tentu saja minus saat ia menggerayangi Dita di mobil.

“hmmm…” Datuk Banteng mengangguk angguk sambil mengelus jenggot. Matanya menatap tajam pada Murtado seperti sedang mencurigai sesuatu, “benar semua lancer , tak ada masalah..???”

“betul datuk…” Murtado mulai berkeringat.

“yakin…???”

“yakin datuk…eh-kecuali…..” ia lalu menceritakan tentang orang yang mengambil sesuatu dari balik jaket Doni. Ada perubahan ekspresi dari Datuk Banteng saat mendengarnya.

“kamu tahu siapa orang itu…???”

“tidak , datuk….”

“pernah melihat sebelumnya…??”

Murtado berpikir sejenak sebelum menjawab “eh…sepertinya …belum pernah datuk….”

Datuk Banteng terdiam sambil terus menatap Murtado penuh selidik. Murtado menunduk cemas, tak berani mengangkat kepala apalagi menatap. Ia merasa telah melakukan kesalahan yang ia sendiri tak tahu apa.

“kamu tahu apa yang diambil orang itu…???”

“ehh..se-sebuah buku ,datuk…”

“buku apa..???”

“sa-saya..tidak t-tahu datuk…pokokknya warnanya hitam…”

Murtado semakin terintimidasi oleh tatapan Datuk Banteng. Dalam hatinya terus bertanya tanya, ‘salah gue apa’ , ‘salah gue dimana’.

“ya sudah…” kata Datuk Banteng akhirnya  , “kerja yang bagus…”

Tubuh Murtado terasa lebih ringan, ia menghembuskan nafas lega sambil menyeka keningnya yang berkeringat. Ia pun semakin merasa lebih baik saat melihat wajah Datuk Banteng yang santai apalagi kemudian Datuk Banteng  berkata , “hadiah kamu ada di ruang nirwana…ambil sendiri ke sana…”

“terima kasih datuk , terima kasih…” hati Murtado menari nari kegirangan.

“tapi ingat aturannya….”

“iya datuk, tidak boleh menyentuh minuman apapun yang ada di sana…”

“hmmm..ya sudah, pergi sana…”

“iya datuk, permisi datuk….” Murtado mencium tangan Datuk Banteng, lalu berjalan santai menuju pintu. Namun baru juga ia menyentuh gagang pintu , Datuk Banteng berseru , “tunggu dulu…!!!”

Hati Murtado mencelos, dengan berdebar debar dan ketakutan ia berbalik , “a-a-ad-ada ap-apa datuk…???”

“kamu lihat Joker…???”

“Siapa , datuk.. ???” yang terbayang olehnya adalah sosok Joker dalam film batman : the dark night.

“Joker, laki laki pakai baju pesulap jaman dulu, topi tinggi….”

Dahi Murtado berkerut ,”maaf datuk , pesulap satu satunya yang saya lihat di sana cuma Rizuki saja datuk, tidak ada lagi yang lain….”

Datuk Banteng terdiam, wajahnya kembali berubah angker. Ia memutar kursi menghadap ke arah lukisan Nyi Roro Kidul dan menatapnya lama. Murtado berdiri di depan pintu, kebingungan harus bagaimana. Keluar ruangan tak berani, apalagi bertanya. Dengan gelisah ia bergantian menatap Datuk Banteng dan lukisan, berharap ada jawaban atau keputusan ia harus bagaimana. Dan ketika kemudian akhirnya Datuk Banteng menyuruh pergi, tanpa buang waktu lagi ia segera keluar, setengah berlari menuju ruang nirwana. Selain tak sabar mengambil hadiahnya, ia juga takut Datuk Banteng memanggilnya lagi. Sepeninggal Murtado, Datuk Banteng masih terus menatap lukisan dalam diam, sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kurang lebih satu jam kemudian, ia baru berbalik dengan wajah kesal. Ada satu kesimpulan yang baru saja ia pikirkan. Joker telah mengkhianatinya.

****NAGA_LANGIT PRODUCTION****

Datuk Banteng mungkin seorang antagonis. Tapi ia adalah orang yang pandai mengambil hati dan meraih kesetiaan anak buahnya. Ia tak ragu member hadiah istimewa untuk anak buahnya yang berhasil menjalankan tugas dengan baik, apalagi jika tugas itu sulit dan beresiko tinggi. Dan juga sebaliknya, Datuk Banteng juga tak segan member hukuman berat bagi anak buahnya yang mengacau. Reward and punishment yang berimbang, membuat Datuk Banteng disegani dan dipatuhi anak buahnya. Ruang nirwana, tempat Murtado mengambil hadiah adalah ruang rekreasi, one stop relaxation. Ruang itu dilengkapi whirlpool, tempat tidur untuk pijat, aroma therapy, sofa merah melingkar dengan meja kaca di tengahnya , dan tentu saja minibar lengkap berisi berbagai minuman. Janji Datuk Banteng, setelah tugasnya selesai, Murtado akan mendapatkan ‘pijat plus’ disana. Semua fasilitas disana boleh digunakan Murtado, kecuali minuman di bar yang memang dikhususkan hanya untuk tamu saja. Tak heran Murtado begitu bersemangat menuju ruang nirwana yang berada di sayap selatan padepokan satrialoka. Murtado berharap, pemijatnya nanti bukan hanya berwajah cantik tapi juga berdada besar dan berbody aduhai. Setidaknya setipe dengan Dita yang tadi ia nikmati dengan tanggung pun tak apa apa. Tapi Murtado yakin dengan pilihan Datuk Banteng yang mempunyai selera tinggi akan perempuan. selama di padepokan satrialoka. Murtado belum pernah melihat ada perempuan yang tidak cantik berkeliaran disana. Jantung Murtado berdebar debar saat membuka pintu, harap harap cemas dengan perempuan seperti apa yang telah menunggunya. Hawa sejuk dan harum menyambut Murtado saat memasuki ruangan, rasanya seperti memasuki studio 21. Suara Diana Krall mengalun merdu dari sebuah CD player. Mata Murtado langsung tak sabar mencari sang pemijat. Dan Murtado terhenyak. Matanya terbelalak tak percaya, mulutnya menganga  sedikit berliur, jantungnya serasa berhenti, lututnya gemetar. Ia terpesona akan kecantikan dan kesexy-an perempuan itu. Sang pemijat berdiri di sisi tempat tidur, cantik meski berwajah murung, kulitnya putih bersih, dadanya besar seperti yang diharapkan, tubuhnya hanya tertutup lilitan kain putih, setengah dada setengah paha.

Yang paling membuat Murtado ternganga adalah bahwa perempuan ini bukanlah perempuan biasa. Dia adalah artis cantik MagdaLena. Tanpa sadar Murtado menggaruk-garuk selangkangannya yang membesar. MagdaLena sendiri agak terkejut melihat kemunculan Murtado. Ia memang diperintahkan Datuk Banteng untuk melayani seseorang, namun ia tak menyangka orang yang harus dilayaninya adalah kloningan gagal Rhoma Irama.

“lu-arrr bi-aa-saa….” logat konyol Murtado muncul lagi. “engkau adalah bagaikan bi-da-dari surga yang akan menjadi turun dari kah-ya-ngann…..”

Dalam situasi berbeda, Lena mungkin akan tertawa mendengar logat palsu Murtado, ditambah tata bahasa yang kacau balau. Tapi saat ini, ia tak sedikitpun merasa lucu , ia malah ingin menampar mulut monyong Murtado sekerasnya. Lena berharap sex behavior pria ini tak seaneh gaya bicaranya. Murtado tak membuang waktu. Tangannya langsung dengan nakalnya mengelus setengah buah dada Lena yang tersembul keluar,

“hmmm…muu—luss se-ka-lii……”

Lena tak menyembunyikan ekspresi jijik di wajahnya. Jari jemari Murtado liar menari di setengah dadanya terutama di belahannya. Tanpa melepas kain penutupnya, Murtado meremas bersamaan kedua buah dada Lena. Empuk dan besarnya, belum pernah ia rasakan sebelumnya. Murtado lalu berjongkok, merangkul paha Lena, menikmati kemulusannya menggunakan tangan dan pipinya. Sensasi yang sulit diungkapkan saat pipinya yang kasar bersentuhan dengan paha Lena yang mulus. Tak hanya pipi, Murtado menikmati paha Lena dengan menjilatinya dan mengendusnya dengan hidung, meresapi keharuman paha sang jelita.

“ohhmmm…” Lena merintih geli , sedikit terangsang. Dalam hatinya ia mengeluh  , meratapi nasibnya yang harus melayani nafsu laki laki berbentuk ‘menggelikan’ seperti Murtado, penampilannya yang ( maunya ) meniru Rhoma Irama, malahan membuat Lena ingin muntah. Perasaan ingin muntah semakin menjadi saat Murtado berdiri dan dengan lagak bak striper pria, ia melepas pakaian satu persatu. Untung Lena masih bisa menahan diri.

Sosok Murtado tanpa pakaian, ternyata lebih parah lagi. Kulitnya lusuh seperti yang jarang mandi ( mungkin benar), bulu dada nangggung yang malah membuatnya mirip blanka , salah satu karakter monster di game populer street fighter. Satu hal yang setidaknya membuat Lena lega , penis Murtado tidak oversize, alias normal normal saja. Murtado berjalan menuju whirlpool sambil menggandeng tangan Lena. Gadis itu terlihat pasrah-pasrah saja karena tak punya pilihan. Dengan perlahan Murtado memasuki kolam, air merendam tubuhnya sebatas dada. Ia menikmati sentuhan air di kulitnya, dengan memejamkan mata, merentangkan tangan pada tepian kolam yang melingkar,

“aahhhh….semm-purr-na……”

Sebenarnya akan lebih nikmat lagi jika berendam sambil menikmati minuman yang tersedia di mini bar, tapi Murtado tak berani melanggar larangan Datuk Banteng.

“lho…dik Lena.. mengapa hanya ber-di-am diri be-gi-tu…ayo masuk , mari kita berr-sann-taiii….”

Lena mulai berharap ia memegang pistol untuk menembak mulut Murtado, ia sudah tak tahan mendengar logat konyolnya itu. Dengan enggan, Lena melepas kain penutup tubuhnya. Murtado pun tercekat, ia tersedak oleh ludahnya sendiri hingga terbatuk batuk. Seumur hidup, belum pernah ia menyaksikan langsung tubuh telanjang seindah dan semulus Magdalena, buah dada besar yang selama ini hanya menjadi fantasinya saja, kini tersaji di depan mata, berpadu proporsional dengan kulit mulus dan vagina yang membuatnya penasaran.

“saya kan melayani kamu. Tapi jangan minta yang aneh aneh ya….!!!” kata Lena datar sebelum memasuki kolam.

“dik Lena tak perlu khaa-waa-tiir…..abang rhido adalah seorang genn-teell—meenn……”

Lena menghela nafas. Pistol saja rasanya tidak cukup untuk membungkam mulut itu , Lena berpikir ingin membungkam mulut Murtado dengan bom. Baru juga Lena melangkahkan kakinya memasuki kolam, Murtado yang sudah sangat bernafsu, langsung menerkamnya, menariknya hingga terjatuh keras ke dalam air. Cipratan air membuncah hingga ke luar kolam.

“aduhh..!!! pelan pelan dong….!!!!”

Murtado mengabaikan protes Lena. Ia sudah lapar dan tak sabar ingin segera melahap sang artis cantik Lena magdaLena. Sambil berendam Murtado memeluk Lena dari belakang, menciumi tengkuk dan leher Lena dengan rakus, meremas buah dadanya dengan galak. Lena meringis kesakitan, tangan Murtado ia pukul pukul.

“iihhh….!!! Ihhhh…!!!! Jangan kasar gitu dong…..!!! biasa aja deh….!!!!”

Apa peduli Murtado. Nafsu sudah terlanjur menguasai dirinya. Semakin Lena protes, malah semakin kuat ia meremas buah dada montoknya itu. Tubuh Lena menggeliat-geliat berusaha melepaskan diri, rona memerah kini mewarnai kulit putih buah dadanya. Akhirnya Murtado melepaskan juga remasannya, tapi itu tak membuat penderitaan Lena berakhir. Lelaki itu memeluk Lena sangat erat, sengaja menekan kuat payudara Lena di dadanya. Menyenangkan bagi Murtado karena dapat merasakan kenyalnya dada Lena, tapi menyakitkan bagi Lena karena terjepit lengan Murtado, belum lagi kesulitan untuk mengambil nafas terutama setelah Murtado melumat bibirnya dengan ganas.

“mmmhh….!!!!…mmppp….MHH……!!!!!” Lena kelabakan.

Ia mencoba mendorong dan memukul bahu Murtado, berharap lelaki itu melepasnya atau minimal tidak bermain terlalu kasar. Alih alih begitu, Murtado malah makin ganas dan bernafsu, pelukannya makin erat. Lepas dari bibir, ciuman Murtado menyusur leher, terus menurun hingga buah dada Lena. Dengan penuh nafsu, ia langsung memainkan puting Lena. Puting itu ia tarik dan hisap dengan mulutnya, menjilati pinggirannya, mengulumnya dan menggigitnya penuh nafsu.

“aahhh…oohh…ahhhh….” Lena menggelinjang, suka atau tidak ia mulai terangsang oleh hisapan kasar Murtado di dadanya.

Murtado keluar dari air, duduk di tepian kolam lalu meraih kepala Lena dan mengarahkan ke penisnya. Lena sejenak melirik marah pada Murtado, namun kemudian penis pria itu ia masukkan juga ke dalam mulutnya dengan pasrah. Seluruh pengetahuannya tentang oral sex, ia terapkan saat itu, hanya sekedar ingin semua ini cepat selesai. Penis Murtado ia kulum, kocok, jilat dan hisap, membuat Murtado bergetar dan mengerang saking nikmatnya. Selanjutnya untuk beberapa saat, kepala Lena bergerak maju mundur merasakan mulutnya yang penuh oleh penis yang berdenyut denyut riang.

Tangan Murtado menjulur ke bawah, meraih lagi dada Lena yang menggantung. Efek dari remasan itu membuat gerakan kepala Lena semakin intens, permainan lidahnya pun semakin liar. Jika terus berlanjut maka permainan akan lebih cepat selesai. Murtado tak menginginkan itu. Cukup sudah bermain air. Saatnya main pijat-pijatan. Keduanya keluar dari kolam, mengeringkan tubuh dengan handuk (Murtado dengan senang hati mengeringkan tubuh Magdalena ), lalu pria itu berbaring telungkup di tempat tidur berseprai putih dengan satu bantal putih yang terasa nyaman. Agak sulit juga Murtado mengatur posisi yang nyaman ketika penisnya masih menegang. Dengan lesu, Lena duduk di tepian tempat tidur, memijit bahu Murtado sebagai permulaan. Ia sebenarnya ingin menutup tubuhnya, setidaknya dengan handuk, tetapi Murtado melarangnya. Pijatan di bahu tak berlangsung lama karena lelaki itu mengingkan ‘pijatan’ lain.Lena menghela nafas. Setiap pria yang pernah menidurinya selalu menginginkan hal yang sama. Lena menaiki tubuh Murtado, menindihnya, memijat punggung lelaki itu menggunakan buah dada sambil bergerak naik turun.

“wahh…maan—taap see-kaa-liii……!!!”

Seandainya saja adegan pijat memijat itu direkam dan disebarluaskan, pastinya akan banyak lelaki yang marah dan patah hati karena iri pada keberuntungan Murtado. Betapa tidak, seorang pria lusuh, berwajah seabstrak lukisan Picasso, tapi bisa menikmati ‘thai massage’ dari perempuan seperti Magdalena, yang tak hanya berwajah cantik, tapi juga berkulit halus, berdada besar dan berbodi aduhai. She is definitely every man fantasy. Betapakah tidak cemburunya pria di seluruh dunia menyaksikan Lena bergerak naik turun di atas punggung Murtado, buah dada menekan punggung dan putingnya yang menggelitik nikmat. Dan betapa patah hatinya semua pria, ketika Murtado berbalik menimati  ‘thai massage’ dengan dada, wajah konyolnya mengekspresikan kenikmatan luar biasa saat puting mereka saling beradu, saat Lena memberi  selingan dengan menjilati dan menyedot puting Murtado.

“uughh…man-taaap….”

Lena menjilati tubuh Murtado , memberinya ‘mandi kucing’ hingga ke bawah dan sekali lagi mengoral penis lelaki itu. Tetapi kali ini tak berlangsung lama, karena Murtado sendiri sudah tak tahan lagi ingin segera merasakan kehangatan sebenarnya dari tubuh Lena.

Dengan cepat mereka berganti posisi, Lena terlentang di atas kasur, Murtado di atasnya. Diciuminya bibir sexy Lena dengan bernafsu, tangannya aktif menggerayangi gunung kembar gadis itu. Sejuknya hembusan AC membuat suasana kian erotis. Gigi Murtado dengan gemas menggigiti pelan puting Lena dan memberi  kenang kenangan berupa cupang merah di mulusnya buah dada gadis itu. Baru kemudian ia menempatkan penisnya di depan lubang vagina gadis itu .

“pelan pelan ….” Lena bergumam memohon

Murtado mengangkat pinggul Lena ke arahnya dan menyelipkan penisnya yang keras di mulut vagina gadis cantik itu. Secara naluriah, Lena mencoba menjauh  yang justru malah memberi kesenangan pada Murtado karena persinggungan tubuh mereka. Murtado memang tak punya banyak pengalaman bercinta dengan perempuan, tapi ia punya banyak referensi dari koleksi film bokep miliknya. Meniru salah satu adegan yang ia ingat, Murtado mengelus elus paha Lena yang terbuka lebar sambil terus melesakkan penisnya semakin dalam. Sejenak ia berhenti untuk menikmati pijatan vagina yang meski bukan perawan tapi tetap rapat. Begitu sempit, begitu hangat, begitu basah. Cara seperti itu rupanya efektif juga membangkitkan gairah Lena. Entah karena dorongan birahi atau karena ingin semua ini cepat selesai, ia ingin sekali Murtado menusukkan penisnya lebih dalam lagi hingga ke ujung. Dan ketika akhirnya Murtado melakukan itu, gelombang kenikmatan menghantam Lena bagai tsunami dan secara reflex ia meremas pantat Murtado, mendorongnya agar masuk lebih dalam lagi. Murtado mulai bergerak maju mundur menggenjot tubuh Lena sambil memegangi pinggang gadis itu.

“uuhhh…aahhhh…..” Lena tak bisa menahan erangannya, tangannya meremas remas sprei putih itu hingga acak acakan.

Ia memutuskan untuk menikmati saja semua itu dengan memejamkan mata, membayangkan jika yang sedang menindihnya adalah seorang pria tampan. Tanpa sadar Lena menggerakan pantatnya  saat genjotan Murtado sejenak berhenti. Murtado tersenyum melihat Lena lebih reaktif, ia pun memutar mutar pantatnya, mengaduk aduk vagina Lena dengan penisnya.

“oooh…..ooauhhhh…ooohh…..hsmmsjhhhh…..” rintihan Lena makin kentara , makin membuat Murtado terangsang. Rasa perih bercampur nikmat dirasakan Lena dari vaginanya yang penuh oleh penis lelaki itu. Murtado pun melenguh nikmat merasakan gesekan sensasional rapatnya dinding vagina Lena. Selama beberapa saat yang terdengar di kamar itu hanyalah gesekan penis Murtado diringi erangan erotis Magdalena dengan latar belakang lagu smooth jazz dari CD player.

“dik Lena…ayo kita ganti posisi…”

Tanpa banyak bicara Lena mematuhinya. Murtado kini terlentang di kasur, Lena berada di atasnya. Gadis itu menggenggam penis Murtado dan diarahkan ke vaginanya. Lena dengan perlahan menurunkan tubuhnya, ia dan Murtado pun berdesah bersamaan saat penis pria itu kembali melesak masuk. Magdalena bergerak naik turun di atas penis Murtado. Buah dadanya kembali menjadi obyek remasan tangan ‘Rhoma Irama’ gagal tersebut.

“yah…terus…terus….uughhhh…..” semakin cepat Lena bergerak, semakin kuat remasan Murtado.

Pada satu momen , Murtado meminta jeda , ia menarik tubuh Lena hingga bibir mereka bertemu. Keduanya berciuman dengan ganas , lalu Lena melanjutkan goyang pinggulnya. Murtado berganti gaya lagi. Lena mengeluh dalam hati, namun tak mengungkapkannya langsung. Tubuh Lena ia baringkan menyamping lalu vaginanya ia tembus dari samping. Rupanya gaya yang satu ini terasa lebih nyaman bagi Murtado sehingga memutuskan akan menghabisi Lena dengan cara seperti ini. Sambil terus menggenjot, buah dada Lena ia remas seolah tak ada puasnya. Tubuh ‘beauty and demon’ itu kini sudah sama sama berkeringat, keduanya saling memacu tubuh. Saat akhirnya Murtado mencapai klimaks, ia dengan cepat mencabut penisnya dan menyemburkan spermanya ke wajah Magdalena.

“oohhh…seem—purrr—naaa…aaahhhh…..”

Tadinya Lena sempat lega, karena mengira semuanya sudah selesai. Namun ternyata Murtado hanya rehat sejenak untuk kemudian menyetubuhinya lagi selama beberapa jam ke depan. Kali ini Lena tak bisa menahan air matanya. Dalam hati ia mempertanyakan apa dosanya sehingga harus terjerat oleh jaring nafsu Datuk Banteng dan anak buahnya.

MARKAS MILITER JEPANG , DESA CIGOLONTOR – 1943

Matahari bersinar redup terhalang awan. Pimpinan camp, kapten Yoshida, berdiri di sisi lapang tembak meyaksikan eksekusi mati lima orang pejuang Indonesia. Wajah bengisnya  menyeringai puas menyaksikan lima orang yang selama ini menjadi pengganggu akhirnya akan menemui ajal. Mereka adalah pentolan pemuda pejuang yang kerap merepotkan tentara Jepang. Kapten Yoshida yakin kematian mereka akan meruntuhkan mental dan semangat pejuang lain untuk terus melakukan perlawanan. Regu tembak sudah bersiap di posisi , senjata terarah pada kelima pejuang Indonesia tersebut. Sang komandan regu mengangkat samurai memberi aba aba dalam bahasa jepang ,
“bersiap…!!!”

“bidik…..!!!!”

“tembak….!!!!”

Sesaat sebelum peluru merenggut nyawa mereka, para pejuang itu berteriak nyaris bersamaan ,

“MERDEKA…!!!”

Kapten Yoshida menghela nafas. Sejujurnya ia kagum pada keteguhan hati para pejuang itu. Sebelum dihukum mati, mereka telah melwati berbagai penyiksaan terlebih dahulu, tetapi mereka tak pernah menunjukkan tanda tanda akan menyerah. Mereka tetap teguh dan konsisten memegang prinsip, merdeka atau mati. Seandainya saja mereka bukan musuh. Komandan regu tembak mendekati kelima orang tadi, menusuki mereka dengan samurai untuk memastikan kematian mereka. Ia lalu melapor pada kapten Yoshida sebagai etiket resmi dalam militer. Kapten Yoshida mengangguk puas lalu berbalik untuk kembali menuju ruangannya. Regu tembak baru membubarkan diri setelah kapten Yoshida menjauh.

Berjalan menuju ruangannyaa, kapten Yoshida sibuk mengatur rencana, apa yang akan dilakukannya hari ini. Minum sedikit sake, beristirahat sejenak, menyiksa dan menginterogasi tahanan, lalu mencicipi kiriman jugun ianfu terbaru. Enam orang wanita, semuanya cantik, satu diantaranya keturunan Belanda. Sepertinya hari ini akan sangat menyenangkan. Namun bayangan akan hari yang menyenangkan mendadak buyar saat kapten Yoshida tiba di ruangannya. Ia terkejut ada orang pribumi yang sudah menunggunya disana ,

“konichiwa , Yoshida-san…”

Yoshida dengan cepat mencabut pistolnya dan menodongkan pada orang itu , seraya berseru dalam bahasa Jepang ,

“siapa kau..??? bagaimana bisa masuk kesini…???”

Ruangan kapten Yoshida dijaga ketat oleh tentara, seharusnya tidak ada yang bisa keluar masuk dengan mudah, apalagi sampai tidak diketahui penjaga.

“namaku Datuk Banteng, Yoshida-san….” Ia bicara dengan bahasa Jepang yang fasih , “tetapi jika itu sulit untuk lidah anda, cukup panggil saya Kairo…”

Yoshida sedang mempertimbangkan antara menembak orang ini atau memanggil penjaga.

“saya tidak bermaksud jahat pada anda……”

Tapi jika orang ini bisa masuk tanpa diketahui, pastilah dia bukan orang sembarangan.

“…sebetulnya , saya punya penawaran kerja sama untuk anda…..”

Tetap menodongkan pistolnya, Yoshida memperhatikan sekeliling, mewaspadai kejutan lain yang mungkin muncul , “ lalu kenapa saya harus bekerja sama dengan anda..??”

“karena kerja sama ini akan menguntungkan untuk kita berdua. Dan saya jamin, tidak ada tipuan atau jebakan….”

Yoshida bimbang untuk percaya atau tidak. Sebagai pribumi, orang ini patut dicurigai, apalagi belakangan ini perlawanan terhadap pendudukan Jepang semakin gencar. Tapi di sisi lain, cara bicara dan karisma orang ini seakan mampu menggiring hati Yoshida untuk mempercayainya. Datuk Banteng dapat merasakan kembimbangan itu. Ia pun tersenyum bijak lalu berkata ,

“sebagai wujud itikad baik , saya telah membawakan anda hadiah , Yoshida-san….”

“hadiah..??” Yoshida mulai tertarik

“ada di sana…” Datuk Banteng menunjuk pada sebuah kamar di ruangan itu, kamar tempat kapten Yoshida biasa meniduri atau tepatnya memperkosa para jugun ianfu baru.

Yoshida beringsut perlahan menuju kamar itu, tanpa menurunkan kewaspadaan dengan pistol tetap mengarah pada Datuk Banteng. Pintu kamar dibukanya dengan sangat hati hati, ia bersiap untuk kemungkinan yang terburuk. Dan Yoshida memang terkejut. Tapi begitu, ia tetap memasuki kamar itu untuk memeriksa hadiahnya. Beberapa saat kemudian ia keluar dengan kewaspadaan yang sedikit mengendur, pistolnya tetap ia pegang namun tak lagi diarahkan pada Datuk Banteng.

“bagaimana Yoshida –san ,….suka dengan hadiahnya..???”

“kerjasama apa yang anda mau..???” Yoshida balik bertanya. Datuk Banteng tersenyum , rencananya setengah berhasil.

“saya membutuhkan tentara anda , Yoshida san . tak banyak , cukup sepuluh orang saja…”

“untuk apa..??” kecurigaan Yoshida muncul kembali.

Datuk Banteng lalu menjelaskan tujuannya kenapa ia membutuhkan sepuluh tentara Jepang. Beberapa bagian sengaja ia samarkan agar Yoshida tak curiga atau mengetahui tujuan sebenarnya.

“jika anda bersedia, saya akan membawakan lagi hadiah seperti itu, khusus untuk anda , Yoshida-san…”

Tawaran ini sebenarnya menarik hati Yoshida. Namun sedikit kecurigaan yang tersisa di hatinya, terus memberi peringatan agar tak sepenuhnya percaya pada lelaki di hadapannya ini. Walau bagaimanapun juga, Datuk Banteng atau Kairo adalah orang pribumi yang harus diwaspadai. Setelah beberapa saat berpikir, Yoshida akhirnya menyarungkan kembali pistolnya. Ia memutuskan untuk percaya. Dengan sumringah, Datuk Banteng menglurkan tangan ,

“jadi kita sepakat…???”

Yoshida menyambut uluran tangan itu sambil tersenyum tipis , “ ya , …kita sepakat…”

Sebuah perjanjian berbahaya baru saja dibuat. Perjanjian yang mungkin saja akan merubah jalannya sejarah. Sementara itu di dalam kamar, hadiah Datuk Banteng yang berupa tiga perempuan cantik dengan tangan terikat dan mulut tersumpal, semakin cemas menanti nasib buruk yang akan menimpa mereka. Nasib yang akan menjadi mimpi mereka yang terburuk. Para hadiah itu adalah : Sandra dewi , shireen sungkar ,dan zaskia sungkar.

***TO BE CONFUSE***
****************

BLACK NOTE 4

Posted: January 12, 2011 in black note series

Grill chicken al horno. Masakan lezat terbuat dari fillet ayam yang dipanggang dan dicampur dengan white wine ataupun lemon. Dari aromanya saja , kelezatannya sudah terbayang dan memancing selera makan. Apalagi jika yang membuatnya adalah chef Farrah Quinn yang bukan hanya jago memasak , tapi juga mempunyai body yang indah dipandang. Dan meskipun Farah membuat masakan ini dengan wajah ditekuk dan cemberut , namun tetap tak mengurangi kelezatan masakannya.

Padepokan Satrialoka adalah  tempat Farah Quinn berada sekarang. Di dapurnya yang mewah, bersih dan lengkap, Farah menyiapkan makanan yang diinginkan sang pemilik padepokan ini untuk menjamu makan malam dua tamu ‘istimewanya’. Padepokan Satrialoka resminya adalah sebuah perguruan silat tenaga dalam yang dipimpin oleh seseorang yang menamakan dirinya Datuk Banteng, entah siapa nama aslinya tak ada seorangpun yang tahu. Belakangan padepokan ini berkembang bukan hanya menjadi tempat latihan silat, tetapi juga membuka klinik pengobatan alternatif dan beberapa bisnis publik seperti perkebunan, perdagangan, dll. Padepokan ini juga kemudian menjadi sentra pengatur jaringan bisnis milik Datuk Banteng yang ternyata sudah luar biasa maju pesat. Fasilitas di padepokan Satrialoka semuanya serba lengkap dan mutakhir. Datuk Banteng rupanya tak setengah setengah dalam membangun ‘kerajaan’ kecilnya ini. Dan dapur adalah salah satu diantaranya. Apapun yang dibutuhkan Farrah, baik itu peralatan masak ataupun bahan makanan semuanya tersedia. Kalaupun tidak, Datuk Banteng hanya tinggal tunjuk tangan, anak buahnya akan segera mencarikannya dalam waktu relatif cepat.

Dengan fasilitas selengkap itu, seharusnya tak ada masalah bagi Farrah untuk membuat masakan apapun yang dia mau atau yang diinginkan Datuk Banteng. Namun bagi Farrah, semua itu tak ada bedanya. Seandainya saja ia berada disini atas kemauan sendiri mungkin ceritanya akan lain. Datuk Banteng telah ‘menculiknya’ ke tempat ini, menjadikan dirinya ‘budak’, baik di dapur ataupun tempat tidur. Melawan bukanlah pilihan yang bijak, konsekwensinya lebih berat. Ia tak mau apa yang terjadi pada Sandra Dewi juga menimpa dirinya dan kepatuhan pun mejadi satu satunya pilihan yang logis. Yang terberat dari semua ini bukanlah pada memasak atau mengolah makanannya. Sebagai koki yang mempunyai acara masak sendiri di televisi, tentunya hal tersebut bukan masalah bagi Farrah Quinn. Yang menjadi masalah berat baginya, ia harus memasak hanya memakai celemek dapur alias apron saja, tanpa memakai pakaian apapun di baliknya, tidak juga pakaian dalam sekalipun. Farrah Quinn mempunyai bentuk tubuh yang sexy terutama bagian dadanya yang menonjol besar. Bisa dibayangkan bagaimana sebuah apron sebenarnya tak terlalu efektif menutup tubuhnya. Apalagi bagian belakang apron sama sekali tak tertutup, hanya ada tali tali dan sabuk kecil. Punggung mulus dan pantat montok Farrah terbuka bebas. Farrah Quinn memasak dengan hanya ber-apron, sungguh pemandangan yang menggoda mata pria manapun yang melihatnya. Dan malam ini yang beruntung bisa menyaksikan pemandangan indah tersebut adalah Dzulkfli alias Bajul, anak buah Datuk Banteng yang ditugaskan mengawasi Farrah. Dan rupanya Bajul tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Selama Farrah sibuk memasak, Bajul ikut ikutan ‘sibuk’ menggerayangi tubuh koki cantik tersebut terutama buah dadanya yang tak bosan bosan ia remas. Bahkan pada satu kesempatan, selagi menunggu masakan matang, Bajul menyuruh Farrah untuk mengulum penisnya yang sangat  terpaksa Farrah lakukan.

“Minggir , udah matang nih….” ujar Farrah ketus sambil memukulkan spatulanya pada tangan yang sedang meremas remas dadanya.

“aduuhhh….!!! Galak amat sih ….” kata Bajul mundur sambil mengelus elus tangannya yang sakit.

Farrah mengeluarkan masakannya dari oven, mendinginkannya sejenak, lalu memindahkannya  ke atas piring. Hidangan terakhirnya sudah siap dan tinggal membawanya ke ruang makan.

“jangan lama lama yang neng…abang udah gak tahan nih..hehehehe…” kata Bajul dengan noraknya sambil mengelus elus selangkangannya.

Farrah hanya mendengus kesal sambil berlalu menuju ruang makan. Di meja makan, Datuk Banteng sudah menunggu. Sosok pria setengah baya , bertubuh tegap , rambut tersisir rapi , wajahnya menunjukan karakter yang keras dengan sorot mata yang licik. Sekilas sosok Datuk Banteng ini agak mirip dengan aktor antagonis Torro Margens. Berpakaian serba hitam bergaya Melayu. Datuk Banteng duduk di ujung meja makan berbentuk persegi panjang. Dua ‘tamunya’ duduk di sisi kiri kanan meja. Farrah mengenali wajah mereka, begitupun sebaliknya, mereka juga mengenali Farrah.

Di sisi kiri adalah artis cantik berdada besar , Magdalena. Dengan gaun malam –yang disiapkan Datuk Banteng- melekat ketat membungkus tubuhnya , penampilan Lena malam ini sungguh luar biasa cantik, sexy, sekaligus elegan. Wajahnya yang murung, tak membuat kecanTikannya berkurang. Di sisi kanan adalah seorang penyanyi belia yang sedang beranjak remaja, dan sedang menikmati puncak popularitasnya, Gita Gutawa. Dengan pink dress sedikit terlihat bahu, Gita malam ini begitu cantik, cute, young and innocence. Meski sama sama murung, Gita terkesan lebih tertekan dari Magdalena. Gita bahkan terlihat semakin tertekan bahkan hampir menangis saat Farrah muncul hanya ber-apron saja. Gita sadar bahwa hanya masalah waktu saja ia mengalami hal yang sama seperti Farrah, sebuah pelecehan seksual. Sedangkan Lena lebih bisa menahan diri, meski sorot matanya terlihat gelisah dan cemas.

“ahhh , ini dia …..dinner ala chef Quinn….” kata Datuk Banteng dengan suaranya yang berat dan serak.

Jika dibuat sinetron atau film, sepertinya Torro Margens akan cocok memerankan karakter Datuk Banteng ini. Farrah tak menggubris sambutan Datuk Banteng. Ia menata hidangan di atas meja makan, tanpa bicara, tanpa senyum. Ia pun tak bereaksi apa apa saat pantatnya ditepuk dan diremas datuk cabul itu. Yang bereaksi justru Gita Gutawa. Wajahnya semakin terlihat cemas, matanya mulai berkaca-kaca. Lena memandang kasihan pada Gita Gutawa. Meski sama sama menjadi korban, namun beban terberat sepertinya memang akan dirasakan oleh Gita. Pelecehan seksual tentunya merupakan pukulan yang sangat berat bagi gadis sebelia Gita. Tapi apa mau dikata, tak akan ada yang bisa menolongnya disini, bahkan Lena sendiri tak tahu nasibnya akan seperti apa.

“silahkan…” kata Farrah Quinn datar lalu segera kembali ke dapur.

Tadinya ia merasa lega karena tugasnya malam ini sudah selesai dan sepertinya Datuk Banteng pun tak akan memintanya untuk menemani tidur karena sudah punya ‘mainan’ baru. Namun saat tiba di dapur, tubuh Farah sontak serasa melemas. Bajul sudah menunggunya tanpa pakaian. Pria itu nyaris melompat kegirangan saat Farrah muncul. Dengan tak sabar ia menarik tangan Farrah, menyuruhnya membungkuk sambil bertumpu pada bak cuci piring.

“buka kakinya yang lebar….”

Farrah membuka kakinya, memejamkan mata, menunggu penis Bajul menembus vaginanya.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Imron, nama itu tentu tak asing lagi bagi penggemar Kisahbb. Dia adalah tokoh fiktif dari cerita  berseri nightmare campus, seorang janitor yang beruntung karena bisa memeras dan menguasai beberapa mahasiswi dan dosen cantik untuk dijadikan budak nafsunya. Imron kemudian menjadi ikon dari blog Kisahbb. Tapi polisi tidak tahu itu. Saat Imron muncul menjadi berita ketiga yang menghebohkan (dua sebelumnya adalah kematian mantan jaksa Urip di penjara dan kematian Artalita Suryani –Ayin- yang pesawatnya jatuh di Selat Sunda), polisi mengira nama Imron adalah sosok nyata yang mencoba membuat kekacauan dengan apa yang disebut mereka sebagai ‘terorisme gaya baru’. Semua nama dari jaringan terorisme dan juga nama nama para buronan dan residivis, dikumpulkan polisi untuk mencari, melacak dan menghenTikan teror ‘Imron’. Tak ada satupun yang menyadari atau mungkin tak ada seorang pun yang benar benar tahu, jika ‘Imron’ yang dimaksud hanyalah nama samaran dari Kisahbb. Mencatut nama dari ikon blog Kisahbb, Doni mengirim statement ke seluruh media yang isinya kurang lebih menyatakan jika Imronlah yang bertanggung jawab atas kematian Urip, Ayin , dan beberapa kematian misterius sebelumnya.

Alasannya adalah bahwa mereka adalah virus virus yang membuat negeri ini ‘sakit’ dan harus disingkirkan agar tidak menulari yang lainnya, agar membuat negeri ini sehat kembali. Tak cukup sampai di situ, Doni juga menyertakan daftar nama dari orang orang yang akan menjadi target berikutnya lengkap dengan waktu kematiannya. Imron/Doni ingin menunjukan jika ia punya kuasa untuk menyingkirkan siapa saja yang tak berkenan baginya, sekaligus menjadi shock therapy bagi para ‘public enemy’ lainnya. Sempat dikira hanya lelucon , orang-orang baru mulai cemas saat kematian itu benar benar terjadi. Apalagi beberapa nama dalam daftar tersebut adalah nama yang meski terkadang cenderung kontroversial namun mempunyai basis massa pendukung yang signifikan dan secara langsung atau tidak akan berpengaruh pada dinamika sosial politik di negeri ini. Kematian tak wajar akan membuat pendukungnya bergejolak dan bergerak. Jika tak diwaspadai akan menimbulkan gesekan yang berpotensi menyulut kerusuhan besar. Polisi pun pada akhirnya menemui jalan buntu, tak bisa mengetahui apalagi menemukan siapa dan dimana Imron sebenarnya. Sama sekali tak ada petunjuk. Doni tentu tak bodoh dengan meninggalkan petunjuk sekecil apapun yang bisa mengarahkan Imron pada dirinya. Saat polisi nyaris putus asa karena tak berhasil melacak Imron , mendadak terror kematian tersebut berhenti. Tak ada lagi yang mati dari nama nama dalam daftar tersebut. Tak ada yang tahu kenapa, tak ada juga yang bisa memastikan apakah semua ini sudah berakhir atau belum. Dan tak ada yang menyadari jika sebuah kejadian di hotel Trigana Bogor, berhubungan dengan semua itu. Saat polisi mengevakuasi dua mayat yang tergeletak di tempat parkir hotel tersebut. Saat Rizuki dan Franda dengan sembunyi sembunyi keluar dari hotel menghindari wartawan dan polisi.

Salah satu dari mayat tersebut adalah Doni.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

FLASHBACK 1

Malam yang begitu gelap , kelam , dan sepi. Angin dingin berhembus kencang , menerpa seorang gadis cantik yang menggigil di depan pintu gudang sebuah villa tua. Pintu gudang terbuka dengan deritnya yang menyeramkan, memecah kesunyian malam. Artis cantik Tika Putri melangkah masuk dengan senter menyala di tangan. Wajahnya begitu cemas dan ketakutan saat ia mengarahkan senternya ke berbagai arah.

“Lun…Luna….kamu dimana….???”

Hanya  derik suara jangkrik yang menjawab panggilan Tika.

“Luna , please….aku takut nih……” suara Tika bergetar.

Tubuhnya bergidik karena hawa dingin dan juga suasana gudang yang menyeramkan. Tika Putri melangkah perlahan , memasuki area gudang lebih jauh lagi untuk mencari luna. Tiba tiba saja dari kegelapan muncul seorang pria yang langsung menyergapnya.

“aawww……toolooongg….!!!!” Teriakan Tika menggema ke penjuru gudang.

Tika Putri dan penyerangnya sama sama terjatuh di lantai gudang, mereka pun bergumul seru. Senter di tangan Tika terlepas dan menggelinding menjauh. Tika tak henti bergerak dan meronta saat pria itu mencoba menciumnya dan melepas pakaiannya.

“tooloongg……toolooonngg…..”

Tika terus berteriak sementara pria itu tak bersuara sedikitpun kecuali deru nafasnya yang memburu. Tangan pria itu bergerak menyentuh buah dada Tika , yang dengan cepat ditepis oleh gadis cantik itu. Selama pergumulan itu, beberapa kali tangan pria itu mampir ke buah dada Tika , yang juga selalu dengan cepat ditepiskannya. Dan saat untuk kesekian kalinya , pria itu menyentuh buah dadanya , teriakan minta tolong Tika sontak berubah.

“stop…!!! Stop…!!!! Cut…!!! Cut….!!!”

Lampu-lampu menyala , gudang menjadi terang benderang. Galih Permana –sutradara film- , memukulkan gulungan kertas scenario ke pegangan kursi , kesal karena pengambilan gambar di-cut diluar komandonya. Beberapa crew lainnya pun terlihat kesal. Mereka sudah lelah seharian bekerja , dan berharap syuting malam ini cepat selesai.

“kurang ajar kamu ya…!!! Dasar brengsek….!!!” Tika memaki lawan mainnya tadi.

“lho , emangnya kenapa mbak…??” Tanya pria itu berlagak polos

“alah….jangan pura pura deh….kamu sengaja kan megang dada gue….!!!”

“yah..i-itu sih gak sengaja mbak….” Jawab pria itu dengan gugup.

“gak sengaja kok sering….!!!”

“ada apa Tika…???” galih sang sutradara datang menghampiri

“ini nih mas ….cari cari kesempatan megang megang dada gue…..pake sok gak sengaja lagi……gak sengaja kok keras bener megangnya….!!!”

Galih langsung melotot pada pria itu, beberapa crew lain juga menatapnya sambil menggerutu.

“ah , udahlah….gue udah gak mood lagi main….capek gue….!!!” kata Tika lalu segera pergi meninggalkan gudang tanpa ada yang berusaha mencegahnya.

Sepeninggalnya Tika , pria itu disemprot habis habisan oleh sutradara dan asisten sutradara. Belum lagi celetukan celetukan marah crew lainnya. Pria itu pun hanya terdiam dan tertunduk malu.

Dia adalah Maman. Pekerjaan aslinya adalah penjaga toilet mall. Dulu saat Doni pertama kali menguji cobakan ‘black note’ pada SPG bernama Ina, Maman menjadi orang yang beruntung menikmati tubuh gadis cantik itu di toilet mall.

“ok deh semua , kita break…!!! Mulai syuting besok pagi jam enam , tepat…!!!!” Galih memberi insturksi, “ dan buat kamu Maman…kalo kejadian tadi terulang lagi , kamu keluar …paham..???”

Maman mengangguk paham. Ia kemudan mengambil jatah konsumsinya plus kopi hangat dalam cup plastik, lalu duduk menyendiri di pinggir sebuah kolam ikan menikmati makanannya. Maman mengunyah roti coklat sambil memandang kosong pada ikan ikan yang sedang berenang. Pikirannya melayang pada saat pertama kali ia terlibat produksi film ini. Waktu itu ia seperti biasa bertugas menjaga toilet, saat seorang talent scout tanpa sengaja melihatnya dan merasa jika Maman cocok menjadi penjahat dalam proyek film terbarunya.  Ia pun menawarkan Maman untuk ikut audisi. Sempat ragu karena hanya punya pengalaman acting di panggung 17-an, akhirnya Maman memberanikan diri datang ke tempat audisi. Siapa sangka, Maman berhasil mendapatkan peran tersebut. Ternyata meski hidup pas-pasan dengan wajah yang memang cocok jadi penjahat , Maman punya kemampuan acting yang baik. Setelah mendapat izin dari boss-nya , Maman pun mulai mengikuti syuting yang berlokasi di sebuah villa bergaya colonial di kawasan Cipanas Bogor.

Maman pun semakin kegirangan saat perannya ternyata adalah memperkosa peran utama yang dimainkan oleh Tika Putri. Tak heran saat adegan tadi, ia curi-curi kesempatan memegang buah dada artis cantik itu. Namun setelah kejadian tadi, ia tak tahu apakah besok masih bisa ikut syuting atau tidak.

“sendirian aja mas….???”

“oh..eh….i-iya….” Maman agak kaget saat seorang pria menyapanya , ia menoleh pada pria itu. Kalau tak salah ingat, pria ini adalah pemilik villa yang dipakai syuting malam ini.

“boleh saya duduk disini…???”

“ooh..iya silahkan….” Kata Maman sambil dengan cepat membersihkan bekas makanannya.

“saya Doni….”

“Maman….”

Keduanya berjabat tangan. Doni pun sebenarnya masih ingat siapa Maman.

“beres syutingnya mas…???” Tanya Doni

“iya , besok mulai lagi jam enam pagi….”

“emang materinya masih banyak ya mas..???”

“ah , saya sih gak tahu mas….saya kan cuma pemain figuran, mana tahu yang kayak gituan…..”

“ya kali aja tahu….” kata Doni sambil mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya dan menawarkannya pada Maman.

“terima kasih….” kata Maman sambil mengambil dua batang rokok. Satu ia nyalakan , satu lagi ia masukan saku.

Untuk beberapa saat tak ada yang saling bicara, Doni dan Maman asyik menikmati rokoknya masing masing.

“ngomong-ngomong tadi kenapa mas…kok si Tika kayaknya marah marah gitu…..”

Ditanya seperti itu, Maman gugup dan terbatuk batuk. Doni pun tersenyum geli  melihatnya. Doni sebenarnya tahu apa yang terjadi tadi.

“nyantai lah mas….gak usah segitu gugupnya…..hehehehe….” kata Doni tak bisa menahan tawa melihat reaksi Maman.

Wajah Maman memerah dan matanya berair saat berusaha menghentikan batuknya. Rokoknya yang masih setengah batang lagi, ia lemparkan begitu saja.

“wahhh …sayang tuh rokok mas ….masih panjang tuh….” Doni kembali menyodorkan bungkus rokoknya ke Maman ,  “ lagi….???”

Maman menolak dengan tangan. Ia masih belum bisa bicara karena sisa batuknya masih ada , meski tak sehebat sebelumnya.

“saya tahu kok tadi kenapa…hehehe…., nyantai aja mas, apa yang terjadi tadi itu wajar kok….” kata Doni setelah Maman kembali tenang.

Maman memandang Doni dengan heran.

“iya..maksudnya, kalo saya dapat peran memperkosa Tika Putri, ya pastinyalah agak sedikit colek colek juga…hehehehe…” kata Doni sambil mengedipkan mata.

Maman tersenyum hambar dengan wajah gundah.

“iya sih…tapi sekarang Tika Putrinya ngambek mas….” kata Maman lesu

“kalo soal itu sih gak usah khawatir …saya kenal Tika Putri, ada caranya supaya dia gak ngambek lagi…” kata Doni berbohong, ia sama sekali tak kenal dengan Tika Putri, tapi toh  Maman tak tahu itu dan mempercayainya.

“gimana caranya mas…???” Tanya Maman penuh harap

“minta maaf….”

Maman langsung menghela nafas kecewa.

“yah , mas…nenek nenek nungging juga tahu, kalo salah ya harus minta maaf….”

“maksud saya , mas Maman pergi ke kamarnya sekarang terus minta maaf….”

“sekarang..??? malam ini..??? ke kamarnya…???”

“iyalah, masa mau malam takbiran…masih lama dong….”

“gak berani mas , ah. Sekarang kan dia masih kesal …mendingan besok pagi aja deh…”

“justru klo besok pagi percuma. Saya kenal baik Tika Putri, dia itu paling suka kalo ada yang bikin salah sama dia, minta maafnya saat itu juga….percaya deh…..”

Maman terdiam, mempertimbangkan kemungkinan yang ditawarkan Doni. Ia masih ragu , dan khawatir Tika malah semakin marah padanya.

“gini aja deh…” kata Doni lagi , “ kalo misalnya dia marah atau ada siapapun yang marahin mas Maman, bilang aja saya yang suruh, Doni yang punya villa…..”

“serius nih , kalo ada apa apa, mas Doni yang tanggung jawab…???”

Doni mengangkat dua jempol sambil tersenyum.

“ok deh mas…saya coba , mudah mudahan berhasil…”

Maman bangkit, terdiam sejenak mengatur nafas, meyakinkan diri dan membulatkan tekad, kemudian melangkah pasti menuju kamar Tika Putri. Doni memperhatikan dari kejauhan saat Maman mengetuk pintu kamar Tika. Doni Sebenarnya agak terkejut, tak menyangka jika Maman ada di antara cast and crew film yang menyewa villa milik keluarganya ini. Tadinya target Doni hanyalah Tika Putri saja, tapi saat melihat Maman, muncul sebuah ide lain yang lebih besar. Ide yang tak hanya melibatkan Maman dan Tika Putri, tapi juga magician cantik Rizuki dan presenter olahraga Franda. Dan rencana Doni sepertinya berhasil. Tika mempersilahkan Maman masuk ke kamarnya, dan sudah hampir satu jam tak ada seorangpun yang keluar, baik Tika maupun Maman. Doni tersenyum sambil menghubungi seseorang lewat Hp-nya .

“halo friend ….gimana jum’at malam jadi kan……???? ……….oh , gue sih beres , tenang aja , don’t worry be happy lah pokoknya………….iya , gue bakal bawa Rizuki……….serius bro ………and nanti dia bakal nunjukin satu genre sulap baru , ‘striptease magic’…hehehehehe…..”

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

FLASHBACK 2

Mengawali langkahnya dengan yakin , saat semakin mendekati kamar Tika, Maman justru merasa langkahnya serasa makin berat. Kepercayaan diri yang besar saat masih bersama Doni tadi perlahan mulai menyurut.

“aduhh..kalo gue didamprat lagi, mampus gue nih…..”

Walau tadi katanya Doni akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu, tapi malu tetaplah malu jika Maman kembali didamprat Tika Putri, apalagi di depan banyak orang. Maman sempat akan mengurungkan niatnya meminta maaf, tapi entah hanya perasaannya saja atau kenyataannya begitu, kaki Maman seolah punya pikiran sendiri dan terus melangkah, enggan untuk diajak berhenti apalagi berbalik, hingga akhirnya ia pun tiba di depan pintu kamar Tika. Terdiam sejenak, Maman lalu menghela nafas yakin, dan mengetuk pintu.

“ya..sebentar…..”

Pintu terbuka sedikit, Tika melongokkan kepalanya dari balik pintu dan langsung mengerutkan kening saat melihat Maman yang datang.

“oh , kamu….ada apa…???” Tanya Tika datar.

“eh…mmm..anu…eh…s-saya m-mau minta ma-maaf , soal kejadian tadi…..” kata Maman terbata bata.

Tika menatap Maman dengan mata menyipit. Agak lama ia melakukan itu sampai sampai Maman salah tingkah.

“masuk…” kata Tika sambil membuka lebar pintu kamarnya.

“eh..ke dalam mbak…???” Maman kaget , tak menyangka akan disuruh masuk.

“iya , katanya mau minta maaf ….bicaranya di dalam aja……”

Maman masuk ke kamar Tika dengan tanda tanya besar di benaknya. Apa tak salah, Tika menyuruhnya masuk hanya untuk sekedar meminta maaf, bukankah di luar pintu tadi juga sudah cukup. Namun kemudian Maman melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh Tika. Ia pernah melihat ekspresi seperti itu sebelumnya, dulu pada SPG bernama Ina .

“duduk…” kata Tika sambil menunjuk pada tempat tidur.

Di kamar itu memang tak ada kursi. Tika berjalan mendahului menuju tempat tidur. Dan Maman pun semakin yakin saat melihat cara berjalan Tika yang juga sama seperti Ina dulu. Tika memang merasakan keanehan pada tubuhnya sesaat setelah ia kembali ke kamar. Udara dingin dan angin malam yang menerpa tubuhnya seolah membentuk tangan tangan tak terlihat yang bertiup menelusup masuk ke balik pakaiannya mengelus tubuhnya sedemikian rupa memancing birahinya untuk muncul.

Seluruh bagian sensitif tubuhnya terasa ‘gatal’, berbagai adegan sex muncul bagai sebuah kolase foto di kepalanya. Dan entah mengapa, Tika jadi teringat kembali pada adegan pemerkosaan yang tadi ia mainkan. Bedanya dalam benak Tika pemerkosaan itu terus berlanjut. Pakaiannya dirobek Maman, buah dadanya diraba dan diremas ganas oleh Maman, bibirnya dengan penuh nafsu dikulum Maman, vaginanya dengan keras ditembus penis Maman. Tika tak mengerti kenapa bisa begitu, yang pasti perlahan birahinya mulai menguasai diri dan semakin diperparah ketika tiba tiba Maman muncul di depan pintu kamarnya. Maman duduk dengan gugup, matanya memandang penuh minat pada Tika di sebelahnya. Gadis itu sudah berganti pakaian. Ia sekarang memakai kaos yang agak longgar dengan bagian leher sedikit turun hampir mencapai perbatasan belahan dadanya, dan celana pendek yang seolah menjadi ‘bingkai’ pemanis untuk keindahan dan kemulusan pahanya. Maman menelan ludah, posisi duduknya mulai terasa tak nyaman.

“terus ..mau apa tadi…???” tanya Tika datar dengan ekspresi wajah yang ‘aneh’

“ehh..iya..emm..anu…gini…..saya..saya..emmm..m-mau minta maaf soal kejadian tadi..emm..terus…mm…..”

Maman mencoba meminta maaf dengan terbata bata, menggunakan kalimat yang panjang, bertele-tele, dan berputar-putar tak jelas hingga Tika Putri pun terpaksa memotongnya.

“ok..ok…cukup, saya ngerti…saya ngerti, ok..???”

“eh..i-iya mbak….” jawab Maman malu malu

“ok..kali ini saya maafkan….tapi ingat ya , klo sampai kejadian tadi terulang lagi…awas aja…!!!”

“i-iya mbak…siap mbak….”

Kemudian untuk beberapa saat keduanya terdiam tak ada yang bicara. Suasananya jadi agak aneh dan terkesan canggung. Maman tak beranjak pergi, begitupun Tika tak menyuruh Maman segera keluar. Maman memandangi Tika penuh selidik. Ia yakin jika apa yang terjadi pada Ina dulu, kini terjadi juga pada Tika Putri. Maman tak tahu apa itu atau kenapa, namun Maman memutuskan untuk dengan nekad mencoba keberuntungannya.

“emm…mbak…kayaknya agak kurang sehat ya…???”

“gak tau nih…” jawab Tika sambil memegang tengkuk dan menggoyang-goyang kepalanya, “mendadak jadi gak enak badan kaya gini….”

“kecapean kali mbak….”

“kali…tau deh….”

“ehmm…kalo mau…tapi maaf ya mbak sebelumnya, kalo mau….saya bisa mijit kok…dijamin seger deh….” kata Maman penuh harap

Tika menoleh menatap Maman dengan tajam. Semula Maman mengira, Tika akan kembali marah, ternyata tidak. Ia malah membelakangi Maman dan berkata,

“ya udah…tolong ya….”

Bibir Maman mengucap ‘yes’ tanpa suara. Sekali lagi, Maman berpikir entah setan apa yang membuatnya seberuntung ini. Yang pasti malam ini akan menjadi malam yang sangat indah sekali. Memulai pijitan di pundak Tika, Maman melakukannya dengan baik dan benar, secara perlahan dan ritmis. Sepertinya Tika menikmati pijatan Maman dan merasa nyaman, ia memejamkan mata sambil menggigit bibir seolah sedang meresapi sentuhan lelaki yang justru beberapa saat lalu baru ia damprat karena berani menyentuhnya. Semakin lama ritme pijatan Maman semakin ngawur. Ia sepertinya tidak lagi sedang memijit, tapi lebih seperti mengelus elus pundak Tika. Kaos Tika yang longgar sesekali ia tarik, sepertinya Maman bermaksud menurunkannya lewat pundak. Entah sadar atau tidak, tapi Tika membiarkan Maman melakukan itu. Bahkan ketika kaosnya benar benar diturunkan hingga setengah badan, tak sedikitpun ia protes atau marah. Di balik kaosnya, Tika ternyata tak memakai apa apa lagi. Tangan Maman pun dengan perlahan merayap turun menuju buah dada Tika Putri yang telah terbuka. Maman meremas buah dada Tika dengan gemas, putingnya ia pijit dan pilin pilin dengan lembut. Bibir dan lidahnya ikut aktif menciumi dan menjilati leher dan tengkuk Tika.

“uuhhh…oohhh…..” Tika menggelinjang sambil memegangi tangan Maman.

Awalnya Maman mengira Tika hendak menepis tangannya, tapi yang terjadi justru Tika meminta Maman meremas buah dadanya lebih keras lagi. Permintaan yang jelas dengan begitu semangat Maman lakukan. Setelah beberapa saat asyik meremas dada Tika, Maman membalikan tubuh gadis itu. Maman langsung menghela nafas melihat mahluk cantik dan sexy di hadapannya ini, apalagi matanya begitu sayu dan pasrah. Buah dadanya bahkan lebih indah lagi. Bulat , kencang dengan putingnya yang kecoklatan

Dengan tak sabar Maman mencaplok sebelah dada Tika dan meremas yang satunya.

“ooohh…..” reaksi Tika hanya mengerang lirih.

Maman begitu bernafsunya melumat buah dada Tika, bergantian kiri dan kanan. Ia bahkan menyedot dengan kuatnya, hingga pipinya kembung kempot. Lidahnya pun ikut menari nari menyentil puting Tika yang semakin mengeras karena permainan mulutnya.

“aahhohh….ooohhh…..” Tika secara naluriah membusungkan dadanya, membuat Maman semakin leluasa memainkannya.

Kedua puting Tika dijilati dengan lidah dan bibirnya, sesekali juga puting ia kulum seperti bayi yang menyusu pada ibunya. Penis di balik celana Maman berdenyut tak sabar dan ‘memaksa’ Maman untuk menghentikan aksinya di dada Tika dan berlanjut ke level selanjutnya. Celana pendek Tika dengan mudah ia turunkan, begitu pula dengan celana dalamnya. Dan Maman pun terpana melihat keindahan belahan vagina Tika Putri yang begitu sempurna di matanya. Maman merendahkan tubuhnya, wajahnya tepat menuju lubang vagina yang begitu harum dan semakin merangsang birahinya.

“ahhh..mm-mann..ahhhh……”  Tika mendesah halus saat lidah Maman bergerak liar dan lincah menyapu kemaluannya, sebuah sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya menyebar ke setiap lekuk tubuhnya. Ini bukan kali pertama Tika berhubungan sex, tapi kenikmatan seperti ini belum pernah ia dapatkan dari kekasihnya dulu. Tika pun tak ragu mengekspresikannya dengan desahan desahan lirih. Desahan desahan itu membuat lidah Maman semakin liar saja. Dengan ‘berani dan nakal’ lidah itu menyeruak masuk menyentuh langsung klitoris Tika. Tubuh gadis itu sontak mengejang bagai terkena aliran listrik, posisinya yang semula duduk kini telah terbaring di kasur. Maman jelas semakin leluasa. Kaki Tika ia buka semakin lebar. Tak hanya lidah, bahkan kini jari telunjuknya ikut menari nari di lubang vagina Tika.

“uuuhhhh….uu-udahhh..ahhhhh..udahh……” Tika mulai merasa tak tahan dengan rangsangan Maman.

Ada sesuatu dalam tubuhnya seolah bergejolak ingin keluar. Maman yang tahu jika Tika hanya sedikit lagi menuju orgasme, semakin mengintensifkan permainan lidah dan jarinya. Dan benar saja. Sesaat kemudian ‘cairan kenikmatan’ tak bisa lagi Tika tahan keluar dari vaginanya. Ia pun mengerang panjang, saat tubuhnya menegang, menggelinjang untuk kemudian melemas. Sambil memandangi tubuh Tika yang terbaring lemas dengan nafas terngah engah, Maman melepas pakaiannya satu persatu. Penisnya yang sedari terkungkung langsung melompat keluar dengan tak sabar.

Tadinya Maman hendak langsung melakukan penetrasi ke vagina Tika. Namun tak diduganya, Tika bangkit, meraih penisnya dan tanpa ragu memasukannya ke mulutnya yang mungil. Bagai sebuah permen besar, penis Maman meluncur masuk ke mulut Tika tanpa hambatan. Mulutnya mengulum dan menghisap penis itu dengan lembut, sesekali pula Tika menyelinginya dengan kocokan tangannya yang halus dan lembut. Sepertinya Tika sudah berpengalaman dalam hal oral sex atau mungkin juga ini karena memang pengaruh dari ‘black note’ Kini giliran lidah Tika yang bermain dan menari nakal di kemaluan Maman. Lidahnya bergerak memutar dan menyamping, bahkan hingga turun ke zakarnya lalu kembali mengulum dan menyedotnya begitu rupa membuat Maman merasa melayang layang.

“uuhh..gila….enak mbak….ooohh……”

Bibir Tika terus aktif mengulum, lidahnya terus menjilat. Maman mengelus kepala Tika sejenak, sebelum mendorongnya menyuruh Tika mengulum semakin dalam dan bergerak semakin cepat.

Kepala Tika bergerak maju mundur dengan cepat memberi efek kocokan yang begitu dahsyat. Jika diteruskan, maka penis Maman akan ‘meledak’ saat itu juga, dan itu artinya permainan selesai. Maman tak menginginkan itu. Maman menarik keluar penisnya dari mulut Tika, mendorong gadis itu hingga kembali terbaring di kasur dan ia segera mengarahkan penisnya ke lubang vagina Tika.

Maman tak langsung melesakkan penisnya masuk seolah hendak menggoda birahi Tika, ia menggesek gesekan penisnya terlebih dahulu pada permukaan vagina Tika. Tika memandang Maman dengan tatapan sayu dan memohon. Birahi yang membuncah dalam tubuhnya sudah semakin parah dan tak sabar menanti pelampiasan.

“aaaahhhkkhhh…..”

Tubuh Tika sedikit tersentak dan terangkat saat penis Maman mulai menyeruak masuk.

“ooouuhhh….ahhh…..”

Satu hentakan lagi, penis Maman semakin dalam tertanam di vagina Tika Putri. Dengan gerakan perlahan Maman menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yang bergerinjal-gerinjal itu. Tika  ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginanya mengimbangi sodokan Maman.

Hentakan tubuh Maman pun  semakin menggila, penisnya semakin lama menyodok semakin kasar saja, kedua buah dada Tika jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang. Maman menurunkan tubuhnya, dan Tika pun menyambutnya. Tubuh Maman ia peluk erat, kedua tungkainya melingkar menjepit pinggang pria itu. Sementara penisnya terus mengaduk aduk vagina Tika, Maman menciumi dan menjilati tubuh gadis itu. Sambil terus menggenjot, mulut Maman menggigit dan menarik narik puting Tika. Agak sedikit sakit, tapi ada kenikmatan yang Tika rasakan di sana. Maman kembali menegakan tubuhnya, genjotannya semakin cepat dan intens. Tubuh Tika pun semakin kuat terguncang, buah dadanya yang basah ikut bergoyang goyang, rintihan demi rintihan meluncur deras dari bibir manis Tika. Dan akhirnya saat itu tiba. Maman merasakan desakan yang kuat dari dalam tubuhnya, ia hampir mencapai klimaks. Sesaat sebelum spermanya menyembur, Maman menarik keluar penisnya dan mengarahkan ke wajah Tika. Cairan putih kental dengan deras membasahi wajah cantik Tika Putri, mengalir di pipinya yang memerah melintasi bibirnya yang sexy.

“oooughhh….” Maman menggeram nikmat saat mengeluarkan residu nafsunya itu.

Dan sebagai penutup, Maman meminta Tika membersihkan penisnya dengan mulut. Dengan wajah yang masih berleleran sperma, Tika mengulum dan menjilati penis Maman membersihkan sisa sisa sperma di batang itu. Setelah itu ia terbaring lemas di kasur dengan dada naik turun saat berusaha mengatur kembali nafasnya. Maman teringat, dulu Ina keluar dari toilet dalam keadaan bingung, yang artinya apapun yang telah mempengaruhi Ina sebelumnya, efeknya telah hilang. Maman tak mau saat hal yang sama terjadi pada Tika Putri, ia masih disini. Maka tanpa banyak bicara, ia segera berpakaian , memandang sejenak Tika yang masih terengah di kasur, lalu dengan cepat keluar dari kamar itu. Dan Maman terkejut karena Doni sudah menunggunya diluar.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Tewasnya Doni menjadi masalah baru bagi ‘K’. Ia dan dua anak buahnya , “Seven’ dan ‘Eleven’ , sebenarnya sudah tahu jika black note ada di tangan Doni. Alasan mereka tidak langsung bergerak adalah karena Joker ada disana. ‘K’ tahu betul bagaimana cerdik dan liciknya Joker. Jika ia bertindak gegabah, justru ia akan masuk perangkapnya. Butuh strategi dan rencana yang matang untuk merebut ‘black note’ dari tangan Doni. Sayang sebelum itu terjadi Doni keburu mati. Ada sebuah aturan yang tak tertulis tentang ‘black note’ dan hanya diketahui oleh para penjaga buku tersebut. Jika seandainya pemegang ‘black note’ – the holder – mati , maka ‘black note’ akan secara ‘otomatis’ kembali pada sang penjaga – the keeper – , yang dalam hal ini adalah ‘K’ , dengan catatan kematian ‘the holder’ tidak disebabkan oleh ‘the keeper’. Doni mati, tapi ‘black note’ tak kembali pada ‘K’. itu artinya ada dua kemungkinan, ‘black note’ telah diserahkan pada orang lain, atau ada seseorang yang mengambil ‘black note’ sesaat setelah Doni tewas. ‘K’ lebih cenderung pada kemungkinan kedua. Pertanyaannya adalah siapa. Meski dengan berat hati , ‘K’ harus mengakui kekalahannya dari Joker. Beberapa kali ia kalah langkah dari musuh abadi ‘black note’ tersebut. Apalagi usaha ‘K’ mendapatkan kembali ‘black note’ sempat teralihkan oleh pesan rahasia Joker yang diselipkan di blog Kisahbb. Nama ‘Imron’ yang dipakai Doni saat mengirim statement ke stasiun TV , ternyata mengingatkan ‘Seven’ akan blog Kisahbb. Rupanya diam-diam ia salah satu penggemarnya juga. Entah kenapa ia punya firasat ada sesuatu dalam blog ini. Dan firasatnya benar. Entah apakah Doni tahu atau tidak, Joker menyimpan pesan rahasia yang diselipkan tersebar dibeberapa cerita. Pesan pertama diselipkan pada cerita Nightmare Campus 1, selipan berupa anagram yang selalu ditandai dengan kata kata yang ‘aneh’ dan terkesan tak sinkron dengan kata sebelumnya, atau kata kata yang sepertinya salah ketik. Di akhir pesan tertulis juga dimana pesan selanjutnya berada. (mohon maaf , demi keselamatan bersama , detail pesan tersebut tidak bisa diuraikan disini). ‘K’ bersama juga ‘Seven’ dan ‘Eleven’, mencoba memecahkan anagram Joker tersebut. Saat seluruh pesan rahasia itu terpecahkan dan tersusun, ternyata pesan itu adalah langgam pemanggil Mantrakala. Mantrakala sendiri sebenarnya adalah pasangan dari ‘black note’. Sejarahnya dulu , pada pertengahan abad ke-13 , Tunggul Ametung memimpin wilayah Tumapel dengan semena mena. Para pandhita/ begawan yang sakit hati karenanya, kemudian sepakat membuat dua buah pusaka untuk melawan atau menggulingkan Tunggul Ametung. Sebenarnya, tujuan utama pembuatan pusaka tersebut bukan semata untuk melawan Tunggul Ametung, tetapi juga untuk meretas jalan menuju kejayaan Nusantara seperti yang diramalkan Jayabaya akan menjadi pusat dunia. Jatuhnya Tunggul Ametung hanyalah titik awal saja. Pusaka itu adalah Seratjiwa dan Mantrakala. Seratjiwa kemudian diserahkan pada Ken Arok, orang yang diyakini mempunyai wangsit sebagai ‘pembuka’ jalan sejarah menuju kejayaan nusantara. Sementara Mantrakala diserahkan pada seorang pendekar bernama Jaka Nagaprana. Dia menjadi ‘the keeper’ pertama dari Seratjiwa ( black note ).

Seratjiwa dan Mantrakala mempunyai kekuatan yang berbeda. Mantrakala yang dipegang oleh Jaka Nagaprana, diharapkan bisa menjadi ‘counter’ seandainya terjadi sesuatu yang tak diinginkan karena penggunaan Seratjiwa yang sembrono atau tak semestinya. Setidaknya itu tujuan semula dibuatnya Mantrakala. Sayangnya, sebuah insiden terjadi. Seseorang berusaha mencuri seratjiwa. Usahanya memang tak berhasil. Seratjiwa tetap utuh tak tergores sedikitpun di tempatnya. Namun akibat kejadian tersebut, Jaka Nagaprana terluka sangat parah dan Mantrakala yang dipegangnya hilang. Selama ratusan tahun mantrakala hilang dan baru muncul kembali sekarang. Dan malam terjadinya usaha pencurian Seratjiwa, menjadi malam pertama kemunculan musuh abadi yang selalu membayangi keberadaan ‘black note’. Musuh yang saat ini menyebut dirinya Joker. ‘K’ menatap kesal layar laptopnya yang sedang menampilkan blog Kisahbb. Langgam pemanggil Mantrakala sudah utuh disusunnya, namun saat ia coba, Mantrakala tak muncul. Dan itu artinya sudah ada yang lebih dulu mendapatkannya. Ini kekalahannya yang kedua dan ‘K’ tidak suka ini.

“boss ‘K’ …apa rencana kita selanjutnya….” tanya ‘Seven’.

‘K’ memberikan selembar kertas pada ‘Seven’. Disana tertulis nama nama para penulis aktif dari blog Kisahbb.

‘Seven’ menerimanya , membacanya sejenak lalu menatap ‘K’ menunggu penjelasan lebih lanjut.

“kita memang sudah tahu jika ‘mr Shusaku’ bukan nama baru yang dipakai Joker, mereka dua orang yang berbeda. Tapi dengan keberadaan ‘black note’ dan mantrakala di luar sana, entah pada siapa, tetap membuat blog ini menjadi ancaman…..” papar ‘K’

“boss ‘K’ yakin , jika dua pusaka itu setidaknya ada di salah satu dari penulis ini….???”

“mungkin….atau mungkin juga tidak. Tapi tetap saja , kita harus melakukan sesuatu. Akan sangat berbahaya jika dua pusaka itu berada di tangan orang berimajinasi tinggi seperti mereka… jangan sampai blog Kisahbb menjadi ‘black note’ kedua….”

‘Seven’ mengangguk paham.

“kita telah kalah dua kali , jangan sampai kita kalah untuk ketiga kalinya….”

“paham , boss ‘K’…..”

“dan sebaiknya antisipasi kita dimulai dari si pembuat blog ini , ‘mr shusaku’…..kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan…..???”

“siap , boss ‘K’…..”

‘Seven’ pun segera pergi untuk menjalankan misinya. ‘K’ menyandarkan tubuhnya ke sofa sambil menghela nafas. Ia berharap kali ini tidak kalah langkah lagi , terutama ia berharap, mantrakala belum memakan banyak korban.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

TEROR MANTRAKALA

Hampir jam sembilan malam di sebuah stasiun TV swasta nasional. News presenter, Shara Aryo sudah bersiap akan pulang. Di Lobby, ia tidak langsung keluar gedung tetapi berbelok ke arah koridor kiri, melewati lorong yang dihiasi poster poster acara unggulan stasiun TV tersebut berpapasan dengan beberapa orang crew TV, lalu ia memasuki toilet. Di depan cermin besar , Shara memeriksa sejenak make-up di wajahnya, lalu ia masuk ke salah satu bilik WC. Lima menit kemudian, Reni, salah seorang crew, masuk ke toilet yang sama. Baru juga melangkah masuk, entah kenapa ia merasakan sebentuk hawa aneh yang membuatnya merinding.

“iihh..kenapa ya…kok aku jadi merinding gini……???” gumamnya sendiri.

Reni memperhatikan ke sekeliling toilet, tak ada siapa siapa disana. Begitu juga di bilik WC, semuanya kosong. Reni tak bisa menemukan apa yang membuatnya menjadi merinding seperti ini. Adegan adegan film horror lokal mulai bermunculan di pikirannya.

“hiiiii…..” Reni bergidik ngeri, lalu bergegas keluar toilet dengan setengah berlari.

Kurang dari satu menit Reni keluar, dari dalam toilet terdengar isak tangis perempuan. Shara Aryo berdiri di depan cermin, menangis sambil menutup mulutnya dengan satu tangan. Matanya basah dan sembab seakan ia sudah cukup lama menangis. Bajunya acak acakan. Dari raut wajahnya, Shara Aryo masih terlihat shock. Ia shock karena baru saja diperkosa.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Di kamar tidurnya yang nyaman, Sandra Dewi baru saja selesai mandi. Di depan cermin rias, ia sedang mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Bathrope masih membungkus tubuh indahnya. Musik smoth jazz mengalun lembut membuat suasana malam di ruangan itu terasa relax. Sandra dewi merasakan tubuhnya kembali segar setelah beraktivitas seharian. Namun tiba tiba sandra mendengar ada suara suara aneh dari kamar mandinya. Ia menoleh ke belakang, menatap pintu kamar mandi yang setengah terbuka. Lampunya masih menyala, dan di antara suara tetesan air bekas ia mandi, suara suara aneh itu terdengar. Dengan ragu-ragu, Sandra bangkit dari tempat duduknya. Melangkah hati hati dan perlahan, ia masuk ke kamar mandi untuk memeriksa sumber suara suara aneh tersebut. Lima menit kemudian Sandra keluar tanpa bathrope, tubuhnya yang semula segar kini terlihat kuyu dan lesu. Ada bekas sedikit bekas merah di beberapa bagian tubuhnya, bekas pemerkosaan yang baru saja dialaminya.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Hotel Azteria, Anyer, Banten. Di salah satu kamar, dua orang kakak beradik selebritis, Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar duduk berpelukan di tepian tempat tidur, menangis.

“kak…kita harus melaporkan kejadian ini ke polisi….harus….!!!” kata Shireen dengan histeris dan panik.

Zaskia menghela nafas dan memeluk adiknya semakin erat , “terus kita mau bilang apa ke polisi….nggak akan ada yang percaya…siapa yang akan percaya….???”

Shireen pun menangis semakin keras di pelukan kakaknya. Perkataan kakaknya memang benar, siapa yang akan mempercayai peristiwa pemerkosaan yang baru saja mereka alami. Terlalu mustahil dan sangat tidak masuk akal.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Datuk Banteng makan dengan lahap. Tak mengherankan tentunya, masakan Farrah Quinn pastinya tak diragukan lagi kelezatannya. Namun begitu, berbeda dengan Magdalena dan Gita Gutawa, mereka makan dengan tak bersemangat, walaupun sebenarnya perut mereka lapar dan aroma hidangan di atas meja begitu menggoda hidung. Selezat apapun makanan yang dibuat chef Farrah malam ini, selera makan Lena dan Gita langsung hilang jika teringat apa yang akan terjadi setelah makan malam selesai. Gita Gutawa terlihat yang paling tertekan karenanya. Wajar saja, di usianya yang baru 16 tahun, belum pernah ada seorang pria pun yang pernah menyentuh tubuhnya, bahkan berciuman pun tidak. Kehilangan kehormatannya dengan cara seperti ini, tentu bukanlah hal yang diharapkan atau terbayangkan oleh Gita. Gita berhenti makan. Sendok dan garpunya ia taruh terbalik di atas piring, lalu ia duduk diam termangu dengan mata berkaca kaca. Lena pun kemudian berhenti makan, sendoknya ia sengaja taruh dengan keras di atas piring membuat suara nyaring sekedar melepas kekesalannya. Suara sendok Lena rupanya menarik perhatian Datuk Banteng. Ia memandang bergantian pada Lena yang terlihat marah dan pada Gita yang hampir menangis. Datuk Banteng tersenyum, wajahnya semakin terkesan menyebalkan di mata kedua artis cantik itu. Ia mengambil gelas minumnya dan meneguk habis isinya.

“aaahhh….makan malam yang istimewa…hahaha…..bukan begitu , sayang……????” kata Datuk Banteng sambil menaruh kembali gelasnya.

“hmmm….nah….sekarang saatnya untuk ‘cuci mulut’….hehehehe…..” Datuk Banteng memandang dua ‘mangsanya’ dengan penuh nafsu, membuat Lena dan Gita sama sama cemas dan ketakutan. Ini dia, mimpi buruk itu akhirnya tiba.

“sekarang kalian berdua….buka pakaian masing masing…ayo….”

Perintah Datuk Banteng bagaikan sambaran petir yang telak menerpa Lena dan Gita. Wajah Lena memerah menahan emosi, tangannya mengepal menggambarkan hati yang panas. Lain lagi dengan Gita yang terlihat shock dengan perintah itu. Ia menggelengkan kepala, menutup wajah dengan dua tangan, menangis. Terdengar diantara isak tangisnya, gumaman tak jelas kata ‘gak mau’. Lena merasa prihatin dan kasihan melihatnya. Ia segera menghampiri Gita dan memeluknya, mencoba menenangkannya, setidaknya membesarkan hati gadis belia itu. Dan tangisan Gita pun makin menjadi di pelukan Lena.

Lena menoleh pada Datuk Banteng , dan berkata dengan marah , “ anda benar benar mahluk rendah….!!! bajingan tak berperikemanusiaan….!!! Teganya anda akan merusak anak kecil seperti dia…..!!!”

Datuk Banteng mengangkut bahu, senyum menyebalkan masih menghias wajahnya,

“ hmmpp…..anak kecil katamu..??? hei….kamu pikir saya ini siapa, Syekh Puji…??? Maaf saja ya….dia itu sudah enam belas tahun ….sudah cukup dewasa buat mengenal laki laki…bukan begitu Gita sayang..????, hhehehehe……”

Gita menjawabnya dengan isak tangisnya yang semakin kentara.

“enam belas ..lima belas…apa bedanya…??? Anda tetap akan merusak masa depannya. Anda benar benar biadab…..!!!!!” nada suara Lena semakin meninggi.

“ahh..sudahlah….!!!” Datuk Banteng mengibaskan tangan tak sabar ,”jangan banyak bicara…!!! Ingat, selama kalian disini, kalian harus patuh pada semua perintahku, perintah Datuk Banteng…!!! Atau mungkin….kalian lebih memilih berurusan dengan mantrakala..???”

Mantrakala. Apapun itu yang pasti, Lena dan Gita sama sama tercekat cemas mendengarnya. Bahkan Gita pun dengan susah payah mencoba menghentikan tangisannya. Datuk Banteng kembali tersenyum, dua wanita cantik di hadapannya ini sudah kembali berada dalam genggamannya. Perlahan meski masih menyisakan isakan, tangisan Gita mulai mereda. Begitupun dengan Lena yang semula memasang wajah marah, mulai mengendur, berganti kecemasan dan kepasarahan.

“nahhh..begitu kan lebih baik….hehehehe…” kata Datuk Banteng , “ sekarang , ayo….buka pakaian kalian masing masing….atau, tunggu….sebaiknya kalian saling membuka pakaian ..hmmm..???”

Lena dan Gita saling berpandangan, sama sama pasrah. Keduanya sadar, tak ada pilihan lain bagi mereka. Antara Datuk Banteng dan Mantrakala, pilihan terbaik dari yang terburuk adalah Datuk Banteng. Dengan gontai, Lena menurunkan resleting gaun Gita di belakang punggung dan Gita membuka pakaian Lena. Mereka saling melepas pakaian dengan tempo yang lambat, tak menyadari jika dengan begitu justru menjadi tontonan yang mengasyikan bagi Datuk Banteng. Dan akhirnya kedua gadis cantik itupun telanjang bulat. Magdalena jelas mempunyai bentuk tubuh paling indah. Putih, mulus, dada besar, semuanya sempurna. Tubuh Gita mungkin belum terbentuk seindah Lena, namun ia mempunyai potensi kesana. Di usianya yang baru enam belas, ia mempunyai tubuh yang sama mulus, bersih, dan buah dadanya sudah mulai cukup menonjol, setidaknya sudah cukup layak untuk diremas remas. Satu kelebihan dari seorang Gita Gutawa, dia masih ‘fresh from the oven’, belum tersentuh lelaki manapun. She is still a virgin.

Dengan isyarat jari, Datuk Banteng  menyuruh keduanya mendekat. Datuk Banteng lalu mengambil sebuah pisang raja berukuran besar, mengupasnya dan memberikannya pada Gita.

“ini…buat pemula seperti kamu, sebaiknya latihan dulu dengan ini…..”

Gita menerima pisang itu dengan heran, tak mengerti maksud Datuk Banteng.

“dan buat kamu Lena, kamu akan mendapatkan ‘pisang’ yang sebenarnya….” kata Datuk Banteng.

Kursinya ia dorong mundur, celananya ia buka dan turunkan, mengeluarkan penisnya yang sudah tegang mengeras bagai pentungan. Lena menghela nafas, ia sangat paham apa maunya Datuk cabul di depannya ini. Tanpa banyak bicara, ia pun berlutut di antara kedua kaki Datuk Banteng.

“kamu Gita ….ikuti apa yang dilakukan Lena  dengan pisang itu….” kata Datuk Banteng sambil mengelus kepala Lena, “ awas ya….kalau pisang itu rusak, patah, apalagi sampai dimakan….kamu akan mendapat hukuman, paham???”

Gita mengangguk paham dan pasrah.

“bagus….tapi sebaiknya kamu lakukan itu sambil duduk….” Datuk Banteng menunjuk ke kursi yang tadi diduduki Gita, “tarik kursi itu kemari…..”

Gita menarik kursinya lalu duduk di dekat Datuk Banteng.

“ooo..oo…duduknya jangan rapat gitu dong…ayo, kakinya dibuka….”

Gita membuka sedikit kakinya.

“yang lebar…..ya…terus…kurang , ayo buka lagi…..nahhh..begitu kan lebih enak dilihat…hehehehe….”

Muka Gita memerah malu dan risih , karena posisi duduknya mengangkang, memperlihatkan vaginanya yang masih ‘tersegel’.

“bagus….bagus…..sekarang ayo kita mulai…..” Datuk Banteng bertepuk penuh antusias.

Lena menggenggam penis Datuk Banteng, mengocoknya sejenak, lalu kemudian dijilatinya. Dimulai dari ujung kepalanya, lidah Lena lincah bergerak melingkar dan memutari kepala penis tersebut. Lidahnya lalu perlahan bergerak turun, menyusuri batang keras hingga ke bawah lalu naik lagi juga dengan perlahan, mengulum kepalanya lagi, lalu bergerak turun dan naik lagi. Basah, hangat, dan nikmat.

Gita mengikuti apa yang dilakukan lena menggunakan pisang di tangannya. Dengan malu malu, ia menjilati pisang itu dari ujung yang terbuka, turun hingga ujung yang masih berkulit, lalu menjilat lagi naik, dan mengulum hati hati ujung pisangnya agar tak rusak. Karena medianya berbeda, apa yang dilakukan Gita, malah lebih mirip seperti sedang menjilati es krim yang mencair. Tapi itu bukan masalah besar buat Datuk Banteng. Ia tetap menikmati tontonan Gita menjilati batang pisang raja tersebut.

“ujungnya , say…jilati ujungnya…ya..oouhh…..”

Datuk Banteng menyuruh Gita menjilati pisang itu tepat di ujungnya. Gita melakukan itu dan secara sugestif menambahkan sensasi rasa geli pada penis Datuk Banteng yang sedang dikulum Lena. Di bawah, penis Datuk Banteng sudah masuk ke mulut Lena seluruhnya. Gadis cantik itu, menggerakan kepalanya maju mundur teratur.

“oouhhghh…yeeahh….teruss…ughh..teruss…yaaahh….” Datuk Banteng menggeram dengan nikmatnya.

Hisapan mulut Magdalena dan juga gelitikan lidahnya memang sungguh luar biasa. Datuk Banteng memegang dan mendorong kepala Lena, menyuruhnya untuk bergerak lebih cepat lagi. Lena memang mengeluarkan segala teknik yang ia tahu tentang oral sex untuk memuaskan pria ini. Bukan karena ia menyukainya, tapi lebih karena ia ingin semua ini cepat selesai. Tak hanya mulutnya yang sibuk mengulum, menjilat dan menghisap, tangan Lena pun ikut aktif mengocok batangnya atau memijat buah pelirnya. Tentu saja Datuk Banteng semakin keenakan. Gita pun melakuan hal serupa dengan pisang. Ia kulum, ia hisap dan ia jilati, meski pun rasanya risih dan aneh. Air mata mengalir di wajah cute-nya, tapi Gita telah berusaha sebisanya untuk tidak lagi menangis. Ia sadar, tangisan hanya membuang energinya sia sia. Sambil tetap mendorong kepala Lena, datuk menoleh pada Gita yang sedang mengulum pisang dan duduk mengangkang di dekatnya.Datuk Banteng mengangkat kakinya, menggelitiki vagina Gita Gutawa.

“oohh…j-jangan….jangaan…” Gita berusaha mendorong turun kaki Datuk Banteng.

Tapi percuma saja, Datuk Banteng malah melotot padanya, tanpa kata kata menyuruhnya untuk   kembali mengulum pisang itu.

Dengan vaginanya, digelitiki kaki Datuk Banteng, Gita tak bisa mengulum pisang itu setenang sebelumnya. Rasa geli yang dirasakannya membuat tubuh Gita terus menggeliat geliat, matanya pun terpejam merasakan kegelian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dan akibatnya pisang di tangannya pun tergigit patah.

“oohh….” Gita terpekik ngeri. Wajahnya pucat membayangkan hukuman seperti apa yang akan diberikan Datuk Banteng.

Datuk Banteng tak bicara apa apa, tapi air mukanya berubah datar, lalu kemudian tersenyum jahat.

Ia mendorong Lena menjauh, lalu bangkit dari kursinya, pergi menuju dapur. Ia tak berkata sepatah kata pun. Dan itu membuat Lena, apalagi Gita ketakutan.

“kak…sa—saya akan diapakan….???” tanya Gita cemas

Lena hanya menatap prihatin dan menggelengkan kepala. Apapun itu pastinya bukan sesuatu yang bagus. Tak lama kemudian , Datuk Banteng kembali. Ia tak sendiri , Bajul yang hanya bercelana dalam saja ikut bersamanya sambil menjinjing sebuah tas kecil

“hehehehe….seperti kataku tadi…kamu akan dihukum…!!! “ kata Datuk Banteng dengan nada mengintimidasi pada Gita Gutawa.

Gadis itu bergidik takut, memandang pada Lena, berharap sebuah pertolongan. Bajul menaruh tasnya di meja, lalu mengeluarkan segulung tali dari dalamnya.

“j-ja-jangan…s-saya mau diapakan..jangan…jangan…” Gita memohon ketakutan saat Bajul dan Datuk Banteng mengikatnya kedua tangannya di belakang kursi.

Gita berusaha berontak, namun tentu saja ia kalah tenaga. Setelah mengikat kuat Gita di kursi, selanjutnya Bajul mengeluarkan selotip lakban, gunting, dan dua buah ‘bullet vibrator’ yang bisa dinyalakan menggunakan remote kecil.

“oohh..j-jangan…jangan…..” Gita menggerakan tubuh dan menghentakan kakinya panik, saat ujung vibrator berbentuk peluru kecil itu, ditempelkan di kedua putingnya. Datuk Banteng tertawa tawa melihat kepanikan Gita, sedangkan Lena hanya bisa melirik kasihan tanpa berkata apa apa.

“hehehehe…nah , sekarang kita mulai hukuman kamu, anak nakal…hehehehe….”

Datuk Banteng memijit tombol on pada remote vibrator tersebut.

“aaaaahhh….aaahhhh…..j-j..aahhhh.www…..” Gita menjerit dan menggeliat geliat, tak tahan dengan getaran langsung vibrator di putingnya.

Ada sebuah perasaan geli yang aneh yang dirasakannya. Pikirannya seakan terbagi antara menikmatinya atau tersiksa karenanya. Beberapa saat Datuk Banteng menikmati memijit mijit tombol vibrator dan melihat tubuh Gita yang menggeliat geliat seperti itu. Apalagi kini gadis itu pun sudah kembali menangis. Penis Datuk Banteng pun semakin berdenyut tak sabar.

Remote vibrator ia lemparkan pada Bajul , “Jul…kamu urus dia ya….kasih dia sedikit ‘pelajaran’ dan ‘latihan’…hehehehe…”

“beres datuk….” kata Bajul sambil menangkap remote itu.

Ia lalu menurunkan celana dalamnya dan menyorongkan penisnya ke wajah Gita.

“buka mulut!” perintah Bajul

Wajah Gita semakin pucat. Mulutnya ia tutup rapat seraya menggeleng. Seandainya tangannya tak terikat, ia akan menutup mulutnya dengan tangan.

“hmmm…terserah kalo gitu….” kata Bajul sambil menyalakan kembali vibrator yang menempel di puting Gita.

“aaaaahh…hhhapppmmmhhh…”

Saat Gita membuka mulut karena tak tahan dengan getaran vibrator itu, Bajul dengan cepat menyusupkan penisnya masuk ke mulut Gita. Penis yang besar, tak sebanding dengan mulut yang kecil, pipi Gita pun terlihat menggembung saat Bajul mulai menggerakan pinggulnya mendorong penisnya maju mundur di dalam mulut penyanyi cantik Gita Gutawa. Datuk Banteng kini beralih pada Lena. Ia membawa gadis itu ke sebuah sofa merah besar di dekatnya. Sambil melepas pakaiannya sendiri, Datuk Banteng  memberi instruksi  apa yang harus dilakukan Lena. Lena kembali mengambil posisi berlutut di antara kedua kaki Datuk Banteng melanjutkan kembali oral sex-nya yang sempat tertunda nikmatnya seperti apa. Mungkin hanya Datuk Banteng yang tahu. Tapi dilihat dari ekspresi wajahnya, sepertinya sungguh luar biasa.

“ayo , lebih semangat dong….jangan loyo begitu…..” kata Datuk Banteng  sambil meraih buah dada Lena dan meremasnya, memainkan putingnya.

Lena mendelik tak suka pada Datuk Banteng, walaupun kemudian kepalanya bergerak lebih cepat lagi menyuarakan suara decapan basah yang kian kentara.

“Lena , cukup …..kamu naik sini!!” Datuk Banteng menyuruh Lena naik ke pangkuannya.

Lena membuka pahanya dan dengan patuh duduk di pangkuan Datuk Banteng. Tangan Datuk itu mulai beraksi dari mulai mengelusi paha mulus Lena hingga merambat naik meremasi dengan gemasnya bukit kembar Lena yang begitu menonjol sempurna. Puting Lena semakin mengeras saat jari jari kasar Datuk Banteng memilinnya.

Mulut Datuk Banteng mendekati buah dada kiri dan menciuminya, menghisapnya bagai sedang bayi yang sedang lapar menyusu pada ibunya. Tangan kanannya turun menggelitiki bibir vagina Lena.

“ohh…eehmmmm…..” Lena tak bisa menahan erangannya saat buah dadanya dan vaginanya diserang sekaligus.

Mulut Datuk Banteng bergantian melumat buah dada kiri dan kanan Lena, buah dada yang menjadi banyak impian kaum pria. Tangannya yang menggelitiki vagina Lena mulai terasa basah.

“oouhhh…aahh….shhaah…..” Lena semakin mendesah tak tertahan sambil memegangi kepala Datuk Banteng.

Lena berusaha memalingkan wajah saat Datuk Banteng berusaha menciumnya, namun  pria itu semakin mempererat pelukannya. Dan ketika Datuk Banteng berhasil menciumnya, giliran tubuh Lena yang meronta. Tapi tentunya sia sia saja. Bibir sexy Lena dijilati Datuk Banteng dengan bernafsu, lidah pria itu memaksa untuk masuk lalu meliuk liuk di rongga mulutnya. Secara naluriah Lena membalas permainan lidah Datuk Banteng. Lidah mereka saling bertautan, desahan tertahan terdengar diantara percumbuan yang makin panas itu. Suka atau tidak, ciuman Datuk Banteng dan gelitikan di vaginanya membuat birahi Lena ikut naik. Tanpa sadar tangannya memeluk Datuk Banteng. Lena mengerang semakin lirih saat jari jemari pria itu bergerak keluar masuk vaginanya. Apalagi saat ciuman Datuk Banteng kian turun ke lehernya yang jenjang dan menghisap kulit putihnya yang mulus. Lena semakin mendesah, pipinya bersemu merah ketika merasakan lidah pria itu yang basah pada telinganya, menggelitik dan memancing gairahnya.

“oohhh…oohuhhh…aaahhhhhh…shhh…aauhhhh…hhaahhh…ahhhh” Lena  mengerang dan menggeliat merasakan tangan kasar menjamah bagian tubuhnya yang sensitif membuat birahinya semakin meledak-ledak.

Apalagi Datuk Banteng sekali lagi  dengan ganas mulai menjilati dan mengenyot payudara Lena. Terkadang Datuk Banteng juga menggigit-gigit puting payudara itu dengan bibirnya dan menyentil-nyentil puting buah dada Lena dengan lidahnya membuatnya mendesah merasakan kenikmatan seks yang makin menggelora.

“Ogh.. oohh…… ohh.. oohh..” Lena mendesah, antara mau dan tidak mau menerima perlakuan Datuk Banteng.Hal itu membuat pria itu kian bernafsu. Buah dada Lena dicengkeramnya dengan kasar seolah ingin membetot lepas payudara mulus yang membusung indah itu. Terus-menerus mendapat rangsangan hebat seperti itu akhirnya membuat pertahanan Lena akhirnya jebol juga.

“aaahaaaaaaahhhhh……” akhirnya, karena tak tahan lagi, Lena mengalami orgasme yang tak bisa ia tahan lagi.

Tubuh Magdalena melemas di dalam dekapan Datuk Banteng Kenikmatan luar biasa yang dialaminya membuat Lena pasrah menerima perlakuan Datuk Banteng selanjutnya. Datuk Banteng merebahkan tubuh Lena di sofa, kaki gadis itu ia buka lebar.

“j-jangan…..” kata Lena lirih namun tanpa perlawanan yang berarti.

“aaughh….awwww….” erang Lena dengan tangan terkepal saat penis Datuk Banteng mulai menyeruak masuk.

“aahhh…aahhhh…..” jeritan Lena semakin keras , tiap kali penis pria itu tertancap semakin dalam.

Datuk Banteng menggerakan pinggulnya maju mundur dengan ritmis dan teratur. Kadang pelan, kadang keras, kadang perlahan, kadang cepat. Ia sangat menikmati gesekan dan jepitan dinding vagina Lena yang terasa sempit meski bukan virgin. Respon Lena yang sesekali ikut menggoyangkan pinggulnya, membuat hentakan tubuh Datuk Banteng semakin menggila, membuat buah dada Lena yang menonjol sempurna ikut bergoyang goyang menggoda seirama. Tempo gerakan pinggul Datuk Banteng kemudian berubah pelan. Ia perlahan mendorong penisnya hingga amblas seluruhnya, lalu ditariknya sedikit dan didorong lagi. Setiap gesekan penis Datuk Banteng selalu direspon dengan desahan dan erangan kenikmatan oleh Magdalena. Datuk Banteng kembali melakukan genjotan dari perlahan hingga makin cepat. Tubuh Lena terguncang guncang, kepalanya mendongak ke atas, buah dadanya bergoyang goyang begitu menggoda, begitu erotis.

“aahh..ahhh….ooohh….aaahhhh…”

Desahan dan erangan keluar dari mulut Lena. Ia pun menjadi kian bernafsu, pinggulnya ikut bergoyang mengimbangi gerakan Datuk Banteng. Tubuh mulus Lena  kini basah oleh keringat, genjotan pria itu  kian lama kian gencar.

“aahh…oohhh…ahhh….sssh….aahhhh….”

Akhirnya setelah beberapa lama, Lena  mencapai puncak kenikmatan. Tubuhnya melengkung , kakinya menendang nendang bagai bayi, vaginanya berdenyut denyut. Dan tak lama berselang, Datuk Banteng mencapai orgasme juga, semburan sperma dengan deras menyembur mengisi rahim Lena.

“aahhhh……nikmatnya…..aaahhh…….” Datuk Banteng terlihat sangat puas sekali.

Ia lalu bangun meninggalkan tubuh Lena yang masih agak bersemu merah, lemas, dan berkeringat. Nafasnya masih putus putus.

“Bajul…..nih , bagian kamu…..mau gak…???”

“wahhh..dengan senang hati , datuk….” jawab Bajul lalu bergegas menghampiri Magdalena , dan langsung menindihnya, tak peduli gadis itu masih kelelahan.

“dan..untuk kamu , Gita sayang…..” Datuk Banteng tesenyum penuh misteri, “ ada kejutan buat kamu….hehehehehe…..”

Gita pun semakin pucat ketakutan.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

HOTEL TRIGANA

Doni berjalan santai di halaman hotel, bersiul siul sambil memainkan kunci mobilnya. Hatinya sedang gembira, satu lagi skenario ‘black note’ telah berjalan mulus. Berawal dari Tika Putri saat syuting dulu, kini telah berlanjut pada Rizuki dan Franda di salah satu kamar hotel ini sedang menampilkan sebuah pertunjukan khusus yang Doni sebut ‘striptease magic’. Setelah ini Doni akan kembali fokus pada ‘Imron’dan misinya menghabisi ‘virus’ busuk negeri ini. Saat tiba di mobilnya, Doni mendengar langkah langkah ringan di belakangnya.sepertinya langkah kaki perempuan. Doni menoleh dan terkejut. Perempuan di belakangnya adalah Dita Anastasia, salah satu korban dari ‘black note’. Yang lebih mengejutkan ,Dita menangis terisak sambil menodongkan pistol ke arah Doni.

“D-dita…kamu…apa apaan nih….???”

“brengsek kamu Don….!!!! Hari bahagia aku berantakan gara gara kamu !!! masa depan aku hancur gara gara kamu….!!!!”

Doni tentu tak akan lupa dengan peristiwa hari pernikahan Dita yang telah dibuatnya kacau. Di bawah pengaruh ‘black note’ ,Dita tiba tiba mencium salah satu tamu prianya, lalu berlari keluar meninggalkan ruang resepsi dan menghilang entah kemana selama beberapa hari. Hanya masalahnya sekarang apa mungkin Dita mengetahui soal Black Note ??? rasanya tidak mungkin, darimana juga dia bisa tahu…..

“apa maksud kamu , dit..???”

“jangan pura pura Don…..aku udah tahu semuanya….aku tahu soal ‘black note’….!!!!”

Doni tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ,”darimana kamu tahu…soal….black note…???”

“gak penting…..!!! yang jelas kamu sudah merusak masa depanku….impianku…!!!! sekarang kamu terima balasannya….!!!!”

Dita menarik pelatuknya tiga kali, mengirimkan tiga peluru ke dada Doni dan membuatnya jatuh ke tanah bersimbah darah. Sesaat setelah Doni roboh, sambil menangis sesenggukan, Dita mengarahkan pistol itu ke kepalanya sendiri. Ia memejamkan mata, menarik nafas dan menahannya, lalu menembakannya. Dita pun langsung roboh tak bernyawa. Sementara Doni, meski terkena tembakan tiga kali, ia tak langsung tewas. Untuk beberapa detik, ia sekarat meregang nyawa. Setidaknya cukup waktu bagi Doni untuk merasakan jika ada seseorang yang berusaha mengambil ‘black note ‘ yang disimpannya di balik saku dalam jaketnya. Dan di detik detik terakhirnya ia masih sempat melihat siapa orang yang mengambilnya. Dan Doni pun tewas dengan kepenasaran yang tak terjawab. Tak sedikitpun ia terpikir jika orang itu punya niat untuk mengambil ‘black note’ di tangannya.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

BLACK NOTE 3

Posted: January 9, 2011 in black note series

Uang dan kekuasaan. Dua hal tersebut adalah ‘tuhan’ di negeri yang korup ini. Apapun bisa dilakukan dan terjadi dengan keduanya. Penjara yang seharusnya menjadi tempat yang dingin dan menyeramkan sekalipun bisa berubah menjadi ‘kamar hotel’ yang nyaman. Lihat saja mantan jaksa yang terlibat kasus suap BLBI dan telah divonis penjara, Urip Tri Gunawan. Alih alih ditempatkan di sel berjeruji, ia malah mendapatkan sebuah ruangan  yang meski agak sempit namun lengkap dengan segala fasilitas yang menjamin kenyamanan. Kasur empuk plus selimut, televisi dan DVD player lengkap dengan setumpuk film kesukaannya ( termasuk didalamnya JAV movies ) dan juga lantai berkarpet tebal. Satu satunya yang masih mencirikan jika ruangan itu adalah penjara hanyalah sebuah pintu besi dan jendela berjeruji yang terletak tinggi mendekati atap. Urip tak mempermasalahkan ukuran ruangan yang tak terlalu besar. Yang penting baginya ia bisa menghabiskan masa hukuman dengan ‘nyaman’. Uang dan kekuasaan yang dimilikinya telah menjamin itu semua. Salah satu previlige lain yang dimiliki Urip adalah dibolehkannya dia untuk menerima tamu kapan saja dan siapa saja tanpa ada batasan atau aturan apapun. Seperti halnya hari itu, Urip sedang menerima tamu khusus. Disebut khusus karena tamunya hari ini adalah juga terpidana kasus suap BLBI, ‘partner in crime’ nya, dia adalah si tante modis Artalyta Suryani (Ayin). Ayin pun sebenarnya sudah divonis penjara seperti halnya Urip. Namun kombinasi dari setumpuk uang, sepasukan pengacara tangguh dan sederet koneksi di kejaksaan membuat Ayin bebas keluar masuk dari tempatnya ditahan. Alasan yang digunakan adalah klise, yaitu sakit dan harus berobat. Bahkan dengan alasan fasilitas yang tak memadai, Ayin sudah mengantongi izin untuk berobat ke rumah sakit di Singapura.

“aku gak bakal balik lagi ke sini…” bisik Ayin pada Urip.

Tak adanya perjanjian ekstradisi dengan Indonesia membuat Singapura menjadi surga pelarian bagi para koruptor kakap negeri ini.

 

Urip memang sudah menduga jika Ayin akan merencanakan itu, karenanya ia tak terlihat terkejut. Urip hanya menanggapi seperlunya saja saat Ayin membeberkan rencana pelariannya dan mengatur skenario alibi bersama. Urip menganggap saat ini sebaiknya baik dirinya maupun Ayin mengurus diri masing – masing. Sikap dingin Urip rupanya membuat Ayin kecewa dan agak tersinggung. Ia pun meninggalkan sel Urip dengan ekspresi kesal dan mengomel tak jelas dalam bahasa Mandarin.

“mau lari ke neraka juga…peduli amat…!!!” gerutu Urip setelah Ayin pergi. Ia memang cenderung menyalahkan Ayin atas gagalnya ‘kerjasama’ mereka, apalagi terbongkarnya kasus merekapun disebabkan juga dengan tersadapnya sambungan telepon milik Ayin.

Sepeninggal Ayin, Urip duduk gelisah menunggu kedatangan tamunya yang lain. Ia berkali kali melirik jam di meja, tamunya sudah terlambat satu jam. Urip kian gelisah. Ia berbaring tak tenang untuk sesaat lalu bangkit dan menyalakan TV. Urip menatap layar TV tanpa minat, chanelnya terus menerus ia ganti hingga akhirnya bosan sendiri dan mematikan TV. Kembali melihat jam, tamunya sudah terlambat dua jam dari yang dijanjikan. Urip mendengus kesal dan menjatuhkan tubuhnya dengan keras ke tempat tidur. Matanya terpejam, entah berusaha untuk tidur atau  hanya menenangkan diri saja.

Beberapa menit kemudian Urip terlonjak kaget saat pintu selnya terdengar terbuka, ia bangkit dan menatap penuh harap. Seorang penjaga masuk dengan bahasa tubuh layaknya seorang bawahan yang sedang menghadap atasannya.

”maaf pak….anu…tamunya sudah datang….”

”akhirnya….” Urip menghembuskan nafas lega , ” ya sudah…langsung suruh masuk…dari tadi kek…..”

”baik pak….permisi….”

 

Penjaga itu segera menghilang di balik pintu dan tak lama kemudian berganti dua orang wanita cantik memasuki sel Urip. Saat masuk, kedua wanita itu menunjukan ekspresi wajah yang berlainan. Yang seorang terlihat santai dan terseyum manis sedangkan yang lain terlihat tegang dan tak nyaman sambil bersilang tangan di dada seolah hendak menutupi tonjolan payudaranya. Wanita kedua itu memandangi seluruh penjuru ruangan ruangan sel Urip dengan delikan sinis. Urip tak menyadari delikan tersebut, ia berdiri memandangi bergantian kedua wanita itu sambil bertolak pinggang .

“kemana aja sih kalian…..harusnya kalian datang dua jam yang lalu…..??!!”

“sorry deh oom….” wanita pertama yang menjawab , ” soalnya  tadi banyak wartawan…..bisa heboh kan kalo ada yang tahu…..ya gak mbak….??” disenggolnya teman disebelahnya. Yang disenggol hanya mengangguk pelan sambil tersenyum dipaksakan.

Kali ini Urip bisa melihat jika wanita kedua terlihat tak nyaman, namun Urip justru menyukainya. Ketidaknyamanannya justru menjadi poin plus bagi Urip. Selain itu Urip pun bisa memahami alasan keterlambatan mereka , bagaimanapun juga mereka adalah selebritis meski saat ini sedang bermasalah dengan hukum. Wanita pertama yang terlihat santai adalah Sheila Marcia, artis cantik yang terjerat kasus narkoba sedangkan wanita kedua yang terlihat tegang adalah Marcella Zalianty yang baru saja terjerat kasus penganiayaan seorang designer interior. Berbeda dengan Urip yang cukup nyaman dengan kehidupan ‘penjara’nya , bagi Sheila dan Marcella hidup di penjara sangatlah tidak menyenangkan. Bagi keduanya yang selebritis, mereka terbiasa hidup dengan berbagai kemudahan, glamoritas dan party sana sini. Dan ketika mendadak mereka harus terkurung di satu tempat dalam waktu yang cukup lama, senyaman apapun tempat itu, bukanlah sesuatu yang mudah dihadapi. Itulah sebabnya saat ada tawaran pengurangan masa hukuman dengan syarat harus melayani para pejabat dan orang penting yang berada dalam penjara, Sheila tanpa berpikir lama langsung setuju.

Gaya hidup Sheila kesehariannya memang bebas terlebih lagi ia tinggal jauh dengan orangtua. Baginya memang tak masalah dengan siapa ia ‘tidur’ selama memberinya keuntungan. Sheila memang kerap ‘tidur’ dengan produser untuk mendapatkan peran utama dalam sebuah produksi film. Lain Sheila, lain pula Marcella. Baginya butuh waktu lama sebelum akhirnya memutuskan menerima tawaran itu meski berat hati. Tanpa bermaksud untuk munafik, namun Marcella memang cenderung pilih pilih untuk urusan sex. Selama ini Marcella hanya melakukannya dengan pacar pacarnya saja dengan alasan suka, mau dan tentu saja cinta. Tak pernah sekalipun dirinya ‘menjual diri’ untuk sejumlah uang ataupun peran dalam film. Namun kali ini situasinya lain, Marcella mengkhawatirkan kariernya jika terlalu lama di penjara. Marcella dan Sheila datang memakai pakaian yang secara spesifik telah diisntruksikan Urip sebelumnya. Sheila yang lebih muda , memakai seragam putih abu abu SMA dengan rok tinggi di atas lutut dan baju putihnya terbuka satu kancing. Tak sampai memperlihatkan buah dada ataupun belahannya memang, namun tetap memberi kesan sexy. Untuk Marcella, Urip menyuruhnya untuk memakai pakaian tennis yang ternyata sangat cocok dengan postur tubuhnya yang tinggi semampai. T-shirt putihnya berpotongan leher rendah memperlihatkan sedikit belahan dadanya. Ukurannya yang begitu ketat , menonjolkan buah dada dan puting Marcella yang memang tak memakai pelapis apapun lagi. Roknya yang lebih pendek dari Sheila, begitu sempurna memperlihatkan pahanya yang putih dan mulus. Urip tersenyum cabul dan menjijikan , menatap penuh minat kedua artis cantik dihadapannya. Dan  Ia memutuskan untuk menikmati Marcella terlebih dahulu.

Sikap Marcella yang agak rikuh membuatnya penasaran sekaligus bergairah. Tangan Urip terulur berniat hendak menyentuh payudara Marcella, namun secara refleks gadis itu menepisnya. Urip tersentak kaget, senyumnya langsung hilang. Marcella memandang Urip dengan pandangan tak senang, wajahnya terlihat bersusah payah menahan emosi. Sesaat situasinya mendadak menjadi sangat kaku.

“mbak….!!!” ,Sheila menyenggol Marcella dengan siku untuk mengingatkan.

Wajah Marcella mengendur meski masih menatap kesal. Sudut bibir Urip membentuk seulas senyum kemenangan. Sekali lagi tangannya terulur untuk menyentuh payudara Marcella. Dan kali ini tak ada perlawanan.

 

“hehehehe….”, Urip tertawa menyebalkan saat mulai meraba dan meremas payudara Marcella.

Mata Marcella terpejam namun bukan karena ia menikmati sentuhan Urip melainkan karena menahan segala kegalauan yang ia rasakan dan mencoba membesarkan hati menguatkan mental. Urip mendorong tubuh Marcella hingga menyentuh dinding lalu kembali melakukan remasan dengan kedua tangannya sambil pula menciumi dan menjilati leher jenjang gadis itu. Harum tubuh Marcella semakin meningkatkan level birahi Urip.

“uuuhh…..” Marcella mengeluh pendek saat payudaranya diremas terlalu keras.

Batin Marcella kini bergejolak, ia mulai berpikir jika keputusannya menerima tawaran pengurangan masa hukuman dengan mantan jaksa ini adalah sebuah kesalahan.

”angkat tanganmu ke belakang kepala…”perintah Urip.

Dengan enggan Marcella mengangkat tangan seperti orang yang sedang Ditangkap polisi. Tatapan matanya bercampur antara tak suka dan heran. Urip menyingkap perlahan t-shirt Marcella hingga sebatas leher. Dan tentunya sekarang ia lebih leluasa menggerayangi payudara artis cantik mantan bintang lux itu. Urip terlihat sangat menikmati sekali empuk dan kenyalnya bukit kembar yang begitu mulus dan putih bersih tersebut. Beberapa menit berlalu hingga akhirnya Urip merasa puas bermain dengan payudara, kini ia menyuruh Marcella untuk berlutut. Tak perlu banyak kata, Marcella langsung paham apa yang dia harus lakukan. Dengan gontai ia melepas celana pria itu dan mengeluarkan penis yang terkurung di dalamnya. Sejenak Marcella menghembuskan nafas panjang untuk membuang seluruh keraguannya lalu penis itu ia masukan ke dalam mulutnya.

”ooop…aaapp……sabar dulu nona cantik….hehehehe….” Urip mendorong kepala Marcella menjauh, ” jilatin dulu dong…..biar enak gitu…hehehee….”

Cukup sudah ..!!! marcella kini tak lagi menyembunyikan kekesalannya. Ia bangkit sambil menatap Urip dengan marah.

“kenapa ..??? gak mau….??” Urip tetap terlihat tenang dan menantang, ” mungkin kamu lebih suka kalau melayani tahanan di blok timur..heh…!!!”

 

Tanpa direncanakan, Marcella refleks bergidik ngeri. Blok timur adalah tempat para kriminal sesungguhnya, pembunuh, pemerkosa, drug dealer, dan sejenisnya. Nasib Marcella jelas tak akan ‘seberuntung’ sekarang seandainya ia dimasukkan kesana.

Sadar tak ada pilihan yang lebih baik, Marcella kembali berlutut meraih penis Urip dan menjilatinya dengan setengah hati.

“nahh..hehehe..gitu dong…..kepalanya dong non..ujungnya jilat…yaaa..aahhh…yess…that’s it girl,,,thats it…!!! “Urip terus memberi instruksi yang dijalankan dengan patuh oleh Marcella.

Sambil terus menikmati jilatan Marcella , Urip memberi isyarat pada Sheila agar mendekat. Sheila yang sedari tadi hanya menonton saja, menghampiri dengan genit.

Tanpa banyak basa basi, Urip melepas seluruh kancing baju Sheila, meremas buah dada gadis itu sambil mencium bibirnya. Sheila menyambut ciuman itu dengan sama bernafsunya. Bibir keduanya berpagut ganas, remasan Urip di dada Sheila pun kian gencar. Melihat Urip mulai asyik dengan Sheila, Marcella mengentikan jilatannya dan langsung memasukan penis itu ke dalam mulutnya. Urip membiarkannya kali ini, namun dari gerak matanya, terlihat Urip merasakan sebuah sensasi kenikmatan yang tak biasa.

Berniat ingin segera mengakhiri semua ini, Marcella memberikan kuluman dan kocokan terbaiknya. Kepalanya bergerak maju mundur teratur, sedotan mulutnya yang begitu membuai jiwa dikombinasikan dengan pijatan tangan yang dahsyat. Efek kenikmatan yang luar biasa membuat Urip sejenak melepas ciumannya dengan Sheila untuk sekedar melenguh panjang mengekspresikan rasa nikmatnya. Sheila mengambil jeda tersebut untuk melepas seluruh pakaiannya dan memberi keleluasaan yang lebih lagi pada Urip untuk menggerayangi tiap lekuk indah tubuhnya.

”uuoohh..aahhhh..oom….aahhh…aaaahh…..sssshhaahh…..” Sheila mengerang erotis saat jemari Urip menggelitik vaginanya. Suasana sel tersebut makin ‘panas’ saja tiap menitnya.

 

Kuluman terbaik Marcella dan erangan erotis Sheila ternyata sangat efektif mengantarkan Urip mencapai puncak kenikmatan lebih cepat. Sejenak Urip melepas Sheila untuk berkonsentrasi pada Marcella. Kepala gadis itu ia dorong agar bergerak lebih cepat lagi. Marcella paham hanya beberapa saat lagi maka Urip akan klimaks, maka ia pun semakin bersemangat menggerakn kepalanya. Semenit kemudian Urip mulai merasakan tekanan dahsyat dari dalam tubuhnya. Seluruh persendiannya terasa menegang. Rasa dingin merinding turun dari tengkuk Urip dan menjalar ke seluruh tubuhnya.

”aaaarrggghhh…..!!!!”

Urip menahan kuat kepala Marcella saat menyemburkan spermanya. Gadis itu kontan gelagapan apalagi saat cairan itu mulai memenuhi mulutnya. Marcella berusaha mendorong dan memukul mukul tubuh Urip karena ia mulai sulit bernafas. Saat berhasil melepaskan diri dari Urip, Marcella langsung terbatuk batuk mencoba meraih nafas sebanyak mungkin, sisa-sisa sperma menetes keluar dari mulutnya. Ia pun menangis marah sambil memukul lantai, tak mempercayai dirinya mau merendahkan diri seperti ini. Dalam hatinya ia menyalahkan Ananda Mikola dan Moreno yang membuatnya terjebak dalam situasi seperti ini.

“oom..kenapa oom…???” suara Sheila yang terdengar panik sedikit mengejutkan Marcella.

Urip masih berdiri di tempatnya semula, mulutnya masih menganga dan tangannya terangkat mencengkram dada, seolah tersiksa oleh rasa sakit yang luar biasa.

“hhagggh……haaaggghhhh…hheeeakkgg…..”

Nafas Urip terdengar pendek pendek seperti sedang terserang asma. Sheila dan Marcella saling berpandangan sama sama tak menngerti apa yang terjadi. Marcella memberanikan diri mendekat dan menyentuh pundak Urip.

“hahaaaaaaaaggggggghhhkkkkk……..!!!!!!”

Urip mendadak melolong panjang kesakitan dan roboh ke lantai. Secara bersamaan Sheila dan Marcella langsung melompat mundur sambil menatap dengan ketakutan.

Nafas Urip masih terdengar pendek dengan jeda waktu yang semakin panjang, matanya melotot, wajahnya terlihat memerah mengerikan. Tangannya masih mencengkram dada.

Sheila yang semakin ketakutan segera saja menggedor pintu sel dan memanggil penjaga.

Hanya beberapa detik saja, seorang penjaga datang dengan sigap.

“ada apa….ada apa….???”

Saat penjaga itu masuk, ia tak langsung menuju Urip karena perhatiannya teralihkan pada tubuh Sheila yang telanjang dan payudara Marcella yang terlihat. Dan bukannya menolong , ia malah bengong memandangi keindahan yang jarang dilihatnya itu.

“itu….!!!!!” Dengan kesal Marcella menurunkan t -shirtnya lalu mendorong si penjaga ke arah Urip yang masih kelojotan di lantai. Barulah orang itu sadar apa yang terjadi dan segera keluar untuk memanggil dokter.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Beberapa jam kemudian hampir seluruh siaran berita di televisi di dominasi oleh kabar tewasnya mantan jaksa Urip Tri Gunawan di selnya karena serangan jantung. Beritanya semakin menghebohkan karena beberapa wartawan mencium keberadaan Sheila dan Marcella di tempat kejadian. Berita kematian Urip juga diikuti oleh berita kedua tentang jatuhnya pesawat Air Asia tujuan Singapura di Selat Sunda. Seluruh penumpang dan awak pesawat dipastikan tewas. Gagal mesin diduga sebagai penyebab kecelakaan tersebut. berita ini menjadi menarik saat diketahui ternyata Artalyta Suryani adalah salah satu penumpang pesawat tersebut. Namun yang paling mengejutkan ternyata adalah berita ketiga. Tak ada yang tak terkejut melihat berita ketiga, semuanya melongo tak percaya. Beberapa penonton yang lebih cerdas menyadari jika berita ketiga ini bisa memicu kekacauan yang luar biasa. Mereka bahkan khawatir berita ini bisa membuat sebuah de ja vu akan kerusuhan Mei 1998.

‘K’ pun menyaksikan siaran berita tersebut dan terlihat agak terpukul karena ini berarti dia kalah langkah. Dengan muram , ia memandang ’7′ dan ’11′ lalu berkata , “it’s a new level of black note…..damn it!!”

 

******NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Ballroom Hotel Orion -sebuah hotel berbintang di Jakarta – siang itu sudah ramai oleh para tamu undangan yang menghadiri resepsi pernikahan. Bramantyo Hadi, seorang pengusaha muda yang sukses bergerak di bisnis otomotif  merayakan pernikahannya dengan Dita Anastasya , seorang mahasisiwi tingkat IV sebuah universitas terkemuka di Jakarta yang juga merupakan teman sekampus Doni. Kedua mempelai terlihat sangat serasi sekali di pelaminan, pria tampan dan gadis cantik dibalut busana pengantin bernuansa putih. Khusus Dita, gaun pengantinnya yang setengah dada berpadu sangat pas sekali dengan kulitnya yang bersih, membuatnya terlihat semakin cerah dan terang. Dita memancarkan aura kecantikan yang membuat banyak pria merasa iri pada keberuntungan bram yang mempersuntingnya. Doni pun dalam hati mengakui jika hari itu Dita terlihat beberapa kali lebih cantik dari biasanya, namun hal tersebut tetap tak membuat Doni membatalkan rencananya. Kehadirannya di pesta itu bukan untuk mengagumi atau sekedar memberi ucapan selamat pada Dita. Doni hadir karena dendam. Dita adalah satu satunya perempuan yang tak bisa ia taklukan. Harta dan ketampanan yang selama ini menjadi senjata andalan Doni ternyata tak mempan terhadap Dita. Dita memang istimewa. Cantik, pintar, mudah bergaul dan aktif berorganisasi yang membuatnya menjadi banyak teman dan populer. Dan meski bergaul dengan banyak orang , Dita sungguh pandai menjaga diri dan kehormatannya. Prinsipnya tegas, no free sex, no drugs, no alcohol.

Dita sangat tahu siapa dan bagaimana Doni. Reputasinya sebagai ‘playboy kampus’ membuat Dita otomatis menjaga jarak. Harta dan ketampanan Doni tak membuatnya menjadi silau. Berbagai cara Doni lakukan untuk mendapatkan Dita, namun gadis itu selalu menolaknya dengan halus. Sangatlah beralasan Doni begitu ngotot mendapatkan Dita. Bahkan hampir semua pria di kampusnya jatuh hati pada Dita, apalagi setelah gadis itu terpilih sebagai ‘putri kampus’ dalam sebuah acara pemilihan yang digelar tiap akhir tahun ajaran.

 

Namun elemen yang paling membuat Doni tertarik pada sang putri kampus adalah keperawanannya yang ia yakini masih terjaga dengan baik. Doni ingin menjadi orang pertama yang merenggutnya dan menikmatinya. Tapi sekali lagi, Dita tak jatuh oleh segala tipu daya Doni. Apapun yang Doni tawarkan tak membuat dirinya membuka hati pada pria itu. Bahkan lama kelamaan sikapnya mulai tak ramah lagi. Dita tak segan lagi menunjukkan ketidak sukaannya karena Doni terus mengejarnya. Ia mulai merasa terganggu oleh segala rayuan Doni setiap hari. Dan puncaknya suatu hari di perpustakaan. Dita yang sudah sangat kesal melempar buku yang dibacanya ke arah Doni seraya memakinya sebagai playboy kampung tak tahu malu. Suasana perpustakaan yang tenang membuat insiden sekecil apapun akan menjadi sangat kentara dan otomatis menjadi pusat perhatian. Doni menjadi bahan tertawaan orang orang disana dan seolah belum cukup membuatnya malu, seorang satpam dengan lagaknya yang sok penting mengusir Doni keluar. Rasa malu dan marah menggunung di dada Doni, bibit dendam mulai tumbuh. Sejak saat itu Doni memang tak lagi mendekati Dita, namun ia terus berpikir untuk membalas penghinaan yang dirasakannya saat di perpustakaan itu. Dan sekarang adalah saatnya. ‘black note’ akan membantunya membalaskan dendam. Doni pun tersenyum saat melihat ke arah pelaminan. Tak diragukan lagi , efek ‘black note’ mulai bekerja.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Dita mendadak terlihat gelisah  , berkali kali ia merubah posisi duduknya. Sesekali ia menggigit bibir, dahinya berkerut seperti sedang menahan sesuatu.

“kamu kenapa sayang…” tanya Bram dengan suara pelan saat melihat Dita bersikap aneh.

“engg..enggak kok…ini…emmm…..perutku gak enak…..” jawab Dita berbohong.

Bukan perutnya yang bermasalah melainkan seluruh bagian sensitifnya. Buah dada dan vaginanya mendadak terasa ‘gatal’ ingin sgera disentuh. Birahinya mendadak naik begitu cepat. Tanpa bisa dicegah , bayangan indah dan nikmatnya malam pertama memenuhi kepala Dita.dan itu sungguh menyiksanya. Saat Bram melirik cemas, Dita segera memegang perut untuk memberi kesan seolah ia memang sedang sakit perut. Dan dengan gerakan ‘tak sengaja’ jempol Dita menyentuh payudaranya sendiri. Satu sentuhan kecil namun efeknya luar biasa. Sebuah aliran dingin berdesir cepat ke seluruh tubuh Dita. Perasaannya makin kacau diterror birahi yang terus meninggi. Nafasnya mulai tak teratur.

Akhirnya Dita tak tahan lagi, ia meremas sebelah payudaranya sambil memejamkan mata.rasanya begitu nyaman dan nikmat sekali. Bram jelas terkejut melihat sikap Dita , dengan cepat Ditariknya tangan istrinya itu sambil menegurnya dengan suara pelan namun tegas, “Dita….!!!!”

Bram memandangi Dita dengan perasaan aneh , apapun yang dirasakan istrinya saat ini diyakininya pastilah bukan sekedar sakit perut. Bram ingin bertanya lebih lanjut, namun sepasang tamu datang naik ke pelaminan untuk memberi ucapan selamat. Bram pun hanya menepuk bahu Dita dan berharap istrinya bisa menjaga sikap. Tamu yang naik adalah Anneu, teman kampus Dita yang datang bersama pacarnya yang sekilas mirip pemain sinetron Teuku Wisnu.

 

“selamat ya Dita honey…..” Anneu menyalami Dita, cipika cipiki lalu memeluknya.

Apa yang dilakukan Anneu sebenarnya hal yang wajar dan biasa antar teman. Namun bagi Dita yang sedang dialnda birahi hebat, rasanya menjadi sangat berbeda. Hampir saja Dita tak mampu menahan hasrat untuk mencium bibir sahabatnya itu, namun untungnya ia masih bisa mengendalikan diri. Alih alih mencium, ia memeluk erat tubuh Anneu sehingga buah dada keduanya saling menekan. Meski terkejut, Anneu tak merasa curiga. Ia mengira jika pelukan erat ini adalah luapan ekspresi kegembiraan. Masalah baru muncul ketika pacar Anneu menyalami Dita. Pria itu sebenarnya hanya berniat bersalaman saja karena ia pun tak terlalu mengenal dekat Dita. Namun justru Dita mendadak memeluknya erat dan diikuti dengan mencium bibirnya. Sentuhan tangan soerang pria tampan akhirnya membuat pertahanan Dita akhirnya jebol juga. Seisi ballroom medadak hening untuk sesaat, bahkan wedding singer pun berhenti bernyanyi padahal lagunya belum selesai. Suara bisik bisik mulai terdengar disana sini yang kemudian semakin ramai bagaikan suara dengungan lebah. Di pelaminan, suasananya lebih menegangkan lagi. Anneu dan bram menatap pasangan masing masing dengan curiga dan marah. Pacar anneu terlihat sangat canggung dan salah tingkah karena ia sendiri tak tahu kenapa Dita menciumnya. Belum sempat ada yang buka suara .tiba tiba Dita berlari meninggalkan pelaminan dan keluar melalui pintu samping. Saking terkejut dan terpananya, tak ada seorangpun yang berusaha mencegah Dita. Barulah beberapa detik setelah Dita menghilang di balik pintu , mereka sadar seharusnya mereka mengejar Dita. Dipimpin oleh Bram yang berlari paling depan, beberapa orang segera berusaha mengejar Dita. namun gadis itu sudah tak terlihat lagi.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***


Dita tak tahu atau merencanakan untuk lari ke basement tempat parkir, namun hati dan langkah kakinya telah membawanya kesana. Dan ledakan birahi itupun kembali terasa bahkan lebih parah. Dita duduk terpuruk bersandar pada sebuah mobil. Tangannya menyusup masuk dari bagian atas gaun pengantinnya untuk meremas langsung buah dadanya sendiri. Satu tangan lainnya tanpa ragu menyingkap bagian bawah gaunnya, menyelipkan tangan ke balik celana dalamnya dan mulai menggelitik vaginanya.

“ooohhmmmmhh……” Dita mendesah nyaman. Matanya terpejam, mulutnya sedikit terbuka.

Dita bahkan sudah tak peduli lagi jika ini adalah tempat umum dimana seseorang bisa saja muncul dan memergokinya. Justru dalam pikiran Dita saat ini, ia berharap ada yang memergokinya , menyeretnya ke kamar mandi dan memperkosanya disana. Wajahnya terlihat meringis seakan hendak menangis meski sebenarnya ia sedang meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya saat ini. Tangannya terus sibuk menggelitiki vagina dan meremas buah dadanya sendiri. Namun keasyikan Dita sontak terganggu saat suara suara bernada panik terdengar memanggil namanya. Dita mengintip dari balik mobil dan melihat Bram berikut beberapa anggota keluarga lain sedang mencarinya. Merasa birahinya masih belum terpuaskan sekaligus pula menghindari banyak pertanyaan, Dita enggan untuk segera kembali atau cepat ditemukan oleh keluarganya. Dengan menenteng alas kakinya agar tak bersuara, Dita berjalan merunduk diantara mobil mobil, menghindari para pencarinya. Meski bergerak dengan hati hati, namun Dita bergerak tanpa tujuan yang pasti selain terus kucing kucingan dengan keluarganya di antara deretan mobil yang diparkir. Sampai akhirnya Dita pun terkepung, kemanapun ia bergerak pasti akan ada yang melihatnya.

 

Dengan panik Dita memandang sekeliling mencari jalan keluar lain namun tak ada. Hampir saja Dita memutuskan untuk menyerah saja ketika ia menyadari jika ia saat ini sedang bersembunyi di balik sebuah mobil box yang berukuran agak besar. Dan yang terpenting pintu box mobil itu tak tertutup rapat. Tanpa banyak berpikir juga tanpa suara, Dita membuka pintu box dan melompat masuk kedalamnya. Jantungnya berdebar keras saat mendengar suara suara langkah yang mencarinya terdengar di sekitar mobil box tersebut. Tangan Dita kuat memegang handle pintu seolah hendak menahan sekuat tenaga jika seandainya ada yang berusaha membukanya. Namun ternyata tak ada seorangpun yang terpikir untuk memeriksa mobil box tersebut. Mereka bahkan tak menyadari jika pintu box tersebut tak tertutup rapat. Mereka hanya berkeliling di sekitar mobil lalu bergumam kecewa saat tak menemukan apa apa. Langkah langkah kaki terdengar menjauh membuat Dita merasa sedikit lega.

“uhuk..uhuk…ehemm…!!”

Suara batuk di belakangnya menyadarkan Dita jika ia tak sendiri di dalam mobil box tersebut. Seorang pria lusuh berusia lewat 40-an terduduk melongo memandanginya. Nyaris tak ada yang ingat nama asli pria itu karena selama bertahun tahun orang memanggilnya Petot. Hari ini, Petot bersama Entang ( supir ) dan Udin ( kenek ) baru saja mengantarkan barang pesanan hotel. Dan sementara Entang dan Udin naik ke lantai atas untuk mengurusi uang jasa mereka. Petot lebih memilih beristirahat sejenak di mobil.

Ia sedang tidur tidur ayam di atas tumpukan kardus gepeng saat merasakan mobilnya berguncang. Semula ia mengira kawan kawannya telah kembali namun ternyata yang muncul adalah mahluk cantik berbusana pengantin yang langsung membuatnya terpana. Reaksi yang langsung terlihat jelas adalah celana pendeknya yang mendadak menggembung, apalagi Petot tak menggunakan celana dalam. Petot dan Dita sesaat hanya saling memandang sama sama terkejut.

 

Dita lantas tersenyum sambil merangkak mendekati Petot sambil menaruh telunjuk di mulutnya , ” ssssstttt…..!!!”

Petot yang masih terbengong bengong hanya mengangguk patuh bagai boneka saat Dita menyuruhnya untuk diam. Dan Petot pun semakin melongo saat penisnya dielus elus oleh Dita.

“sssshhh…..!!!” sekali lagi Dita memberi isyarat Petot untuk diam, kali ini dengan sedikit lebih mendesah.

“he eh..he eh…” hanya itu yang bisa keluar dari mulut Petot. Sekilas ia malah mirip orang yang cacat mental.

Dan jangan pernah membayangkan seperti apa ekspresi Petot saat celananya diturunkan oleh Dita untuk kemudian penisnya tanpa ragu dikulum gadis itu. Petot memang ditakdirkan berwajah tak menarik ( mungkin waktu Tuhan bagi bagi wajah, Petot tak hadir ). Sulit bagi Petot untuk mendekati wanita, bahkan perempuan nakal sekalipun enggan melayaninya. Itu pula sebabnya Petot belum menikah hingga sekarang.

Tapi secara tak terduga, saat ini ada seorang pengantin yang sangat cantik bersedia melayaninya dengan suka rela, Petot pun ( mungkin ) rela mati untuk menikmatinya. Sungguh mengherankan, Dita yang sebelumnya tak pernah melakukan hubungan seksual dengan siapapun, mendadak menjadi sangat ahli mengoral penis layaknya seorang professional. Itulah salah satu efek ‘black note’. Seorang introvert sekalipun bisa berubah menjadi binal. Petot bergidik girang saat menikmati sapuan nakal lidah Dita di seputaran penisnya, apalagi dikombinasikan dengan kocokan mulut yang jarang bisa dinikmatinya.Untuk menambah panas suasana, Dita bahkan sengaja mengerang dan menggumam bagaikan bintang film porno.

 

Dengan gemetar dan takut takut, Petot menggerakan tangannya untuk menyentuh buah dada Dita yang melekuk indah di balik gaun pengantin.

“hooohh..ooohhh…..”

Tak banyak yang bisa Petot ucapkan saking senangnya saat ia berhasil menyentuh payudara Dita. Tangannya bermain main nakal disana mencoba meniru pada apa yang pernah ia lihat di film bokep. Saat tangan Petot berusaha menelusup masuk dari atas, tiba tiba saja Dita menepisnya dengan keras. Dita menghentikan oral servicenya lalu menggeleng gelengkan kepala.

“eehh..emmm…anu..emmm..ahh..ehh….” Petot bergumam tak jelas, salah tingkah dan terkejut. Tangannya bergerak gerak tanpa arti seperti hendak menjelaskan sesuatu.

Petot mengira Dita pastilah marah karena wajah gadis itu terlihat datar. Namun tentu saja Dita tak marah, ia hanya menggoda Petot saja. Sambil tersenyum, Dita melonggarkan bagian belakang gaunnya dan lalu menurunkannya memperlihatkan dengan suka rela keindahan tonjolan buah dadanya. Tak sempat bagi Petot untuk terkejut sekalipun, Dita telah menarik kepala Petot ke arah buah dadanya. Sempat terdiam sejenak, namun segera dengan rakusnya menyeruput buah dada nan mulus tersebut. Begitu ganas, begitu rakus, hingga suara liurnya pun terdengar jelas. Agar posisinya lebih nyaman, Petot membaringkan Dita di lantai beralaskan kardus gepeng. Lalu dengan lebih ganas dari sebelumnya, Petot meremas dan mengulum kedua bukit mulus Dita bergantian.

“anjing lu tot..!!! ngapain luh….??!!!!”

Entang dan Udin rupanya telah kembali setelah menerima pembayaran atas barang yang mereka kirim. Saat menuju tempat parkir basement, mereka mendengar kehebohan tentang pengantin wanita yang mendadak lari dan menghilang, mereka juga sempat bertemu dengan orang orang yang sedang mencarinya. Tentu saja mereka terkejut saat menemukan pengantin yang hilang itu berada di dalam mobil box mereka dan sedang digumuli oleh Petot.

 

Mereka awalnya mengira Petot ( yang putus asa karena tak punya pacar ) telah menyeret dan membawa pengantin itu ke dalam mobil lalu memperkosanya. Namun dalam sekejap pula, Entang dan Udin tercengang. bukan hanya terlihat pasrah, tapi pengantin itu menatapnya dengan pandangan menggoda. Bibirnya membuka sedemikian rupa memberi kesan sexy dan erotis. Dengan gerakan jari, Dita memanggil Entang dan Udin untuk mendekat. Dua pria itu tak langsung bergerak, mereka justru saling berpandangan. Setan dan malaikat sedang bergumul di hati masing masing. Namun kala melihat Petot yang buruk rupa begitu asyik menikmati buah dada gadis itu yang juga terlihat pasrah, maka setan lah yang memenangkan pertarungan batin tersebut.

“din…nyetir….” kata Entang menyerahkan kunci mobil sambil matanya terus menatap Dita penuh minat.

“tapi….”Udin mencoba protes

“udah nyetir sana ….!!!”

“tapi…”

“eehh….mau uang hasil tadi gak dibagi..???”

“iya…sok lah…gak dibayar juga gak apa apa…..” jelas sekali Udin pun sama bernafsunya untuk meniduri Dita. Antara uang dan Dita , Udin memilih Dita.

“eehh..siah belegug…!!!! Kaditu nyetir …!!!! Cabok geura ku aing…” Entang mendorong tubuh Udin sambil menendang pelan pantatnya.

Sambil bergumam kesal, Udin akhirnya pergi ke depan. Kekesalannya ia lampiaskan dengan membanting pintu sekeras mungkin. Udin pun tetap mengomel sendirian kala menyalakan mesin dan membawa mobil box tersebut meninggalkan hotel. Entang dengan semangat melompat masuk ke dalam box dan menutup pintunya rapat. Sebuah tingkap kecil di atap ia buka untuk sirkulasi udara.

“neng..ikutan yah…boleh….??” Tanya Entang sambil meringis cabul.

Saat Entang mendekat, Dita mendorong tubuh Petot menjauh. Tanpa bicara apa apa selain senyuman menggoda, Dita mengatkan kedua tangannya, memberi isyarat pada Entang dan Petot untuk tak mendekatinya dulu.

 

Dibumbui dengan kerlingan nakal, senyuman menggoda dan gerakan erotis, Dita melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya tanpa kecuali. Ia juga melepas berbagai hiasan kepalanya lalu menggerai rambutnya. Kemudian masih dengan gerakan tangan, Dita menyuruh kedua pria itu untuk melepas juga pakaian masing masing. Bagai sedang berlomba, Entang dan Petot saling adu cepat melepas pakaian. Tentu saja Petot yang hanya memakai kaus lusuh dan celana pendek tanpa dalaman, selesai lebih dulu dibanding Entang yang berpakaian lebih rapi. Dita mendekati Petot, diciumnya sejenak bibir pria itu. Lalu ciuman Dita beralih ke leher. Disana ia melakukan jilatan jilatan pembangkit nafsu, diawali dari leher hingga menuju puting Petot. Gerakan memutar lidah Dita yang menggelitik puting Petot, sungguh sulit dicari bandingan nikmatnya. Dita berhenti sejenak saat Entang mendekat. Disambutnya pria itu dengan senyuman termanisnya. Entang mendekatkan wajah hendak mencium bibir Dita, namun ia justru diarahkan menuju payudara. Dita pun membawa kepala Petot menuju buah dadanya.

Dua pria itu tentu saja dengan senang hati menerima ‘tawaran’ tersebut. Hanya butuh waktu beberapa detik untuk mereka tenggelam dalam keasyikan menikmati fresh-nya buah dada Dita. Kuluman, jilatan, sedotan, gigitan, apapun yang bisa dilakukan mulut mereka lakukan. Dan mulut mereka pun semakin ganas saat Dita mengocok penis mereka masing masing. Decapan, erangan, rintihan dan geliatan erotis semakin panas mengisi tiap sudut dari mobil box tersebut. Sementara masih dengan mengomel sendirian, Udin membawa mobil itu melintasi jalan jalan ramai ibukota tanpa ada yang tahu dan menyadari jika di dalam mobil box tersebut sedang berlangsung pergulatan birahi yang makin membara saja.

 

Di dalam, posisi mereka sudah berubah. Entang kini sedang dalam posisi bersiap siap melakukan eksekusi. Dengan duduk bersandar pada dinding box, Petot  merangkul Dita dari belakang, tangannya tak sedetik pun lepas dari payudara gadis itu. Tanpa diperintah, Dita membuka kakinya lebar lebar memperlihatkan vagiannya yang belum sekalipun pernah tersentuh oleh laki laki. Entang yang punya sedikit ‘pengalaman’ rupanya bisa menduga juga jika Dita masih virgin. Karena itu ia tak terburu buru dan cenderung berhati hati. Penisnya yang menegang tak sabar, ia sodorkan ke mulut Dita dan membiarkan gadis itu mengocoknya hingga basah. Setelah dirasa cukup basah, Entang menarik penisnya dan memposisikan tepat di depan vagina Dita. Dengan tegang Dita menarik nafas, menantikan penis pertama yang akan mengoyak kesuciannya. Perlahan dan penuh kelembutan (sepertinya Entang memang sudah berpengalaman) penis itu mencoba menyeruak masuk ke dalam lubang sempit tersebut. Dita memejamkan mata, menunggu sebuah rasa yang selama ini belum pernah dirasakannya. Dan Dita pun mencengkram kuat paha Petot seraya mengerang panjang saat momen itu tiba. Satu dorongan kuat membenamkan penis Entang kian dalam sekaligus juga merobek keperawanan Dita. Air mata Dita mengalir bersamaan dengan darah kesuciannya. Matanya masih terpejam mencoba menkondisikan diri dengan keadaanya sekarang. Entang pun mengerti itu, meski birahinya semakin naik namun ia tak mau terlalu memaksakan Dita. Penisnya ia biarkan dulu terbenam di vagina gadis itu tanpa seinchi pun ia gerakkan. Selain menunggu Dita terbiasa, Entang pun juga menikmatinya. Petot pun ‘berusaha’ untuk membuat Dita rileks dengan menciumi leher dan belakang telinga gadis itu sambil tentu saja  meremas payudaranya. Dita memang terlihat mulai rileks, ia membuka matanya memberi isyarat pada Entang untuk melanjutkan penetrasinya meskipun senyumnya masih agak dipaksakan.

“siap ya neng….” Kata Entang.

Entang menghentakan tubuhnya sekali lalu diam sejenak , Dita meresponnya dengan helaan nafas. Ia menghentak lagi satu kali, lalu diam lagi. Dita kembali menghela nafas. Begitu seterusnya.

 

Dita menarik nafas terhenyak setiap tubuhnya tersentak, diikuti oleh rintihan pendek. Kadang pula mulut Dita terbuka tanpa suara selain desah sengau layaknya penderita asma. Vaginanya terasa panas, perih sekaligus juga nikmat. Setelah beberapa kali melakukan hentakan tunggal, gerakan Entang perlahan tapi pasti mulai teratur dan konstan. Dita mulai merasakan perih yang lebih di vaginanya, secara naluriah ia mendorong tubuh Entang untuk menjauh meski tanpa tenaga. Petot dengan sigap mengambil tangan Dita dan menahannya memberi keleluasaan Entang untuk menggenjot gadis itu. Payudara Dita yang padat, kencang dan kenyal, berguncang begitu indahnya mengikuti irama hentakan tubuh Entang. Jerit dan rintihan seperti orang yang akan menangis terus meluncur dari bibir Dita, bersahutan dengan errangan nikmat dari Entang. Wajah gadis itu pun kini sudah basah oleh keringat dan air mata. Entah berapa lama Entang melakukan genjotan  sampai akhirnya Dita merasakan pengalaman pertamanya. Dita merasakan seluruh tubuhnya menegang dan mengejang lalu dengan drastis melemas. Darahnya terasa berdesir lebih cepat , tubuhnya terasa dingin dan merinding. Dita pun menjerit panjang di awal lalu berubah terputus putus  saat puncak kenikmatan itu dirasakannya. Kakinya untuk beberapa saat menendang nendang liar  , tangannya menekan kuat lantai mobil box. Tubuh Dita pun berguncang lemah tak berdaya saat Entang yang masih mencari klimaks menggenjotnya lebih kencang. Dan akhirnya  Entang pun mengerang panjang sambil meremas buah dada Dita. Spermanya ia biarkan memenuhi vagiana gadis itu.

“fiiuiihh…gilee,….adem beneeerrrr……” ucap Entang saat mencabut penisnya sambil duduk kelelahan bersandar pada dinding box.

 

Dita terbaring lemas di lantai, nafasnya masih terengah engah seperti pelari marathon yang baru tiba di finish. Pikirannya sedang berusaha ‘menerjemahkan’ pengalaman pertamanya tadi.

Sakitkah atau nikmat……haruskah merasa senang atau sedih……benarkah yang dilakukannya atau salah……..

Benar atau salah…..????  apa yang terjadi…..????   kenapa terjadi…..??? siapa mereka….????

Sedikit demi sedikit akal sehat Dita mulai kembali. memorinya mulai melacak mundur pada apa yang terjadi sebelumnya. Efek ‘black note’ perlahan mulai memudar. Dan pada saat Petot sudah menancapkan penisnya ke vagina Dita, saat itu pula kesadaran Dita benar benar kembali. sontak Dita menjerit histeris . kali ini ia berontak, meronta, menjerit dan meraung raung minta tolong.

“tolong…tolong..tol,…emmppphh…..”

Jeritan Dita tertahan oleh sumpalan kemeja dari Entang dan dengan sigap pula Entang mengunci tangan Dita hingga tak bisa bergerak. Tak mau kehilangan momen , Petot menggenjot tubuh Dita dengan kasar dan terburu buru. Entah karena sadar perlawanannya sia sia atau memang karena tenaganya sudah habis, Dita tak lagi meronta dan menjadi pasrah. Tubuhnya lemah terguncang selain karena hentakan Petot, juga karena isakan tangisnya. Melihat Dita sudah kembali pasrah, Entang melepas kunciannya, bekapan di mulut Dita pun ia singkirkan. Petotpun terlihat lebih santai melakukan genjotan, ia sempat menyelingi dengan remasan di payudara, bahkan sejenak mengulumnya dan menggigiti lembut putting Dita.

 

Dita menutup wajah dengan kedua tangannya, sedu sedan tangisannya semakin keras diselingi rintihan lirih saat vaginanya terasa perih atau saat gigitan Petot di putingnya terasa menyengat. Seharusnya hari ini menjadi  hari yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Seharusnya hari ini ia menikmati indahnya malam pengantin bersama lelaki pilihannya. Seharusnya malam ini ia mempersembahkan dan melepas kesuciannya yang selama ini terjaga dengan baik pada sang suami tercinta. Tapi entah kenapa hari ini berakhir tragis. Kesuciannya harus terenggut oleh orang yang tak ia kenal, di tempat yang tak seharusnya pula. Dita tak mengerti kenapa bisa begini. Ia ingat apa yang terjadi sebelumnya, kehebohan yang dia buat saat mencium pacar sahabatnya sendiri di depan semua orang, di hari pernikahannya. Tapi ia tak tahu kenapa ia melakukannya. Dan mobil box itupun terus meluncur ke luar Jakarta, semakin menjauhkannya dari impian yang seharusnya dinikmati oleh pengantin baru.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Tak diragukan lagi, tiga berita yang baru saja dilihat ‘K’ di Tv, menegaskan jika ‘black note’ telah masuk ke level berikutnya. Satu hal yang dikhawatirkan ‘K’ saat ‘black note’ hilang kini telah terjadi. Dan ia sangat yakin jika Joker pasti ada di balik semua ini.

‘K’ memindahkan channel ke stasiun lain dan menyaksikan siaran berita yang berbeda. Namun headline beritanya tetap sama. Kematian Urip, jatuhnya pesawat air asia , dan berita ketiga. ’7′ dan ’11′ yang juga ikut menyaksikan berita itu tak banyak bicara , mereka pun paham jika situasinya kini hampir di luar kendali mereka. Namun ’7′ yang sedang membuka internet di laptop mendadak teringat sesuatu saat melihat berita ketiga. Ia kemudian mengetikkan alamat di address bar, meneliti sejenak site yang terbuka untuk meyakinkan hati  lalu barulah ia memberitahu ‘K’

“boss ‘K’ , coba lihat ini….” Laptopnya ia sorongkan ke hadapan ‘K’

‘K’ memandangi layar laptop dengan dahi mengernyit , ” kisahbb.wordpress.com…???” namun dengan segera ‘K’ bisa melihat hubungan site yang ternyata sebuah blog tersebut dengan berita ketiga. ’11′ yang juga ikut melihat juga langsung menyadarinya.

“bagaimana menurut boss…??” Tanya ’7′

“hmmm….mungkin kebetulan , mungkin juga bukan……” jawab ‘K’ menggantung.

“sebentar….” Rupanya sebuah pikiran melintas di benak ’11′ , “apakah ini artinya….Joker itu adalah….’mr Shusaku’….???”

‘mr Shusaku’ adalah penggagas dari blog kisahbb.wordpress.com.

‘K’ menggeleng pelan , ” kita harus yakin dulu…..bisa saja ini kebetulan….bisa saja ‘mr Shusaku ‘ itu Joker , atau bisa saja ‘mr Shusaku’ tidak menyadari jika ia sedang dimanfaatkan oleh Joker…”

‘K’ sekali lagi membaca dengan cepat beberapa nama dan cerita yang termuat di sana, ” apapun itu tapi yang pasti…..ada ‘hidden note’ yang diselipkan Joker di blog ini…..”

“tapi jika ada yang berubah, bagaimana mungkin pemilik blog tidak menyadarinya…??” Tanya ’7′ yang begitu yakin jika ‘mr Shusaku’ adalah Joker.

“lihat blog ini , ada banyak tulisan disini ….dan saya yakin jika ‘mr Shusaku’ tak pernah membaca ulang tulisan tulisan lama …..ia tak akan pernah tahu jika ada tulisan yang berubah…..” jawab ‘K’ sambil meng-klik beberapa file lama.

“tapi bisa saja sejak awal tulisannya memang seperti itu….”

“memang bisa saja….tapi kita jangan bertindak gegabah……”

’7′ terdiam namun tetap yakin jika Joker selama ini bersembunyi di balik nama ‘mr Shusaku’

 

“menurut boss….berapa orang yang telah menyadari pesan rahasia dari Joker di blog ini….” Tanya ’11′

“asumsikan saja semua penulis yang ada disini adalah tahu tentang pesan tersebut…..” jawab ‘K’  ,

“tapi itu artinya……” kata kata ’11′ berhenti di tengah

“ya…..” ‘K’ paham apa yang ada dalam pikiran ’11′ , “jika ini cuma kebetulan atau ‘mr Shusaku’ hanya dimanfaatkan oleh Joker…..kita hanya harus memastikan jika tak ada seorangpun yang bisa mengakses blog ini…..”

“Tapi jika Joker memang ‘mr Shusaku’…….” ‘K’ terdiam sejenak memberi efek dramatis, “tugas kita akan lebih berat….kita harus menemukan kembali ‘black note’ , mencoba memulihkan kekacauan yang terjadi….dan…..” ‘K’ menggantung kalimatnya untuk dilanjutkan ’7′ dan ’11′

“kita harus menghabisi ‘mr Shusaku’…..” jawab ’7′

“dan juga menyingkirkan semua penulis yang tercantum di blog ini….” Lanjut ’11′

“apapun itu…..kita harap saja tak ada yang menyadari ‘hidden note’ yang ditinggalkan Joker disini” , ujar ‘K’ yang sepertinya lebih merupakan sebiah penghiburan diri.

‘K’ sekali lagi mengklik beberapa tulisan di kisahbb.wordpress.com, memindahkan channel Tv lagi untuk mencari siaran berita yang hampir seragam, dan kembali melihat dengan jelas koneksitas antara berita ketiga dan blog ini.

“semoga hanya kebetulan….” gumam ‘K’  lalu mematikan TV.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

 

 

BLACK NOTE 2

Posted: January 9, 2011 in black note series

Seminggu terakhir masyarakat dihebohkan dengan serangkaian berita mengejutkan yang menghiasi hampir seluruh media cetak dan elektronik. Dimulai dengan berita tewasnya mantan suami pedangdut Kristina yang juga tersangka korupsi Al Amin Nasution. Ia tewas di dalam penjara karena serangan jantung. Setelah itu serentetan berita kematian para koruptor dan penjahat kelas kakap hampir setiap hari muncul di media. Ada yang mati karena serangan jantung, dibunuh atau pun kecelakaan. Polisi tak menemukan keterkaitan antar kematian beruntun tersebut meski sempat merasa janggal dengan waktu kematian yang berdekatan. Berbagai spekulasi beredar di masyarakat. Ada yang menganggapnya santet, karma, azab, bahkan pertanda kiamat sudah dekat. Dari dunia selebritis pun muncul beberapa berita menghebohkan dengan berita perampokan di rumah keluarga Azhari. Selain membawa barang berharga dan sebuah mobil, para perampok itu juga memperkosa Sarah dan Rahma Azhari yang kebetulan sedang ada di rumah. Komentar nakal lantas berkembang bahwa Sarah dan Rahma pastinya lebih menikmati pemerkosaan itu dibanding si pemerkosanya sendiri. Namun yang paling banyak mendapat perhatian adalah berita menghilangnya penyanyi Mulan Jameela setelah melakukan show di Kalimantan. Tiga hari kemudian ia ditemukan di tengah perkebunan karet dengan kondisi yang mengenaskan tanpa selembar kain pun menutup tubuhnya. Menurut keterangan polisi, Mulan mengalami penculikan dan pemerkosaan. Polisi kini sedang melakukan pengejaran terhadap 10 orang pelaku yang identitasnya sudah diketahui. Sementara itu pembalap Tinton Soeprapto sangat terpukul karena kematian kedua anaknya Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto yang tewas karena overdosis narkoba ketika berpesta merayakan bebasnya Ananda dari dakwaan penganiayaan (setelah mengeluarkan banyak uang, waktu dan tenaga menyuap sana-sini). Masalah demi masalah yang terkait dengan anak-anaknya, ditambah lagi kematian mereka yang sangat memalukan membuat Tinton menjadi gila, ia mencoba bunuh diri namun berhasil digagalkan. Sejak itu pria tua itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa, dikurung dalam ruang isolasi dengan jaket pengaman. Sesekali ia sering tertawa-tawa sendiri, tapi kadang ia menangis meraung-raung seperti anak kecil, kadang ia juga berteriak-teriak sendiri

“Mereka adalah aset bangsa…aset bangsa…tidak mungkin mereka begitu…kalian dengar itu!! Hahahha!!”

Hampir tidak ada yang bersimpati pada nasib keluarga itu, malah banyak orang semakin mencibir pada mereka. Banyak yang beranggapan semuanya adalah karma yang harus ditanggungnya atas dosa-dosa Tinton di masa lalu.

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

‘K’ menyaksikan berita di Tv dengan serius tanpa ekspresi. Satu cup besar es krim di tangannya telah lama mencair karena sedari tadi hanya diaduk aduk saja. Di dekatnya berdiri dua orang berbadan besar layaknya petinju , berwajah dingin dan sadis , kepala plontos dan sama sama berpakaian serba hitam ala bodyguard. Dilihat sepintas mereka seperti kembar (mungkin juga benar) yang membedakan hanyalah tinggi badan saja.

Yang bertubuh sedikit lebih pendek adalah ’7′ (seven) dan yang tinggi adalah ’11′(eleven). Mereka semua (‘K’ , ’7′ , ’11′ )adalah bagian dari kelompok rahasia yang selama berabad abad , memelihara , menjaga dan memberikan ‘black note’ pada orang tertentu yang dianggap mempunyai potensi besar membuat sejarah. Menurut ramalan jayabaya , pada suatu masa kelak, nusantara akan menjelma menjadi pusat kekuatan dunia dan penguasa dunia. Untuk itulah kemudian para sesepuh negeri ini berkumpul dan sepakat membuat sebuah buku wasiat yang sekarang disebut ‘black note’.Tujuannya adalah untuk membantu menciptakan sebuah negeri yang ideal , dimana kebaikan dan kejahatan seimbang. Itulah sebabnya ‘black note’ mempunyai dua fungsi , sex dan death. Setiap pemegang ‘black note’ bebas menggunakannya untuk apa saja , kebaikan atau kejahatan , selama diperhitungkan dengan matang resikonya. Para sesepuh sepakat jika yang memegang ‘black note’ adalah orang lain yang tak ada hubungannya dengan mereka. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi perseteruan dan pertumpahan darah antara mereka maupun keturunan mereka kelak. Tugas mereka hanyalah mengawasi penggunaannya dan mengingatkan jika ‘black note’ digunakan secara berlebihan. Ken arok menjadi orang pertama yang memegang ‘black note’ . dan selama ratusan tahun black note terus berpindah tangan. Banyak peristiwa sejarah Indonesia yang terjadi karena ‘black note’ ( meski tentunya tak banyak yang tahu ). Dimulai dari berdirinya Singosari, Pertempuran ARU, Pertempuran 10 November , G30SPKI , kerusuhan Mei 98 dan banyak lainnya. Dan selama ratusan tahun itu pula ‘black note’ untuk pertama kalinya hilang.

 

‘K’ meneguk habis es krimnya yang mencair lalu melangkah menuju meja diikuti oleh ’7′ dan ’11′. Di atas meja berjajar rapi foto foto 3R dari orang-orang yang diduga menemukan ‘black note’.

”jadi ….apa ada petunjuk baru….??” Tanya ‘K’

’7′mendekati meja , “berdasarkan petunjuk yang kami dapatkan , dipastikan ‘black note’ hilang di sekitar hotel tiga melati… “.  Ia memisahkan tiga buah foto , ” dan itu artinya kemungkinan besar ‘black note’ ada di tiga orang ini…”

‘K’ mengambil tiga foto itu dan membaca keterangan di baliknya.

“Sunaryo, tukang parkir…… Doni Alamsyah , malam itu melabrak pacarnya yang selingkuh…….dan Bambang Sudibyo , waktu check in dan check outnya hampir bersamaan dengan Indra….”

Indra adalah pengusaha sukses yang sebelumnya diberi kepercayaan untuk memegang ‘black note’. Namun karena teledor buku itu hilang dan indra pun harus menebusnya dengan nyawanya.

“jadi sekarang bagaimana , boss  ’K’…??”

“jangan buang waktu lagi….kita selidiki tiga orang ini…..” jawab ‘K’

“baik boss….kami siap…..”

“lalu tentang Joker…..apa dia sudah muncul…..??”

’7′ dan ’11′ saling berpandangan lalu salah satu dari mereka menjawab,

“sepertinya belum boss….kita belum melihat indikasi ia muncul…..”

’K’ menghembuskan nafas panjang. Ada dua hal yang dikhawatirkan jika ‘black note’ hilang. Pertama ,’black note’ akan digunakan secara serampangan yang mengakibatkan kehebohan dan kepanikan di masyarakat. Hal itu kini sudah terjadi.

Kedua, kekacauan yang diakibatkan penggunaan ‘black note’ yang sembarangan akan memancing Joker keluar dari persembunyiannya. Dan jika itu terjadi maka kekacauan yang ditimbulkan akan lebih dahsyat lagi. ‘black note’ harus ditemukan sebelum Joker muncul.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

Bizzarre ,tempat hang out anak muda yang paling ‘happening’ saat ini. Malam ini Bizzarre mengadakan event wild party dengan cosplay sebagai dress code. Artinya setiap pengunjung wajib memakai kostum yang mengacu pada karakter tertentu. Dan tentu saja dalam party seperti ini , para wanitanya yang paling banyak mendapat perhatian. Mereka berdandan dan berkostum secantik dan se-sexy mungkin. Berbagai kostum mulai dari catwoman , lady vampire , sailor moon hingga Amazonian mereka kenakan. Ada pula yang memakai cos uniform , seperti pilot , army , nurse dan lainnya. Yang pasti para wanita tersebut tanpa ragu memperlihatkan dan menonjolkan sedikit keindahan tubuhnya. Satu yang menjadi bintang dalam party itu Vio. Sejak pertama tiba hingga berada di dance floor sekarang ini, Vio langsung menarik perhatian banyak pria. Nama Viona mEmang sudah mulai dikenal sebagai model paling fresh dari sebuah majalah pria dewasa yang berani tampil sexy. Apalagi malam ini pakaian yang dipakai Vio sangatlah menggoda iman pria yang melihatnya. Vio memakai baju ‘nurse’ model kemben terusan yang seolah terlalu kecil menempel di tubuhnya. Selain mencetak lekuk tubuhnya dengan jelas , bagaian bawah baju itu berada tinggi di atas lutut dan hanya menutupi sebagian paha mulusnya. Bagian atas bajunya berada jauh di bawah leher dan hanya menutupi sebagian buah dadanya. Sisa tubuh Vio yang lain terbuka dan terpapar jelas. Sebuah topi mungil ala suster menempel di kepalanya menambah nilai eksotis Vio. Doni duduk di bar sambil mengamati Vio yang meliuk liuk erotis di dance floor dikelilingi banyak pria. Doni  mEmang sudah datang duluan dari Vio , dan ia memang sengaja menunggu mantan kekasihnya itu. Ia telah mempersiapkan sebuah scenario pemerkosaan bagi Vio yang telah mengkhianatinya. Semuanya tertulis di ‘black note’. Dan bagian pertama scenario tersebut telah berjalan dengan baik.

 

Sebelum menuju Bizzarre, Vio terlebih dahulu melakukan photo session untuk majalah edisi bulan depan. Thema sesinya adalah ‘sexy nurse’. Pakaian yang Vio pakai sekarang sebenarnya adalah outfit dia saat pengambilan gambar. Entah mengapa saat sesi selesai , Vio merasa nyaman dengan pakaiannya dan memtuskan pergi ke Bizzarre menggunakannya. Padahal ia telah menyiapkan cos ‘lara croft’ sebelumnya. Vio terus menggoyangkan tubuhnya , meliuk erotis , menghentak mengikuti irama music. Apalagi distimulasi pula dengan beberapa teguk minuman beralkohol, gerakannya makin panas saja. Para pria yang berusaha mendekatinya semakin banyak saja. Hampir semua pria itu berpikiran sama , mencoba keberuntungan dan berharap bisa membawa pulang Vio dan meniduri sepuasnya. Doni pernah meniduri Vio saat masih menjadi pacarnya , jadi ia paham betul apa yang ada di otak para lelaki yang berusaha  mendekati Vio saat ini. Dan ia pun tertawa karena tahu jika tak seorangpun dari mereka yang akan berhasil membawa Vio pulang malam ini. Bahkan lebih dari itu , orang orang yang beruntung akan menikmati tubuh Vio pun  mungkin saat ini tak akan pernah terpikir akan seberuntung itu. Orang orang itu mungkin saat ini sedang berselimut sarung diluar sana , ditEmani kopi panas atau bir murahan tanpa terlintas sebersit pun mereka akan didatangi bidadari. Semuanya sudah diatur dalam ‘black note’.

Doni melirik jam tangannya , ” time to go girl….” . ia lantas menyelinap keluar terlebih dahulu dan menunggu Vio di tempat parkir.

Setengah jam kemudian Vio keluar dari Bizzarre. Jalannya sedikit sempoyongan karena pengaruh alcohol, beberapa orang pria mengikutinya berusaha menjadi ‘hero’ yang akan mengantarnya pulang dan berharap bisa menidurinya. Namun tentu saja tak ada seorangpun dari mereka yang berhasil. Honda jazz Vio meninggalkan Bizzarre dengan tatapan kecewa dari para pria yang gagal mendapatkan Vio.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Malam itu hujan tak turun , tapi langit terlihat kelam tanpa titik bintang dan bulan. Doni mengikuti mobil Vio dari jarak aman tanpa menyalakan lampu.

Sama seperti sebelumnya saat pertama kali terpengaruh ‘black note’ , Vio mengendarai mobilnya tanpa menyadari jika ia sebenarnya tidak sedang menuju rumah bahkan justru semakin menjauh dari jalan pulang. Dulu Vio diluar kesadarannya mengendarai mobil menuju perumahan terbengkalai dan kali ini ia mengarahkan mobilnya ke luar kota . Jalan yang dilaluinya mulai terlihat sepi. Selain karena mEmang sudah larut malam , daerah ini pun mEmang sebenarnya jarang dilalui. Sebuah pabrik sepatu menjadi bangunan terakhir yang Vio lihat karena selanjutnya hanya ada pepohonan , kebun sayuran  dan sesekali sawah. Rumah penduduk hanya terlihat seperti titik cahaya kecil yang jaraknya jauh dari jalan. Tak hanya sepi, jalan itu pun minim lampu penerangan bahkan bisa dikatakan nyaris tidak ada. Tiba tiba mobil Vio berhenti. Jauh di belakangnya , Doni pun ikut berhenti dan menyembunyikan mobilnya di balik bayangan rimbun pepohonan dan gelap malam. Warna mobil Doni yang kebetulan hitam membuatnya tak terlihat dari tempat Vio. Vio turun dari mobilnya dan mEmandang daerah sekelilingnya dengan wajah bingung.

“aduh….dimana lagi gue….??”

Seingat Vio , ia tadi hanya minum beberapa gelas dan tak akan membuatnya sampai mabuk berat. Setidaknya seharusnya ia masih bisa menemukan jalan pulang. Ia tak mengerti kenapa bisa sampai tersesat jauh ke tempat ini. Hawa malam yang dingin dengan cepat menyerang Vio dan menyadarkannya jika ia memakai pakaian yang minim.

“kenapa gue pake baju kayak gini…???” Vio terlihat semakin bingung. Kedua tangannya bersilang memegang bahu berusaha mengurangi dinginnya angin malam.

Tak tahan udara dingin , Vio kembali masuk mobil namun tak segera menjalankannya. Ia berdiam diri mencoba merefresh memorinya , mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Ia ingat photo session di sore hari .. ia ingat baju ‘sexy nurse’ yang dipakainya adalah outfit session tadi. Ia ingat berencana dating ke party di Bizzarre. Namun ia tak ingat kenapa memutuskan memakai baju ini ke Bizzarre padahal seharusnya ia akan berdandan ala Lara Croft.

 

Memorinya semakin mundur ke belakang, kurang lebih seminggu yang lalu. Vio ingat ia sedang chatting di internet saat tiba tiba dia merasa gejolak birahinya naik drastic. Sebuah nama daerah perumahan mendadak terlintas di pikirannya. Dan ia ingat dirinya bergegas pergi ke tempat itu meski hujan turun dengan derasnya. Disana ia bertemu dengan pria asing yang mirip preman. Vio tak pernah bertemu dengannya apalagi mengenalnya , tapi ia malahan bercinta dengan panas dengannya. Pagi harinya ia baru terkejut mendapati dirinya berada di sebuah rumah setengah jadi , tanpa busana  dengan seorang bertampang criminal ( yang juga tanpa busana) memeluk tubuhnya. Panic dan bingung Vio bergegas meninggalkan tempat itu sebelum orang itu terbangun. Vio bergidik mengingat semuanya.

Vio tak habis pikir mengapa belakangan ini sering melakukan hal diluar kesadarannya. Mengkonsumsi minuman beralkohol sudah lama ia kurangi , lagIpula ia hanyalah seorang ‘social drinker’ (minum hanya untuk pergaulan dan bukan untuk mabuk ). Shabu sudah lama juga ditinggalkannya , semenjak temannya yang juga artis ( Sheila Marcia ) tertangkap polisi. Apakah mungkin karena santet atau guna guna …??? Sayang sekali Vio tak percaya hal semacam itu. Namun karena tak ada alasan lain yang masuk akal , mau tak mau kemungkinan itu ia pertimbangkan juga. Vio bisa mengkhawtirkan itu nanti , sekarang yang terpenting adalah segera keluar dari tempat ini yang rasanya semakin gelap dan sepi saja. Honda jazz-nya kembali bergerak menyusuri jalan mencari arah pulang. Jalan itu mEmang gelap dan tak ada petunjuk apapun. Namun kondisi jalan yang bagus dan beraspal memberi sedikit harapan untuk Vio . jalan seperti ini pastinya akan berujung di jalan raya , meskipun entah dimana. Beberapa ratus meter berjalan , sebuah titik cahaya terlihat oleh Vio yang kemudian dipastikan berasal dari sebuah warung kopi sederhana khas pinggiran. Warung itu menjadi satu satunya bangunan diantara jajaran sawah dan ladang. Empat orang pria sedang bermain kartu di bale bale depan warung ditEmani kopi panas yang tinggal setengah. Mereka Togar dan Tejo [ supir angkot ] , Eman [ pengangguran ] ,dan Ipul [ satpam pabrik ]. Seorang lagi yang juga pemilik warung hanya berdiri sambil menyaksikan permainan. Sesekali ia mengomentari dan mengejek pemain yang kalah. Orang itu biasa dipanggil si kumis.

 

“oooh…great Vio…..” Viona mengeluh saat melihat orang orang di warung tersebut. Mobilnya terlanjur berhenti tepat di seberang warung. Tadinya Vio merasa sedikit lega melihat warung itu karena bisa menanyakan arah jalan pulang, sekarang ia ragu. Pakaiannya yang terlalu minim akan menjadikan dirinya tontonan gratis bagi mereka , dan Vio tak merasa nyaman dengan hal tersebut. Tapi jika tak bertanya , Vio khawatir tersesat makin jauh. Vio merasa bimbang. Si kumis menjadi yang pertama menyadari jika ada mobil yang berhenti di seberang warungnya. Keningnya berkerut heran , tak biasanya ada mobil melintas di jam selarut ini.

“mobil siapa tuh….???”

Keempat orang lainnya teralih juga perhatiannya pada mobil tersebut dan sama herannya dengan si kumis.

“siapa , mis….???” Tanya Ipul

“mana gue tahu….nyasar kali…???” jawab si kumis

“sepertinya …aku lihat cewek disitu…..” timpal Togar dengan logat khas bataknya.

“ah masa….ngarang kali kau…..” Eman meniru logat Togar dan langsung dijawab dengan geplakan kepala oleh Togar.

”jangan meledek kau……kalo soal cewek aku yakin…soalnya ,….alamaaaaakk…..”

Togar tak bisa meneruskan kata katanya karena terpana melihat mahluk yang baru saja keluar mobil. Tak hanya Togar, semua orang di warung itu sama terpananya, ternganga tak mampu berkata kata. Vio rupanya memutuskan untuk turun dan bertanya arah jalan kepada mereka. Dan seperti yang diduganya, tubuhnya yang terbalut pakaian minim ini menjadi tontonan gratis bagi orang orang itu. Seorang gadis cantik berbalut seragam suster super sexy tentunya bukanlah pemandangan yang biasa mereka lihat setiap hari.

 

“busseeeett…..suster mana nih…..???” kata Ipul sambil menggosok gosok penisnya yang langsung menegang di balik celana.

”suster pale lu peang…!!! palingan juga pecun dari kota nih….” jawab si kumis , berbagai pikiran mesum mendadak muncul di kepalanya.

“aaah…iya….gue tahu, pasti nih cewek hepatitis…..!!!” Eman berkata dengan nada yakin dan sok pintar.

Keempat orang lainnya langsung memandang Eman dengan heran.

“cewek hepatitis apaan maksud loe….???”

“aahh..bego nih semua….”Eman berlagak sok pintar, “cewek hepatitis….masa gak tahu , itu loo yang suka nari telanjang…”

Satu geplakan Togar langsung melayang ke kepala Eman.

“bah…monyong kau….itu striptis tolol….!!!”

“hepatitis..hehehhe…” Tejo tertawa geli , ” mbahmu itu hepatitis…..”

Mereka terus saling berkomentar nakal dan tertawa saat Vio berjalan menuju warung, dan mereka langsung terdiam saat ia tiba.

“ee..maaf Bang numpang Tanya…ini di mana ya…???” Vio bertanya dengan suara agak bergetar. Selain hawa dingin, ia juga merasa risih dengan pandangan lapar orang orang itu.

“nyasar neng yah…Emang dari mana tadi…???” Tanya si kumis sok wibawa.

“emmm..darii…..” Vio bingung menjawabnya. Ia memang tak sadar bagaimana bisa sampai disini.

Ipul yang berada dekat dengan Vio tak tahan untuk tak menyentuhnya, dielusnya perlahan paha mulus yang terbuka itu.

“wiiihhh…mulus benerrrr……”

“eeehh…!!!!” Vio terpekik kaget , reflex tangannya menampar pipi Ipul , “jangan kurang ajar ya…!!!”

 

Ipul memegangi pipinya yang panas. Hatinya semakin kesal karena kawannya yang lain menertawakannya. Hampir saja ia balas menampar seandainya tak ditahan Tejo.

“eh, neng…!!! Jangan belagu deh….pecun aja sok jual mahal….!!!” Kata Ipul kemudian.

Tangan Vio kembali bergerak untuk menampar mulut Ipul, namun kali ini si kumis dengan cepat menangkap tangannya.

“lepas….!!! Lepasiinn…!!!!” Vio menghentakan tangannya mencoba melepaskan cengkaraman si kumis namun sia sia saja malahan cengkramannya semakin kuat dan menyakitkan.

“sombong amat sih neng….Emang semalem berapa sih…abang juga punya duit kok….!!!” Kata si kumis tanpa melepas pegangannya.

“iihhh..sakit tahu….!!!” Vio menendang selangkangan si kumis. Kontan saja pria itu kesakitan, pegangannya terlepas, mulutnya memaki tak jelas.

“dan gue bukan cewek gituan…..!!!” sambung Vio lagi.

Vio mulai menyadari situasinya sungguh tak menguntungkan, keputusan untuk turun dari mobil kini disesalinya.bIa bergegas hendak kembali ke mobilnya namun kalah cepat dengan Togar yang langsung melompat menghalangi jalan.

“minggir….!!!” Hardik Vio

“hei, butet…!!! Macam mana kau bukan cewe gituan…pakaian kau saja macam itu….”

Kemben terusan ala “sexy nurse” yang menampilkan setengah paha terbuka dan setengah buah dada terlihat tentunya mEmang menimbulkan pikiran mesum pria yang melihatnya.

Vio terdiam, dalam hatinya ia juga bertanya tanya kenapa memutuskan memakai pakaian seperti ini tadi.

 

“minggir….!!!” Vio semakin gusar dan mencoba menendang Togar yang menghalangi jalan. Dan itu sebuah kesalahan.

Gerakan Vio justru mempermudah Togar untuk menangkapnya. Tubuh gadis itu ia dekap erat dan rapat ke tubuhnya. Togar menikmati tekanan empuk buah dada Vio yang terhimpit.

“wooii…empuk kali payudaranya nii…..”

Vio meronta dan berteriak panic meminta dilepaskan. Tangannya memukul mukul liar tubuh Togar yang tentunya tak berpengaruh apa apa. Togar malahan mengangkat tubuh Vio membuat kaki gadis itu menendang liar mencari pijakan. Satu kesempatan Vio menendang selangkangan Togar dengan lututnya. Cukup keras untuk membuat Togar melepaskannya. Togar memaki dengan bahasa batak yang tak dimengerti oleh semua orang disana. Melihat dua kawannya telah “jatuh”, tiga orang lainnya bergerak bersama mengepung Vio dengan siaga dan waspada. Vio memandang bergantian tiga orang pengepungnya. Tangannya terkepal meski sebenarnya ia lebih siap menyerang dengan kakinya. Belajar dari dua orang sebelumnya, dengan cepat Tejo dan Eman menyergap dan menangkap kaki Vio. Dengan cepat pula Ipul menangkap tubuh Vio dari belakang , tangannya dengan nakal mencuri remasan di buah dada gadis itu.

“lepasin…!!! Lepasin….!!! Tolong…!!! Tolong……!!!!”

Kali ini Vio tak bisa melawan karena tubuh dan kakinya tertahan.

“kena juga lu…dasar pecun belagu….!!!” Si kumis sudah berdiri kembali meski ngilu masih terasa.”rasain pembalasan gue entar…..!!! bawa aja ke belakang cuy….!!!”

Vio menjerit dan meronta dengan panik saat tubuhnya dibopong ke belakang warung. Si kumis lalu buru buru menutup warungnya sementara Togar menyembunyikan mobil Vio di tempat aman dan tak terlihat.

 

Suara teriakan Vio sebenarnya masih bias terdengar hingga radius beberapa ratus meter dari situ meski samar. Namun si kumis cs tak khawatir, tempat itu sepi dan rumah penduduk terdekat jaraknya 1 KM. selebihnya hanya sawah dan ladang saja. Meski begitu sebenarnya ada orang yang mendengar teriakan Vio, namun ia terlihat tak peduli. Ia malahan hanya menyalakan rokoknya dan menghisapnya dengan santai sambil duduk di atas kap mobilnya. Doni mendengar teriakan itu dan ia tak perlu melihat langsung untuk tahu apa yang terjadi dengan mantan pacarnya itu. Semuanya berjalan persis seperti skenario yang ia tulis di ‘black note’. Asap rokoknya ia hembuskan perlahan sambil menikmati suara jeritan Vio yang semakin samar di kejauhan. Wajah Doni terlihat puas sekali.

“well..sepertinya ada yang sedang bersenang senang dengan ‘black note’ nih…..”

Suara pria di belakangnya membuat Doni terlonjak kaget. Ia terkejut melihat ada orang disana apalagi orang ini tahu tentang ‘black note’

“siapa kamu….???”

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

Bagian belakang warung itu ternyata sebuah lahan tak tergarap yang dipenuhi oleh tanaman dan pepohonan yang tumbuh liar. Vio diikat diantara dua buah pohon yang tak terlalu besar dan tumbuh sejajar. Tangan dan kakinya diikat merentang ke masing masing pohon , membuat huruf ‘X’ besar diantaranya. Vio awalnya terus meronta namun ikatannya terlalu kuat , ia malah menyakiti dirinya sendiri. Akhirnya Vio terdiam , buah dadanya naik turun mengikuti helaan nafasnya. Sorot mata marah menjadi satu satunya perlawanan yang tersisa.

“brengsek kalian semua….!!! Bajingan pengecut….!!!” Maki Vio.

Kelima pria itu tak terpengaruh makian Vio. Mereka sedang begitu menikmati pemandangan seorang suster sexy yang terikat tak berdaya. Dan seeakan hendak menteror mental Vio, mereka membuka pakaian masing masing di hadapannya hingga telanjang bulat. Terror itu berhasil. Mental Vio langsung jatuh , wajah memucat cemas saat melihat lima penis yang berdiri penuh siap menusuk dirinya.

“jangan…jangann….” Vio bergumam lirih saat mereka mulai mendekat.

Dengan satu tarikan, si kumis menurunkan bagian atas baju Vio. Buah dada yang tak terlapis apa apa lagi itu kini terpapar dengan jelas.

“buled bener ooy….” Si kumis memainkan buah dada kiri Vio , yang kanan menjadi bagian Ipul.

Eman dan Togar tak tinggal diam. Mereka masing masing mengelus dan menciumi paha mulus gadis itu. Sementara Tejo menikmati dengan asyik kehalusan dan kemulusan punggung Vio. Tejo menciumi tengkuk Vio dan berlanjut dengan jilatan menyusuri punggung mulusnya hingga ke bawah. Bagian bawah baju Vio ia singkap ke atas. Baju suster itu kini tersangkut di pinggang Vio, tak lagi menutupi bagian terindah dari tubuhnya. Apalagi setelah Tejo merobek celana dalam Vio dengan pisau. Terbukalah sudah buah dada , pantat , paha dan vagina Vio menunggu untuk dijamah.

 

Kelima pria itu menggerayangi tubuh Vio dengan ganas. Si kumis dan Ipul saling berbagi buah dada untuk diremas dan dikulum. Eman dan Togar saling berbagi paha mulus untuk mereka nikmati , sementara Tejo asyik dengan pantat Vio nan montok. Sesekali jemari Tejo meraih ke depan menggelitik vagina Vio. Vio tak lagi berteriak bahkan ia berusaha menahan tangisnya agar tak meledak. Ia sadar tangisan dan teriakan tak akan membantunya justru akan membuat para pemerkosanya semakin bersemangat. Vio tak mau itu terjadi. Yang bisa Vio lakukan saat ini hanyalah memejamkan mata sambil menggigit bibir. Meski merasa geli karena seluruh bagian sensitifnya digerayangi, ia sama sekali tak terangsang. Rasa malu dan terhina membuatnya tak bisa menikmati semua itu. Awalnya mudah bagi Vio untuk menahan agar tak terangsang. Namun saat Togar mulai menciumi dan menjilati vaginanya, pertahanan Vio mulai goyah. Rupanya Togar cukup lihai untuk urusan yang satu ini. Sapuan lidah di bibir vagina hingga ke dalam liangnya membuat tubuh Vio menggelinjang tak karuan. Secara otomatis kuluman si kumis dan Ipul di buah dadanya menjadi lebih terasa. Terutama saat kumis tebal menggesek putingnya, Vio merasakan sensasi sex yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bibirnya yang tertutup rapat akhirnya terbuka dan mengeluarkan desahan desahan erotis.

“ooohh….aaahhh..eehmmmaaahh…..”

Lidah Togar masih dengan lihainya menyapu dan mengorek vagina Vio , hanya tinggal menunggu waktu hingga gadis ini mencapai puncak. Tanpa melepas buah dada Vio, Ipul meraih bibir gadis itu dan menciumnya penuh nafsu. Lidahnya menjelajah mencari pasangannya. Awalnya Vio tak meladeninya , namun karena terus menerus tersentuh akhirnya lidah Vio ikut bergerak juga dan merespon ciuman bibir Ipul sebisanya.

 

Tiba tiba Vio merasakan darahnya mengalir lebih cepat , nafasnya mulai memburu , seluruh tubuhnya terasa menegang.

“mmmppphh..mmmmm….”

Mata Vio terpejam menikmati orgasme pertamanya. Rintihannya terbungkam oleh ciuman bibir Ipul. Dan tubuhnya perlahan melemas. Sejenak kelima orang itu menghentikan permainannya dan membiarkan Vio menikmati hasil ‘kerja’ mereka. Tubuh Vio yang terikat semakin terlihat lemah tak berdaya. Nafasnya tak teratur. Buah dadanya yang menjulang indah bergerak naik turun. Pipinya yang putih terlihat merona kemerahan.

“hehehe..dasar pecun, gitu aja udah KO….” Si kumis mengejek.

Panas telinga Vio mendengarnya , matanya memandang dengan marah.

“eehh..berani melotot lu ya…..!!!” hardik Ipul seraya menampar pipi Vio cukup keras.

“aaawww…!!!” Vio menjerit kesakitan, air mata yang sedari tadi ditahan akhirnya jatuh juga.

“nangis lu….pecun bias juga nangis lu…..!!!!”

Air mata Vio semakin memancing Ipul untuk menamparnya lagi.

“aawwww….sakiiitt….!!!!”

Satu tamparan lagi.

“aawww…!!!!…amppuunn…aammmp…!!!”

Satu tamparan lagi.

“aaww….ammpunn..jangaaann…sakiitt…..!!!”

Vio menundukan kepala seraya terus meminta ampun. Untunglah Ipul tak berlanjut menamparnya lagi.

“lai…ini cewe harus diberi pelajaran….beraninya dia tending si ‘ucok’ tadi….!!!” Kata Togar sambil mengelus penisnya.

 

“lu bakal rasa sekarang yee….!!!” Kata si kumis sambil mengambil celananya dan melepas sabuk kulit dari sana.

Vio melihatnya dan sadar apa yang akan terjadi padanya. Ia menggeleng gelengkan kepala , wajahnya begitu memelas , mulutnya terus mengiba.

“jangan…jangan bang…ampuunn…jangaann…”

Dengan pandangan khawatir , mata Vio terus mengikuti gerakan si kumis yang bergerak ke belakangnya.

“bang..jangan bang…..saya ikut mau abang…tapi jangan sakiti saya…jangan bang….”

Togar, Tejo, Ipul dan Eman tersenyum senyum melihat Vio begitu ketakutan. Di belakang si kumis sudah mengambil ancang ancang.

“aaaaaakhhww……!!!!!”

Satu sabetan pertama sabuk si kumis mengenai punggung Vio dan meninggalkan bekas merah disana. Air mata Vio mengalir makin deras , bibirnya menggumam lirih memohon ampun.

“sakiit bang…ampuuhnnn…amppunnhh….hhh…”

Sabetan demi sabetan terus mendera punggung Vio, meninggalkan bekas merah yang memanjang dan melintang tak beraturan. Jerit kesakitan Vio tak dihiraukan si kumis, sebaliknya ia semakin senang dan terangsang. Begitupun empat kawan lainnya.

Sabetan sabuk si kumis juga mengarah ke pantat Vio. Tubuh gadis itu bergetar dan menggelinjang menahan sakit yang dideritanya. Dan akhirnya setelah melihat Vio cukup menderita, si kumis melempar sabuknya ke tanah. Ia lalu mendekap Vio dari belakang , buah dada gadis itu diremasnya dengan kasar. Ia berbisik di telinga Vio.

“sekarang elu ikutin apa mau kita..kalau melawan….hmmmm rasain sendiri akibatnya…paham…!!!!>???”

 

“aaaww….!!!” Vio terpekik saat buah dadanya diremas keras sekali , “pp..paa..pahamm..bang….”

Si kumis melepaskan dekapannya dan dengan isyarat ia menyuruh temannya untuk membuka ikatan Vio.

Saat ikatan dilepas , tubuh Vio langsung ambruk ke tanah. Ia terdiam sejenak saat memulihkan nafasnya lalu Vio pun mulai menangis.ia tersengguk sengguk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Rasa panas dan perih di punggung dan pantatnya masih terasa menyakitkan.

“alahhh..udah deh jangan cengeng….” Si kumis dengan kasar menarik rambut Vio, “mending elu isep kontol gue….!!!” Si kumis menyodorkan penisnya ke mulut Vio.

Khawatir akan disakiti lagi , Vio pasrah membuka mulut dan membiarkan penis itu menerobos ke dalamnya.

“iseep..!!! ayo isep yang kenceng….!!!!”

Vio mengikuti perintah si kumis dan memberi hisapan hisapan yang menyalurkan kenikmatan ke seluruh tubuh pria itu. Dan sesaat berikutnya , tanpa diperintah lagi Vio melakukan jilatan , kocokan dan kuluman pada penis si kumis. Sementara mengulum, tangan gadis itu tak dibiarkan menganggur. Eman dan Ipul menyuruh mengocok penis mereka dengan tangan. Togar mendekap Vio dari belakang, meremas buah dada dan memainkan putingnya seraya mencium tengkuk gadis itu sesekali ke belakang telinga. Sementara Tejo yang gak kebagian dengan sabar menunggu giliran. Secara bergantian , Vio mengulum dan mengocok penis si kumis , Ipul dan Eman. Berharap semua cepat selesai,Vio memberikan service terbaiknya. Kombinasi jilatan lidah dan kuluman bibir basah Vio di penis tiga pria itu , membuat mereka melayang tinggi ke nirvana.

 

Genggaman tangan Vio pun tak kalah membiusnya. Sentuhan kulit halus lembut disertai kocokan yang begitu ‘ahli’ di penis mereka sungguh tak pernah terbayangkan nikmatnya sebelumnya. Togar pun begitu asyik menikmati buah dada bulat menonjol Vio yang begitu sempurna dengan putingnya yang mengeras. Sungguh empuk dan nikmat untuk disentuh dan diremas. Ciuman Togar di tengkuk dan leher Vio kian ganas saja apalagi ditimpali rintihan samar gadis itu karena mulutnya masih tersumpal penis. Dan Tejo , masih sabar menunggu giliran. Sekian lama Vio melakukan oral sex , si kumis menjadi orang pertama yang meraih puncak kenikmatan. Penisnya berkedut kedut dan spermanya ia semburkan ke wajah cantik gadis itu.

”ooow…!!!” Vio terpekik kaget , tak menyangka si kumis akan melakukan itu. Vio sebenarnya tak masalah jika harus menelan sperma lelaki yang menyetubuhinya , namun ia tak suka wajahnya disembur sperma karena khawatir akan merusak wajah cantiknya yang menjadi modal dia sebagai model. Tetapi cairan putih itu terlanjur mengalir di wajahnya. Vio tak bisa protes apalagi melawan karena posisinya memang tak menguntungkan. Sudah merasakan kepuasan, si kumis mundur dan posisinya digantikan Togar. Sementara Tejo yang sudah mulai kesal menunggu , menggantikan posisi Togar mendekap Vio dari belakang.

“non…bajunya dilepas aja..ganggu nih…..” kata Tejo sambil menurunkan baju Vio yang tersangkut di pinggang. Dan terbukalah tubuh Vio yang mulus dan indah tanpa penutup apapun.

Selain menggerayangi buah dada Vio , Tejo juga rupanya senang meraba punggung gadis itu. Meski sekarang telah berhias bekas lecutan sabuk si kumis namun tak mengurangi kepuasan Tejo menyentuhnya. Sebaliknya bagi Vio , sentuhan tangan Tejo di punggungnya membuat memarnya terasa perih kembali. Tubuh Vio menggeliat geliat menahan sakit.

 

“kenapa neng….sakit ya…???” kata Tejo yang justru malah dengan sengaja menyentuh dan menyusuri bekas memar yang memanjang itu.

“aduh…jangan dipegang bang….perihh….” Vio sejenak melepas kulumannya dan menyempatkan menoleh ke arah Tejo.

Ipul yang kenikmatannya terganggu  , dengan tak sabar menarik kembali kepala Vio untuk melanjutkan kulumannya. Kali ini kepala Vio ia tahan dengan tangan agar tak melepas lagi seperti tadi. Tejo memang tak menyentuh lagi memar Vio dengan tangan , tapi malahan berganti dengan lidah. Memar itu ia jilati perlahan sambil tangannya sibuk memilin milin putting gadis itu. Kontan saja tubuh Vio tersentak dan menggeliat. Ia tak bisa menoleh atau protes karena kepalanya ditahan Ipul. Vio hanya mengguman tak jelas sambil meneteskan air mata. Orang kedua yang menyemburkan sperma ke wajah Vio adalah Ipul lalu diikuti kemudian oleh Eman dan Togar. Sementara Tejo lebih suka spermanya ditelan Vio daripada disemburkan di wajah. Saat oral sex berakhir , wajah Vio telah belepotan oleh sperma dari keempat pemerkosanya yang bercampur dengan air matanya sendiri. Dan kondisi Vio yang menangis tersedu sedu dengan wajah penuh sperma rupanya cukup efektif membangkitkan kembali gairah si kumis Cs. Si kumis lantas masuk kembali ke warung dan kembali tak lama kemudian dengan membawa seember air lengkap dengan gayungnya.

“neng..cuci muka gih sono….” Perintah si kumis.

“ahhh..gak usah deh…cantikan kayak gini kok….” Ucap Eman

“iya tuh…anggap aja mandi susu…..” Ipul menimpali dan disambut derai tawa lainnya.

Telinga Vio rasanya makin panas saja. Ia merasa begitu terhina , sudah diperkosa , oleh orang orang kelas kampung pula. Meski begitu Vio dengan senang hati menerima tawaran si kumis. Dengan sedikit lega Vio mengambil beberapa gayung air untuk membersihkan wajahnya. Terasa dingin memang, namun ia juga merasa segar sekaligus bersih. Dingin lebih baik daripada harus bermandikan sperma.

 

“mandi aja non…tanggung sekalian…..” ujar Tejo bercanda.

“eehh..benar kau jo….si butet ini kita suruh mandi saja sekalian biar segar….” Togar menganggapi serius.

Vio tertegun dan berharap mereka bercanda. Berada di tempat terbuka tanpa pakaian sama sekali pada malam hari seperti saat ini saja dinginnya sudah begitu menyiksa. Sedari tadi rasa dingin itu ia abaikan karena teralihkan oleh siksaan si kumis dan oral sex yang ia lakukan pada mereka. Tapi sekarang hawa dingin itu sangat terasa apalagi jika harus ditambah dengan mengguyur tubuh dengan air sedingin ini.

“iya neng…mandi aja sekalian….ayo”

“ta..tapi…bang….dingin….” keluh Vio.

“terserah deh…mau mandi atau ini…..” si kumis telah memegang kembali sabuknya.

Vio langsung saja terintimidasi dan menyerah, ia tak yakin mampu menahan siksaan sabetan sabuk si kumis sekali lagi. Dengan gontai ia mengambil segayung air lalu perlahan menyiramkannya perlahan ke seluruh tubuh layaknya sedang mandi.

“ooohww…” rasa dingin langsung menyerang Vio hingga ke tulang.

“uu..uu..udd..ddahh..bbb..baa..baaannng…..” Vio menggigil kedinginan. Ia mencoba mengurangi rasa dingin dengan bersilang tangan.

“masa sekali doang..mana bersih dong neng…..!!!” kata Eman.

“betul…masih setengah ember lho….mbok ya dihabiskan….” Kata Tejo pula.

Bibir Vio tak berkata apa apa. Tapi sorot matanya menyiratkan penghibaan dan memohon belas kasihan. Tatapan Vio dibalas si kumis dengan memutar mutar sabuknya dan Vio pun sadar ia tak punya pilihan lain.

Vio kembali mengambil segayung air dan disiramkan ke tubuhnya.

“oowhhh…” Vio kembali terpekik kedinginan.

Tubuhnya semakin menggigil , bibirnya bergetar dan giginya terdengar bergemeletuk karena dingin.

 

“aahhh..kelamaan kau……!!!” Togar dengan tak sabar mengambil ember itu dan menumpahkan sisa airnya ke tubuh Vio.

“ooooooowwwwwhh….” Vio terpekik panjang.

Dingin yang Vio rasakan semakin tak tertahankan lagi. Ia langsung meringkuk dan berjongkok dengan tangan bersilang, tubuhnya terus menggigil dan suara gemeletuk giginya semakin jelas terdengar.

“dingin neng ya….duhh kasiaaannn….” Si kumis membelai wajah Vio yang terlihat semakin putih karena pucat.

“ayo sini…abang angetin deh…..” si kumis mengangkat tubuh Vio sendirian , ” hei…gue duluan coy…!!!”

Si kumis menggendong tubuh Vio masuk kembali ke warung diikuti empat orang lainnya. Di warung tersebut tepatnya dekat dapur memang terdapat sebuah kasur sederhana namun cukup nyaman. Si  kumis sengaja menyiapkan itu untuk melepas lelah sejenak jika tak ada pembeli. Tubuh Vio dibaringkan disana. Si kumis mEmang mendapat giliran pertama menikmati tubuh sintal Vio, sementara empat orang lainnya menunggu giliran sambil mengundi siapa selanjutnya.

“hhmmm….mulusss…dingiiinn….kayak es batu….” Si kumis meraba setiap lekuk tubuh Vio yang masih kedinginan. Tak seinci pun tubuh indah Vio terlewat untuk disentuh. Jari jarinya dengan nakal mengorek liang vagina Vio. Gadis itu menggeliat dan menggelinjang mengalihkannya untuk sementara dari rasa dingin yang menderanya.

Si kumis lalu menaiki tubuh Vio. Buah dada montok gadis itu ia remas , penisnya ia jepitkan diantara belahan montok tersebut. Sambil tak lepas meremas , si kumis bergerak mendorong penisnya di sela jepitan buah dada Vio.

“hhuuahh..mimpi apa gue ya…….” Si kumis merasakan kenikmatan berganda.

Masih dengan menjepitkan penisnya diantara buah dada Vio , ia menyodorkan ujungnya ke bibir Vio.

 

“jilat yang enak ..neng….”

Dengan pasrah Vio menjulurkan lidahnya menjilati ujung penis tersebut. Lidahnya bergerak teratur memutar mengikuti bentuk kepala penis yang tentunya memberikan efek nikmat luar biasa untuk si kumis. Untuk beberapa menit si kumis betah melakukan hal itu. Meremas bulatan dada Vio , menjepit dan menggesek di belahan dadanya dan sebagai selingan ia menikmati jilatan lidah Vio di ujung penisnya. Barulah kemudian ia memposisikan penisnya di depan vagina Vio. Paha gadis itu ia buka lebar , mengatur posisi sejenak dan dengan sekali dorong , penis itu melesak masuk ke dalam vagina Vio.

“ooooahhhh…..” Vio mendesah panjang saat penis itu menyeruak masuk.

Dan sambil tetap meremas buah dada Vio , si kumis mulai melakukan genjotan. Terakhir kali si kumis menyetubuhi wanita adalah setahun lalu, itu pun dengan janda anak tiga yang wajahnya biasa saja dan tubuhnya sudah agak melar. Maka tak mengherankan ia kini menggenjot tubuh Vio dengan bersemangat dan cenderung kasar. Lagipula siapa yang tak tergiur untuk  meniduri gadis cantik model majalah pria dewasa. Si kumis dan yang lainnya memang tak tahu jika Vio ini sebenarnya adalah model. Tapi itu tak penting, karena keindahan tubuh Vio telah menjelaskan segalanya. Bagi Vio sendiri kekasaran si kumis membuatnya sulit untuk menikmati persetubuhan ini. Dibandingkan si kumis, masih lebih baik Benjo, preman berwajah sangar yang pernah menyetubuhinya beberapa waktu lalu. Setidaknya meski berwajah seram, Benjo tahu bagaimana cara membuat wanita merasa nyaman dan terbuai. Hingga kemudian si kumis mencapai orgasme, Vio tak merasakan apa apa selain lelah dan panas di vaginanya. Si kumis mencabut penisnya dengan perasaan puas. Ia melakukan kecupan kilat di buah dada Vio sebelum meninggalkannya.

 

Sepeninggal si kumis, Vio dengan cepat berusaha mengatur nafas dan mengumpulkan tenaga. Ia sadar masih ada empat orang lain yang harus dilayaninya. Dan Vio berharap empat orang yang lain tak sekasar si kumis. Giliran berikutnya ternyata Ipul. Di tangannya ia memegang sebuah kaset dan kunci mobil Vio. Dengan pasrah Vio berbaring menunggu pria itu menjamah tubuhnya. Tetapi Ipul justru menariknya bangun dan membawanya kembali ke halaman belakang warung. Jantung Vio berdegub lebih kencang, hawa dingin yang menusuk kembali menderanya. Ia merasa cemas akan mengalami hal yang membuatnya menderita lagi. Namun Vio tak berani protes. Ipul ternyata membawa Vio ke samping kanan warung dimana Togar menyembunyikan honda jazz Vio. Ipul menyuruh Vio berdiri di depan mobil sementara Ipul masuk ke dalam.

Vio menuruti perintah Ipul dengan bertanya tanya, apa yang akan dilakukan pria itu. Vio terlompat kaget saat tiba tiba lampu depan mobil dinyalakan. Ia menghalangi matanya dengan telapak tangan mencoba mengurangi silau. Dari sound system mobilnya, Vio mendengar suara musik yang volumenya disetting maksimal. Intro lagunya terasa familiar di telinga Vio. Ini lagu Mari Bercinta dari Aura Kasih. Ipul keluar dari mobil dengan senyum cabul menghiasi wajahnya.

“neng…tahu lagu ini nggak…???”

Vio mengangguk pelan.

“sekarang neng nari yang hot…kalo bisa lebih hot dari Aura Kasih…..ngerti..???”

Vio kembali mengangguk pelan. Di depan mobilnya Vio mulai menggerakan tubuhnya sesuai irama lagu. Sebenarnya untuk urusan goyang badan, Vio jagonya. She is a queen of the dance floor. Namun tidak untuk malam ini. Risih, dingin dan lelah membuat gerakannya terlihat kaku. Dan itu membuat Ipul geram. Didekatinya Vio dan ditamparnya dengan keras.

 

“aaww….!!!” Vio terjatuh di kap mobil sambil memegang pipi.

“heh…!!! Gue bilang nari yang hot…kayak Aura Kasih..!!! bukannya kayak unyil gitu….!!!”

Ipul kembali melayangkan tangannya ke pipi Vio.tak hanya sekali tapi berkali kali , bergantian kiri dan kanan.

“aaww…ampun bang…!!! Ampuun..!!! ampun…..!!! jangan…!!!!!!”

Vio mengangkat tangan mencoba menghalangi gerakan tangan Ipul.

“heh..pecun denger ya….!!! Gue puter lagunya sekali lagi…..!!! kalo masih kayak unyil juga…hihhh…!!!!” Ipul mengangkat tangan mengancam Vio.

“jangan bang…iya bang..iya ..iya……”

Ipul masuk kembali ke mobil dan merewind lagunya dari awal.

“ayo nari yang bener….!!!”

Dan Vio mulai menari lebih serius.

Lagu mari bercinta Aura Kasih memang bernuansa erotis apalagi diperkuat dengan dua versi video klip yang menonjolkan erotisme penyanyinya, terutama video klip pertama yang dilarang tayang di televisi. Ipul sangat merasakan erotisme lagu tersebut malam ini , apalagi divisualisasikan dengan nyata bukan hanya sekedar video klip. Di bawah sorotan lampu mobilnya yang menambah eksotisme dan erotisme , Vio menggerakan tubuhnya sesuai irama lagu. Gerakannya lebih erotis dibanding Aura Kasih tentunya. Liukan tubuhnya sungguh mampu membangkitkan birahi pria manapun dalam waktu singkat. Sambil bergoyang dengan binalnya tangannya memainkan buah dadanya sendiri, dari bibir Vio meluncur desahan demi desahan pemancing syahwat.

Mari bercinta denganku…….

Dekap aku hanyutkan ku…….

Dengan irama yang menggoda…..

Kita menari bersama…………..

 

Bagai sebuah pertanda, lirik lagu tersebut mengundang Ipul untuk mendekat. Meski dengan wajah terpaksa, Vio menyambut Ipul dan melangkur lehernya. Ia rapatkan tubuhnya dan menggesekan dadanya naik turun di dada Ipul. Wajah Ipul jelas sumringah menikmati aksi Vio.ini mEmang yang diinginkannya. Tak hanya di depan, Vio juga bergerak ke belakang Ipul. Ia rapatkan tubuhnya dipunggung Ipul dan menggesekan buah dadanya naik turun disana. Lagu aura kasih hampir habis saat Vio kembali ke depan. Satu tangan Vio merangkul leher Ipul, sementar yang lain meraih penis pria itu. Penis itu ia gesek gesekan di permukaan vaginanya, wajah Ipul ia tarik mendekat dan mereka pun berciuman dengan panasnya. Berbeda dengan si kumis yang cenderung ‘tembak langsung’ , Vio lebih menikmati persetubuhan ini. Entah karena Ipul pandai merangsangnya, entah karena pengaruh lagu mari bercinta. Atau entah karena pertama kalinya ia bercinta di kap mobil dengan bercahayakan lampu depan yang terasa begitu ‘sexy’ .. mungkin juga karena gabungan semuanya. Tak ingin cepat selesai, Ipul mengambil tangan Vio yang menggenggam penisnya lalu dirangkulkan pula di lehernya. Kali ini dengan diiringi bait terakhir lagu mari bercinta , keduanya berangkulan erat sambil berciuman dengan dahsyat dan bernafsu. Tekanan empuk buah dada Vio dan gelitikan putingnya membuat Ipul semakin mempererat pelukannya. Lagu mari bercinta selesai. Ipul mendorong Vio terbaring di kap mobil , mempersiapkan untuk ditindihnya. Lagu berikut yang terdengar dari dalam mobil adalah dari Kangen Band. Rupanya itu kaset rekaman. Meski dalam posisi siap ditindih namun saat mendengar lagu Kangen Band, mata Vio sekilas berkernyit.selera musik pemerkosanya benar benar aneh. Dan sekarang bukan hanya dirinya saja yang ternoda, mobil honda jazz kesayangannya pun kini ikut ‘ternoda’ oleh lagu Kangen Band.

 

Perlahan tapi pasti , penis Ipul melesak masuk. Setelah di dalam ia tak langsung melakukan genjotan. Ia membiarkan dirinya dan juga Vio saling beradaptasi. Selagi menunggu sekali lagi ia mencium bibir Vio dengan mesra. Barulah beberapa saat kemudian Ipul melakukan genjotan tapi tak sekaligus. Ipul melakukan sekali hentakan lalu jeda beberapa saat, sekali hentakan jeda lagi. hentakan lagi…begitu seterusnya.

Setiap kali Ipul menghentak,Vio mendesah pendek. Bukan desahan penderitaan tapi desahan kenikmatan. Kali ini Vio memang menikmatinya. Ipul bisa melihat dan merasakan saat Vio mulai terbiasa dan menikmati, ia pun mulai melakukan genjotan dengan intens. Sambil memegangi kedua tangan Vio, penisnya menghantam vagina Vio dengan gerakan stabil. Tubuh Vio terguncang guncang di atas kap mobil, buah dadanya bergoyang seirama gerakan pemilknya. Erangan dan rintihan lirih keluar dari bibir basah Vio.

“ooohh…oohhhh..aaahhh..awhh…oohhh….”

Dan erangan pendek Vio berubah menjadi lolongan panjang saat tubuhnya menegang lalu melemas. Dirinya mencapai orgasme lebih dahulu, Ipul mengikuti beberapa saat kemudian. Untuk kedua kalinya sperma membasahi vagina Vio. Ipul mencabut penisnya dan menyuruh Vio membersihkan penis itu dengan mulutnya .Vio melakukan service terakhir .. penis itu ia jilati dan kulum, sperma yang tersisa ia jilati hingga bersih..

“feeeww….asyik uy….nanti lagi ya neng….” Kata Vio sambil mencium pipi Vio dan meninggalkannya terbaring lemas di atas kap mobil.

Vio merasakan tubuhnya sudah tak bertenaga untuk bergerak sedikitpun, ia hanya berbaring lemah di kap mobil sambil menatap langit gelap. Pikirannya menerawang entah kemana. Dan Vio menghembuskan nafas panjang saat mendengar langkah kaki mendekat. Masih ada tiga orang lagi yang harus ia layani. Setelah itupun semuanya belum tentu berakhir, karena bisa saja mereka ingin menikmati tubuh Vio untuk kedua kalinya . setidaknya Ipul sudah berencana seperti itu. Vio pun mengeluh pendek, ini akan menjadi malam yang sangat panjang baginya.

 

***NAGA_LANGIT PRODUCTION***

 

“Siapa kamu…???”

Doni terkejut saat tiba tiba muncul seseorang entah darimana bahkan tahu akan keberadaan ‘black note’. Yang lebih membuat Doni heran adalah penampilan orang itu yang aneh bin ajaib. Doni menebak usia lelaki ini tak jauh berbeda dari dirinya. Namun pakaiannya sungguh luar biasa. Orang itu memakai jas panjang ala pesulap jaman 80-an lengkap dengan topi yang biasa digunakan untuk mengeluarkan kelinci. (untuk yang masa kecilnya di era 80-an mungkin tahu pesulap terkenal bernama Mr.Robin).

“perkenalkan…nama saya Joker…..” pria itu membungkuk sambil membuka topi layaknya pesulap yang akan memulai atraksi.

“Joker….???” Doni tersenyum sinis, “dan saya Bruce Wayne…..”

Doni balas membungkuk, lebih bermaksud mengejek daripada menghormat.

“hahaha…kamu Doni…..dan saat ini kamu memegang ‘black note’….betul…???”

Doni langsung bersikap serius dan waspada. Dipandanginya pria yang mengaku Joker itu penuh curiga.

“kamu tahu soal ‘black note’…??” tanya Doni

“tentu saja….aku juga tahu perempuan yang diperkosa disana itu mantan pacarmu ..betul…??? dan namanya Viona…”

Doni terdiam mencoba membaca situasi.

“dan kamu sudah dua kali menggunakan ‘black note’ pada Viona itu..betul kan…???” lanjut Joker.

Doni masih tak bicara apa apa.

“aku juga tahu tentang spg bernama Ina , pemerkosaan Azhari bersaudara, kematian beberapa koruptor , dan…….”

“ok..ok…cukup….cukup…..!!!” Doni memotong , “darimana kamu tahu semua itu…???”

“tentu saja….karena akulah yang membuat ‘black note’……”

 

“apa…???” Doni terkejut , “kamu pembuat ‘black note’…???”

“well….bisa dibilang begitu…..aku salah satu dari yang membuatnya….”

Joker lalu menceritakan sejarah singkat dari ‘black note’. Doni menyimak dengan serius , sesekali dahinya berkerut mencoba mencerna apa yang didengarnya.

“ok…kamu pembuat ‘black note’…”Doni angkat bicara setelah cerita Joker selesai, “lalu kenapa dari semua pembuat ‘black note’ …Cuma kamu yang masih hidup…bahkan abadi….”

“hehehehe..itu gak penting….atau tepatnya belum saatnya kamu tahu…..”

“ok…lalu kenapa kamu muncul disini…apa akan mengambil kembali ‘black note’…???”

“oohh..tidak…silakan saja pakai sepuasmu….justru aku datang untuk membantu kamu mEmanfaatkan buku itu dengan lebih maksimal……”

“maksimal….maksudnya…???” Doni terlihat bingung

Joker tersenyum penuh arti , “kamu pernah menggunakan ‘black note’ pada Rossa dan gagal kan…??”

Doni teringat saat di mall dan pertama kali menggunakannya, ia gagal menggunakan ‘black note’ pada Rossa.

“ya…dan itu karena Rossa bukanlah nama lengkap…..” jawab Doni

“dengan bantuanku kamu bisa ‘mengerjai’ Rossa bahkan tanpa harus tahu nama lengkapnya….”

“tapi aturannya kan……”

“aturan tetap aturan…..”Joker memotong , “tapi dengan sedikit improvisasi dan imajinasi….aturan bisa kita akali…..”

Doni malahan semakin bingung. ‘black note’ ia ambil dari dalam mobilnya, dibacanya aturan secara berulang ulang namun ia tak mendapatkan ide apapun.

 

“bingung….??’ Tanya Joker , “kreatiflah sedikit dan coba berpikir di luar kotak…..”

Sekali lagi Doni membaca aturan ‘black note’ namun ia tetap tak menemukan apa yang dimaksud Joker.

“jika kamu kreatif….imajinasi seliar apapun akan bisa kamu wujudkan……” kata Joker sambil membuka topinya dan benar benar mengeluarkan kelinci dari sana.

“maksudnya…???”

“apa imajinasi terliar kamu…. Rossa , Agnes Monica atau Aura Kasih menyanyi sambil striptease di televisi….atau bayangkan Magdalena, Olga Lydia membawakan acara sambil melepas pakaiannya satu persatu…….atau mungkin ingin melihat Rahma Sarita, Tina Talisa atau Chantal Della Concetta membaca berita tanpa busana alias bugil….menggoda kan???”

“saya pernah berpikir seperti itu..tapi ada dua masalah….”

“yaitu…???”

“pertama kita harus tahu nama lengkap mereka, sementara artis biasanya jarang menggunakan nama asli….”

“ok…kedua..????”

“katakanlah kita bisa melakukan itu semua…lalu apa…??? Pihak stasiun TV akan dengan mudah mensensornya atau memotongnya dengan iklan jika itu siaran langsung…..”

“sekali lagi…..kuncinya imajinasi dan improvisasi……”kata Joker sambil kembali membuka topi. Kali ini sekawanan burung merpati terbang dari dalamnya.

“tanpa melanggar aturan ‘black note’ kita bisa membuatnya mungkin…” lanjut Joker.

Doni malah semakin bingung dibuatnya.

‘ok..kita buat lebih mudah….. ” kata Joker ,”bagaimana jika saya katakan kita bisa menghabisi seluruh warga Jakarta dengan sekali tebas…”

 

Kali ini Doni tertawa terbahak bahak mendengarnya.

“hahahaa..itu konyoll…sangat konyol sekali…..bagaimana mungkin kita bisa tahu seluruh nama warga Jakarta dan harus berapa juta nama yang kita tulis di ‘black note’…hahahhaa….”

“tak perlu seperti itu…” jawab Joker dengan tenang , “cukup tulis beberapa nama dan selesai sudah…..”

Doni langsung terdiam, “hanya beberapa nama …??? Bagaimana bisa….???”

“contoh mudah adalah mei ’98….kamu tahu siapa saja yang tewas dan diperkosa saat itu dan berapa jumlahnya…???”

“tentu saja tidak….”

“begitupun pemegang ‘black note’ saat itu. Dia tak perlu tahu nama siapa saja yang akan tewas dan diperkosa….dia hanya menulis beberapa nama yang tepat…dan terjadilah semua….”

Doni mulai menggali memorinya tentang kerusuhan mei ’98 dimana banyak korban tewas dan perempuan diperkosa. Dan perlahan lahan sebuah gambaran muncul di benaknya , ia mulai paham maksud dari Joker. Kerusuhan mei 1998 diawali dengan tewasnya beberapa mahasiswa dan tiba tiba saja setelah itu terjadi pergerakan massa besar besaran hingga terjadi kerusuhan.

“efek domino….” gumam Doni.

“binggo,…..!!!!” Joker berseru senang ,”itu dia..efek domino….kematian yang menyebabkan kematian orang lain….”

“jika kita menulis nama seseorang akan tewas karena kecelakaan pesawat, maka akan ada seratus orang lagi yang ikut tewas tanpa harus ditulis di ‘black note’….” Doni mulai paham

 

“benar sekali….dan jika kita membunuh presiden Amerika, maka besok atau lusa akan ada ratusan atau mungkin ribuan orang yang akan tewas karena negaranya diserang tentara Amerika….”

Doni kini sudah benar benar paham. Selama ini ia memang hanya menggunakan ‘black note’ secara ‘straight’ saja. Ia hanya menulis nama dan penyebabnya saja. Tak pernah terpikirkan sebelumnya jika nama yang ia tulis bisa dijadikan penyebab bagi yang lainnya. Efek domino.

“sepertinya kamu paham sekarang….” Kata Joker sambil merogoh topinya , mengeluarkan sebuah apel dan memakannya.

“pilih nama yang tepat….buat skenario yang pas…dan besok sore kita akan melihat Chantal Della Concetta membacakan berita tanpa pakaian…tanpa sensor…dan tanpa iklan……” kata Joker kemudian.

” ‘black note’ bisa melakukan itu semua…???” tanya Doni meyakinkan diri.

“untuk itulah aku disini, my friend……aku bantu kamu memaksimalkan fungsi ‘black note’….dan mewujudkan  fantasi terliarmu……” jawab Joker mantap.

Doni menganggukan kepala. Kali ini ia tak lagi berwaspada pada Joker, sebaliknya ia mulai sepenuhnya percaya pada sosok misterius ini.

“bayangkan lagi…..kita bisa mengatur acara Tv semau kita…..bagaimana jika bioskop transtv atau box office RCTI menayangkan film Miyabi, Sora Aoi atau Takako Kitahara…tanpa sensoor…????”

Doni tersenyum nakal mendengarnya.

“atau bagaimana jika sinetron cengeng SCTV dan sinetron murahan Indosiar , kita ganti dengan drama erotis dari Philipina atau Prancis….hmmm…???”

Doni dan Joker tertawa bersamaan membayangkannya. Doni membayangkan reaksi para moralis yang megusung UU pornografi saat melihat film JAV ditayangkan bebas di televisi.

“jadi….mau terima bantuan saya….the Joker……???” Joker mengulurkan tangannya.

Doni ragu sesaat , “apa imbalannya….???”

“hahaha..tentu saja tak perlu imbalan…’black note’ bukan pesugihan….aku sudah cukup senang jika ‘black note’ digunakan sebagaimana mestinya….” jawab Joker meyakinkan….”jadi deal..or no deal….???”

Joker kembali mengulurkan tangannya dan kali ini Doni menyambutnya dengan mantap.

“deal…!!!” jawab Doni.

Dan Joker pun tersenyum penuh kemenangan. Umpannya mengena sesuai rencana. Doni sama sekali tak mengetahui apa rencana Joker sebenarnya. Namun dipastikan beberapa hari ke depan akan terjadi kekacauan yang luar biasa. Bahkan bukan tidak mungkin kerusuhan dan pemerkosaan massal mei 1998 akan terulang kembali.
****************

 

 



BLACK NOTE 1

Posted: January 9, 2011 in black note series

Warning : cerita ini terinspirasi dari serial death note karya Tsugumi Ohba & Takeshi Obata. Tapi cerita ini tidak mengambil alur cerita death note melainkan hanya esensinya saja untuk kemudian diolah kembali sesuai dengan kultur Indonesia

———————————————–
(more…)